Mencari Emas

oleh -831 views
oleh
831 views
Dony Oskaria

Catatan Si Dony

 “Saya merasa beruntung memulai karir di bawah bimbingan orang orang yang baik waktu itu” demikian saya menjawab pertanyaan seorang mahasiswa dalam sebuah seminar di perguruan tinggi terkenal. Pertanyaan ini kemudian membawa saya mengingat kembali beberapa kata bijak, nasehat dan bacaan yang saya dapatkan dari pemimpin ketika itu.
Tahun 1996 Theodore Permadi Rahmat, atau kami menyebutnya Pak TP yang kala itu menjabat sebagi Direktur Utama Astra, memberi saya sebuah buku yang berjudul “You Can Win” karangan Shiv Kera. Buku ini punya sub title “Winners Dont Do Different Things, but They Do Things Differently, yang kurang lebih artinya adalah orang orang yang menang pada dasarnya melakukan hal yang sama dengan kita, tetapi dia melakukanya dengan cara yang berbeda. Buku ini sangat inspiratif, banyak hal positif yang saya dapatkan.
Salah satu bagian dari buku ini bercerita tentang seorang industriawan terkenal Amerika Serikat bernama Andrew Carnegie. Dikisahkan  suatu hari seorang karyawan bertanya kepadanya ” Pak andrew, apa yang membuat anda begitu disukai orang dan punya banyak sekali sahabat?”.
Andrew menjawab “Bagi saya berhubungan dengan orang lain itu seperti seseorang mencari emas, untuk mendapatkan satu ons emas terkadang kita harus mengangkat berton ton pasir, tetapi kita tidak peduli dengan pasirnya karena yang kita cari adalah emas. Begitu juga kita dalam berhubungan dengan orang lain, untuk menemukan kebaikan  sering kita menemukan kekurangan orang lain tetapi kita tidak peduli dengan kekuranganya karena yang kita cari adalah kebaikanya. Dengan fokus melihat kebaikan orang lain menghasilkan hubungan dan perilaku yang positif. Karena itu selalulah melihat kebaikan orang jangan terlalu sibuk mengurusi kekurangan orang lain.
Cerita ini sangat membekas bagi saya,  seringkali kita terjebak didalam situasi atau percakapan yang mencari kekurangan seseorang, banyak waktu yang terbuang tanpa hasil, namun luput dan abai akan kebaikan orang lain.
Pembaca yang budiman,  esensi dari “interpersonal skill” adalah Kemampuan kita didalam membangun sebuah hubungan baik. Di banyak negara keterampilan ini merupakan salah satu yang wajib dipelajari dan dikuasai disamping keterampilan lainnya karena akan membantu didalam mencapai tujuan, baik itu bagi seorang profesional, maupun bagi usahawan. Tidak ada keberhasilan yang didapatkan tanpa pertolongan orang lain, demikian ringkasnya.
Setiap hari kita berinteraksi dengan banyak orang, setiap interaksi selalu ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, apakah akan memberikan dampak positif atau sebaliknya kita akan meninggalkan kesan negatif sangat tergantung kepada kita. Stephen Covey dalam bukunya yang sangat popular ” The Sevent Habits for Highly Effective People” atau 7 kebiasaan  untuk menjadi  efektif menuliskan  bahwa setiap orang memiliki rekening emosi dengan orang lain, apabila kita berbuat baik maka kita menambah saldo pada rekening kita, sebaliknya setiap perbuatan yang tidak baik kepada orang lain, akan mengurangi saldo kita. Posisi saldo ini akan menentukan tingkat kepercayaan seseorang, jika saldo kita positif maka akan tinggi tingkat kepercayaan seseorang begitupun sebaliknya. Tingkat kepercayaan akan berhubungan dengan tingkat kesuksesan baik itu bagi profesional maupun pengusaha. Jabatan didapatkan karena kepercayaan, bisnis diperoleh karena kepercayaan. Karena itu selalu lah berbuat baik dan melihat kebaikan dalam setiap hubungan yang dibangun, kata orang bijak musuh satu terlalu banyak, teman seribu terlalu sedikit.  Mari kita mencari emas jangan terlalu peduli dengan pasirnya. ***