Mendes Eko Diminta Bagi Pengalaman Program Dana Desa kepada Sejumlah Negara

oleh -500 views
oleh
500 views
Sukses program dana desa, Mendes Eko Putro Sandjojo tuai aspirasi internasional, berbagi pengalaman, Eko diundang ke acara IFAD di Roma. (foto: humker/kdpdtt)

Jakarta,—Kesuksesan program dana desa tak hanya dikonsumsi publik nasional, tapi juga membetot perhatian dunia internasional.

Terbukti lembaga sekelas International Fund for Agricultural Development (IFAD) juga memberi perhatian khsusu terkait Dana Desa di Indonesia. Bahkan IFAD meminta Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo berbagi pengalaman dengan negara-negara lain di dunia.

Eko Putro Sandjojo membenarkan hal tersebut. Eko mengatakan pihaknya diundang oleh IFAD untuk menjadi pembicara di hadapan sejumlah negara di Roma pada 15 Februari 2019. “Fokusnya ntuk berbagi pengalaman Indonesia dalam membangun perdesaan,”ujar Eko Putro Sandjojo mengungkapnya pada Rapat Teknis Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTu Kemendes PDTT) Tahun Anggaran 2019 di Jakarta, Jumat 1/2.

Menurut Mendes Eko Pembangunan dengan dana desa diapresiasi bukan hanya di negara ini. Tapi juga oleh negara-negara lain.

“Bahkan kita diundang IFAD untuk sharing kepada sejumlah negara di dunia. Itu akibat kerja keras Indonesia dalam mensukseskan pembangunan di desa,”ujarnya.

Menurut data terdokumentasi dengan sangat baik kata Eko Putro Sandjojo, dana desa totalnya dari 2015 sampai 2018 sebesar Rp 187 Triliun.

Peruntukannya. selama tiga tahun itu telah nyata terasa oleh masyarakat di perdesaaan, seperti membangun infrastruktur dengan jumlah yang sangat signifikan. Pada  2019, dana desa akan diprioritaskan untuk pengembangan sumber daya masyarakat dan ekonomi.

“Makanya BUMDes-nya kita gerakkan. Bisa dengan membuat desa wisata, bank sampah, simpan pinjam dan lain sebagainya,” ujarnya.

Ia mengatakan, pembangunan perdesaan sangat penting untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan. Menurutnya, hal tersebut tak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun juga menentukan maju atau tidaknya Indonesia secara ekonomi.

“Indonesia diprediksi akan menjadi negara nomor 4 ekonomi dunia pada 2050. Tapi semua itu tidak akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi yang bagus, tidak dibarengi dengan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. Dan kemiskinan itu ada di desa, daerah tertinggal dan daerah tertentu,” ujarnya.(rilis: humker/kdpdtt)