Menelisik Rencana Kontinjensi HPN 2018 di Kota Padang

oleh -915 views
oleh
915 views

Oleh: Patra Rina Dewi, S.Si, M.Sc
Aktivis Komunitas Siaga Tsunami

DARI tanggal 1 Februari 2018 Kota Padang sibuk berbenah dalam rangka menyambut Hari Pers Nasional.

Beberapa kegiatan dipusatkan di sekitar pantai Muaro lasak. Tenda-tenda dipasang dan panggung hiburan ditata sangat megah.

Acara puncak tanggal 9 Februari 2018 akan dihadiri oleh Presiden dan sejumlah tamu negara lainnya.

Tentu saja juga akan dihadiri oleh ratusan undangan dan ribuan masyarakat. Perhelatan ini adalah perhelatan akbar yang membuat masyarakat Sumbar khususnya Kota Padang berbangga karena menjadi tuan rumah dalam peringatan HPN.

Namun ada hal yang juga harus dipersiapkan oleh Pemerintah Kota Padang dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sehubungan dengan potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja, khususnya untuk ancaman gempa berpotensi tsunami.

Apakah Pemko Padang dan Pemprov Sumbar dilibatkan oleh Panitia HPN dalam menyusun rencana kontinjensi jika bencana tersebut terjadi pada saat pelaksanaan acara puncak HPN tersebut. Tentu saja kita tidak mengharapkan hal tersebut terjadi, tapi hal ini adalah hal serius yang harus dipikirkan dan dibuatkan perencanaannya.

Sama halnya dulu ketika Provinsi Riau terutama Pakanbaru menjadi tuan rumah pada pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) pada tahun 2012. Sebulan sebelum PON dilakasanakan, kebakaran lahan dan hutan terjadi di Riau dan kabut asapnya sangat mengganggu aktivitas masyarakat.

Maka BPBD Provinsi Riau segera menyusun rencana kontinjensi terutama agar bisa memadamkan api sesegera mungkin atau untuk mengantisipasi apabila kabut asap masih menyelimuti Riau saat PON dilangsungkan.

Pada rencana kontijensi dibuat skenario mulai dari ringan sampai sedang, kemana cabang olah raga akan dialihkan, dimana atlet dan official akan diinapkan dan dimana rumah sakit sebagai rujukan.

Mungkin saja BPBD Provinsi Sumbar dan BPBD Kota Padang sudah dilibatkan oleh panitia HPN dalam menyusun rencana kontinjensi terkait peringatan HPN sehingga jika terjadi hal yang tak diinginkan, maka langkah-langkah antisipasinya juga sudah terukur, seperti siapa yang akan melindungi dan menyelamatkan Presiden, mana jalur yang akan digunakan untuk evakuasi dan sejumlah tim medis sudah distandbykan serta bagaimana mengantisipasi jatuhnya korban akibat kepanikan serta upaya untuk mengurai kemacetan.

Hal ini perlu untuk kita pertanyakan kepada Panitia Peringatan Hari Pers Nasional dan semoga saja sudah dilakukan.

Tentunya Kelompok Siaga Bencana Masyarakat, Tagana, Kogami, RAPI, Pramuka Peduli, PMI dan organisasi masyarakat peduli bencana lainnya bersedia untuk dilibatkan.

Kepada Allah SWT kita meminta pertolongan dan perlindungan semoga bencana dijauhkan dari negeri Sumatera Barat. Mempersiapkan yang terbaik untuk keadaan terburuk itu lebih bijaksana

Salam siaga!

Patra Rina Dewi, S.Si, M.Sc
Aktivis Komunitas Siaga Tsunami