Membaca Indonesia 2024 dari Kunjungan Anies ke Sumatera Barat

oleh -714 views
oleh
714 views
Penulis (kanan) bersama Anies Baswedan pada Safari Politik Caores deklarasi Partai NasDem, Minggu 4/12-2022. (dok)

Oleh lhamsyah Mirman

Founder RRc/Koordinator 3R4 Anies

DIJAMU MAKANbajamba oleh Ketua Yayasan Siti Rahmah Hj. Maizarnis, beserta Ketua DPW NasDem Fadli Amran dan keluarga di kompleks pendidikan Baiturrahmah, menjadi penutup manis safari calon Presiden Anies Baswedan di ranah Bundo Kanduang.

Makan adat menurut tradisi Minang untuk menghargai tamu, digelar berbarengan dengan acara ramah tamah bersama pimpinan media, relawan dan tokoh masyarakat Sumatera Barat, sebelum melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru, Riau

Rangkaian Kunjungan

Hari pertama Anies mendarat dari Aceh melakukan kunjungan ke Sumatera Barat disambut meriah. Massa yang didominasi relawan dan jajaran partai NasDem, memenuhi area kedatangan Bandara Minangkabau menjadi menu pembuka. Pemasangan deta oleh ninik mamak pemuka masyarakat Ketaping, Padang Pariaman menandai awal rangkaian silaturrahim.

Agenda pertama menikmati durian, shalat dan berkunjung ke komplek pendidikan INS Kayutanam. Diterima Fasli Jalal bersama keturunan Angku Sjafei yang juga kerabat Buya Natsir, serta keluarga besar INS Kayutanam. Usai ramah tamah, Anies ziarah dan sejenak berdoa di makam pendiri INS, Angku Sjafei. Perjalanan dilanjutkan ke Diniyah Puteri, Padangpanjang.

Ada kejadian menarik yang luput dari keriuhan massa berebut ingin berfoto. Bagaimana kekaguman Anies Baswedan terhadap sosok Natsir dan latar belakang masa kecil diceritakan dengan penuh penghayatan kepada Fasli yang didampingi Novian Zein, Emrizal dan penulis sepanjang jalan setapak.

Sedemikian nyambung dialog dan interaksi antara Anies dan Fasli dalam memandang hormat figur yang mewariskan lembaga pendidikan dari masa kolonial, tergambar jelas didepan publik yang mengiringi perjalanan hingga rombongan meninggalkan halaman RM Upiak Banun.

Hari kedua, diwarnai kembali dengan persentuhan dunia pendidikan. Kendati dibungkus cover menghadiri Deklarasi Relawan Perubahan, namun publik tentu tahu apa makna dibalik gelaran di GOR Adzkia. Komplek pendidikan yang berpengaruh dalam khazanah akademik hingga konstelasi perpolitikan Sumatera Barat, tidak bisa lepas dari figur sang pendiri.

Bukan satu kebetulan Irwan Prayitno (IP) hadir. Gubernur Sumbar dua periode (2010-2020) tampil menyambut kedatangan Anies. Terjawab sudah teka-teki dikalangan partai pengusung dan relawan tentang komunitas yang acara pendeklarasiannya dihadiri khusus oleh Anies. Dikegiatan ini sekaligus menyampaikan pesan di mana tegak IP beserta gerbong besarnya.

Kunjungan ke sentra intelektual aneka genre, INS Kayutanam, Diniyah Puteri Padangpanjang, Adzkia dan ditutup ke Baiturrahmah, menjadi penanda posisioning Anies yang menjadi kekuatannya selama ini.

Founder Indonesia Mengajar ini sangat sadar betapa dunia pendidikan dalam kondisi gamang. Ibu pertiwi sedang terengah menghadapi gempuran peradaban. Maka ditopang figur intelektual mumpuni, Fasli Jalal dan Irwan Prayitno, plus Fadli Amran, diyakini membawa optimisme mau kemana arah angin mencerdaskan kehidupan bangsa dibawa.

Menyapa Pendukung

Anies bersama Fasli Jalal di INS Kayu Tanam, Sabtu 3/12-2022. (dok)

Yang tak kalah heroik bagaimana silaturrahim ke sejumlah titik publik dilakoni, seperti ke Pasar Kuliner Padangpanjang dan kawasan Danau Cimpago, Tapi Lauik, selain keseruan di BIM.

Gemuruh massa berpayung mendominasi sepanjang pantai Puruih. Kendati hujan nonstop sejak malam hari, namun tak membuat masyarakat bergeming menyambut kehadiran Anies. Mak-mak, tua muda dari berbagai penjuru memadati area panggung utama.

Berseliweran di jagat media sosial bagaimana keukeuh peserta berpayung atau mantel warna warni, dengan mimik ceria menahan rintik hujan dan dingin angin laut pantai barat.

Pertemuan lintas partai dan komunitas relawan juga mewarnai perjalanan Anies. Selain secara adat, agenda ramah tamah dengan LKAAM Padangpanjang dan berkunjung ke kantor yang diterima hangat jajaran pengurus LKAAM Sumbar beserta rangkaian prosesi adat, menggenapi silaturrahim.

Praktis 24 jam di ranah Minang, sembilan titik, empat lembaga pendidikan, tiga sentra publik, lembaga adat budaya Minang, dua komunitas politik (parpol calon pengusung dan kelompok relawan), menjadi goresan perjalanan yang mengharu biru jagat politik.

Ranah Mengilhami Rantau

“Keliling Indonesia itu berat, biar aku saja”, tulisan dibaju kaos yang dikenakan Anies pada satu kesempatan menggambarkan masih panjang langkah yang harus dijejak.

Kendati ada kelompok masyarakat mendemo, namun secara umum bisa dianggap sebagai bunga demokrasi. Membentangkan satu dua spanduk, kurang sepuluh orang anak muda yang sepintas tampaknya bukan public figure atau tokoh yang jelas rekam jejak politiknya, berorasi mengecam kedatangan Anies.

Selanjutnya ditunggu benar apa yang terjadi dengan Anies dan politik Indonesia di 2024. Bisakah Anies berselancar ditengah kepungan partai dan tebaran onak.

Mungkinkah Sumbar mencetak ‘hatrick’ dalam memilih pemimpin negeri. Amien Rais (2004) dan Prabowo (2014 & 2019) presiden ‘Sumbar’ bakal terulang. Ataukah kali ini nagari memberi pelajaran kepada warga negeri, bagaimana memilih pemimpin.

It’s Time, tulisan di ‘jaket’ Fadli Amran saat memberi sambutan di rintik hujan pagi tapi lauik Purus kota Padang.(analisa)