Menyadari Pentingnya Konservasi Manggrove bagi Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Iklim Dunia

oleh -344 views
oleh
344 views
Mangrove Desa Apar. disulap menjaid ekowisata dan mendapat penghargaan. (foto : dok)

Oleh: Henny Herwina

Dosen Biologi FMIPA UNAND

SEJAK awal bulan ini kami bersama Mahasiswa UNAND yang melaksanakan Kuliah kerja Nyata (KKN) yang bertugas di Desa Apar Pariaman Utara banyak berdiskusi terkait mangrove. Keberadaan ekosistem maggrove membuat Desa Apar sangat istimewa.

Bagaimana tidak, desa ini mengelola kawasan Ekowisata dengan ekosistem maggrove yang unik yaitu Apar Pariaman Manggrove Park yang telah membawa Desa Apar mendapat penghargaan Indonesia Green Award pada awal 2020 lalu setelah mendapat pendampingan pengembangan dari Pertamina dan Tabuik Diving Club. Tambahan lagi pada wilayah ini juga terdapat Konservasi Penyu dan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk Apar Mandiri.

Pemandangan dari menara pengamat Apar Pariaman Manggrove Park (kiri), kegiatan mahasiswa melakukan survei ekososiologi masyarakat dan arahan Kepala Desa Apar bagi mahasiswa KKN Desa Apar (kanan).

Sejak pertemuan online perdana kami dengan Kepala Desa Apar Hendrik, di samping bertekad memberi dukungan terhadap Proker yang diusulkan mahasiswa selama KKN, beliau juga berharap mahasiswa dapat berperan serta mensukeskan berbagai kegiatan ekowisata yang sangat potensial di desa ini.

Meski kondisi kegiatan offline harus sangat dibatasi, komunikasi terkait program mahasiswa secara intensif tetap berjalan secara online, bahkan setiap individu memiliki buku harian yang terhubung pada dosen pembimbing. Selain membahas progress kegiatan mahasiswa yang spesifik berlatar belakang program studi masing-masing,

Hari Manggrove Dunia pun menjadi topik bahasan kami dalam diskusi. Apalagi mahasiswa mengirimkan kembali salah satu foto mereka pada saat berada di Manggrove Park lengkap dengan tulisan berisi ungkapan kepedualian mereka terhadap Hari Manggrove Dunia tersebut.

Tanggal 26 Juli 2001 kemaren memang diperingati sebagai Hari Manggrove Dunia, lebih lengkapnya Hari Konservasi Ekosistem Manggrove Internasional yang disupport oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem mangrove yang unik, special, sekaligus terancam keberadaaannya dan mendorong konservasi, pemanfaatan dan pengelolaan mangrove secara berkelanjutan.

Tumbuhan manggrove istimewa karena mampu hidup pada air bergaram, selain itu manfaat keberadaannya sangatlah banyak, antara lain sebagai pelindung komunitas wilayah pantai dari angin kencang dan tsunami, mendukung keanekaragaman hayati berbagai fauna, dan sangat penting keberadaannya dalam perubahan iklim terkait dengan kemampuan tumbuhan manggrove untuk mengikat carbon yang jauh lebih besar dibanding dengam hutan terrestrial.

Hanya saja, jumlah tumbuhan dan hutan mangrove dunia terus berkurang bahkan melebihi setengah dari keberadaannya. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai pemanfaatan dan pengalihfungsian wilayah mangrove seperti untuk peternakan/tambak maupun pembangunan fasilitas tertentu. Jika tidak ada upaya konservasi yang baik terhadap ekosistem mangrove, maka dipredisiksikan mangrove di dunia akan mengalamai kemusnahan 100 tahun ke depan.

Indonesia, sebagai negara dengan wilayah mangrove cukup besar, bahkan hampir seperlima dari luas hamparan mangrove dunia, tentu bertanggung jawab besar pula dalam mengkoservasi dan memanfaatkan mangrove dengan bijak. Adanya wilayah Eko wisata Manggrove di Desa Apar memberikan harapan yang besar agar ekosistem mangrove dapat menjadi pusat edukasi dan sosialisasi akan pentingnya mengelola hutan unik ini dengan benar selain untuk dinikmati keindahan hutan berserta fauna yang hidup didalamnya (misalnya ikan, aneka serangga dan burung-burung).

Tambahan lagi, adanya Konservasi penyu dan Sekolah Tinggi bagi hewan primata Beruk (agar terlatih memanjat dan memetik kelapa) merupakan daya tarik lainnnya yang akan saling mendukung upaya baik ini. Melalui Bumdes, Desa Apar bahkan telah mampu memproduksi produk pangan dari buah mangrove Pedada, berupa sirup, selai dan gelamai mangrove. (analisa)