Menjemput Lailatul Qodar Pada Masa Pandemi Covid-19

oleh -241 views
oleh
241 views
Hj Nevi Zuairina, Anggota Komidi VI DPR RI dari Fraksi PKS. (foto: dok)

Oleh: Hj Nevi Zuairina, DPR RI

SEPULUH malam terakhir di bulan Ramadhan adalah saat-saat utama dan sangat Istimewa. Penghujung Ramadhan, saat-saat yang sangat berharga hingga tidak dapat dilewatkan begitu saja karena ada malam yang begitu mulia yakni malam Qodar.

Upaya serius meski kita upayakan agar dapat menggapai malam Qadar ini dengan menjalankan sunnah Rasulullah SAW yang selalu menghidupkan malam terutama di penghujung Ramadhan sehingga ada peningkatan pada kualitas ibadah.

Namun Ramadhan tahun ini masih sama dengan tahun lalu, di mana suasana ibadah diliputi oleh pandemi covid-19 yang belum kunjung berakhir, bahkan menunjukkan peningkatan kasus baru di beberapa daerah di Indonesia.

Keadaan yang tidak kalah beratnya dibanding tahun lalu, ketika kita hendak meningkatkan kualitas Ibadah, di waktu yang sama kita juga harus tetap waspada dengan covid yang grafiknya kembali naik. Bahkan Sumatera Barat pada posisi keempat provinsi terbanyak kasus positif di Indonesia dalam pekan terakhir ini.

Bagaimana pun, peluang pahala yang ditawarkan kepada ummat manusia yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan begitu besar dari AllahH SWT. Sehingga segala aktivitas yang dilakukan untuk meraih ibadah, ada syarat dan ketentuan yang perlu kita terapkan. Berupaya sekuat tenaga memburu Lailatul Qadar, kita juga berikhtiar menjaga diri dari penularan virus berbahaya ini.

Untuk daerah yang dalam kondisi merah, sangat penting menghidupkan Ramadhan dengan sangat dianjurkan di rumah saja. Mengkondisikan rumah untuk kondusif melakukan ibadah yang nyaman akan lebih baik pada kondisi pandemi yang belum selesai penanganannya. Dengan suasana kenyamanan dalam ibadah di rumah akan semakin menambah motivasi ibadah.

Untuk kaum muslimin pada daerah yang relatif aman dari pandemi, tetap untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, tetap di sarankan melakukan fokus ibadah yang dianggap paling aman dan nyaman.

Seberapapun kondisi yang kita alami, seberat apapun keadaan yang kita hadapi, malam Qodar mesti dapat kita raih. Persiapan fisik, mental dan spiritual kita kerahkan semaksimal mungkin untuk menggapai janji Allah akan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini. Karena umur ummat Nabi terakhir adalah sangat pendek relatif terhadap ummat-ummat nabi terdahulu, tapi kualitas ibadah yang dapat diraih tidak kalah dengan ummat yang berumur panjang.

Ibadah yang kita jalani sehari-hari ini di masa pandemi, membuat keterbatasan-keterbatasan karena memang suasana belum normal. Tidak normalnya suasanapun menjadikan ibadah kita menjadi tidak seperti sebelum terjadi pandemi. Akan tetapi, jangan sampai kualitas ibadah kita terkikis oleh adanya pandemi. Dengan menjadikan kita sebagai terdepan dalam pencegahan penyebaran covid-19, semoga Allah memberi pahala tersendiri dari upaya kita.

Kita semua ummat Muslim mesti menjadi yang terdepan dalam menegakkan protokol kesehatan. Karena ini adalah bagian dari ikhtiyar kita sebagai ummat terdidik dan bermartabat. Kita sebagai pelaku ibadah puasa, juga mesti memiliki kepedulian dalam menegakkan aturan. Semoga kita memperoleh Lalilatul Qadar, dan kita juga terhindar dari bahaya covid. Allah Bersama Kita. Amiin. (analisa/fb-@nevi..)