Menyingkap Kesiapan GTP tahap 50 besar ADWI

oleh -231 views
oleh
231 views
Pebulis Ilhamsyah Mirman dengan Bupati Padang Pariaman Suharil Bur dj GTP, Jumat 3/6-2022. (dok)

Oleh : lhamsyah Mirman
(Founder Ranah Rantau circle-RRc / Subkoordinator Kemitraan TP2 Dewi Sumbar)

SIRUP buah nipah segar menjadi sitawa sidingin di siang terik bakda Jumat di desa wisata Ulakan, Padang Pariaman.

Menanti hidangan di RM. Ande, kian syahdu kala angin sepoi berhembus dari arah laut di Green Talao Park (GTP). Berganti semilir angin dengan harum gulai kapalo lauak capa.

*Kesiapan GTP*

Kebersamaan menyambut tahap penjurian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 oleh pelaku wisata bersama dinas terkait Padangpariaman sangat dinamis. Kadisparpora M. Fadhli bersama Kasi Rukmawati menjamu Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) dan team TP2 Dewi Sumbar untuk berbagi pengalaman dan menyusun strategi.

Walinagari Ade Candra, Ketua Bamus Syahrul dan Ady Kurniawan bertungkus lumus bersama Bundo Wati, Ilhamsyah dan Yuldavidson, membahas aspek penilaian serta menyiapkan langkah yang akan dilakukan.

Terjangan angin puting beliung yang merusak infrastruktur pendukung menjadi momentum mengevaluasi kesiapan seluruh team. Capaian ADWI 2021 di 300 besar, menjadi 50 besar tahun 2022 ini, seharusnya menjadi peluang terbaik untuk motivasi menggapai pamuncak.

Namun ada PR Besar

Jalur tracking yang menjadi unggulan, dalam usianya memasuki tahun ketiga ternyata mengalami penurunan fungsi. Kelembaban hutan nipah mempercepat kerusakan jalur tracking.

Papan dan balok kayu penahan, bahkan di titik tertentu tiang beton penyangga mengalami penurunan yang berdampak pada berkurangnya kemampuan menahan dan menyalurkan beban.

Tanpa pemadatan dan upaya stabilitas tanah dasar, fungsi tiang tidak maksimal. Terjadi penurunan mengikuti kepadatan tanah dasar, sehingga balok kayu serta papan penutup diatasnya meliuk.

Belum lagi papan nama di gerbang utama yang rubuh akibat angin laut. Sungguh memprihatinkan mana kala waktu kian mendekat. Perlu gercep, membersamai aneka masalah ini.

Visitasi Menparekraf

Skenario kedatangan juri & Mas Menteri beserta informasi penting lainnya disampaikan lugas oleh Ketua BPPD, Sari Lenggogeni. Rangkaian visitasi Menparekraf, sesuai dengan tekadnya mengunjungi seluruh 50 desa wisata, adalah strategis bagi promosi pariwisata Sumbar.

“Perlu dicermati secara detail agenda yang disusun, agar efektif,”ucap Riri, panggilan akrabnya.

Harus disiapkan beberapa skenario menyesuaikan kondisi. ” Kendati sampai saat ini belum diketahui jadwal kedatangan Menteri,” sambung Sari yang juga Cik Uniang (panggilan perempuan pariaman)

Rancangan awal, rombongan babendi, ba arak tambua dari pintu masuk menuju pelataran parkir. Di area terbuka dengan pemandangan laut lepas, jajaran ninik mamak, pemuka nagari dan bundo kandung menyambut dengan tari galombang, silek, siriah carano dan pemasangan deta.

Usai penyambutan, rombongan memasuki area ekspose ADWI dan berdialog dengan pegiat wisata sambil menikmati suguhan aneka kuliner khas Piaman. ‘Ambo yakin masyarakat akan ramai hadir dan berdialog dengan Menteri ‘, ungkap Kadisparpora M. Fadhli, yang juga mantan Camat Ulakan.

Usai dialog, dilanjutkan Tracking Talao sambil panen nipah dan menangkap kepiting bakau. Berjalan ke ujung dermaga, dilanjutkan menaiki biduk menuju makam Syech Burhanuddin untuk di pasangkan baju ganiah, sarawa jawo sekaligus dilekatkan gelar Bagindo Lembak Tuah. Rangkaian ditutup iktikaf.

Pemberian gelar dari ninik mamak Ulakan di komplek mesjid Syech Burhanuddin yang rencananya dilanjutkan ke Pariangan, sesuai Tambo Minang Syarak Mandaki, Adaik Menurun.

Sedemikian apik rancangan acara, menunjukkan kesiapan dan kesungguhan pegiat wisata yang perlu dukungan pemangku kepentingan terkait. Capaian yang telah ada hendaknya menjadi pendorong mencapai cita-cita lebih tinggi.

Dukungan Bupati Suhatri Bur yang membawa serta pejabat Bank Nagari sungguh tepat. Meski perlu didetailkan dengan proposal, namun kesediaan Bank Nagari dan pengusaha anak nagari menyumbang secara spontan menjadi kolaborasi apik yang patut diapresiasi.

*Penutup*

Kendati sampai batas tertentu siap menjamu juri beserta rombongan Menparekraf, namun untuk kedepan, tantangan kian besar. Koordinasi dan pembahasan kelembagaan perlu didetailkan sebaik mungkin.

Sekiranya ada yang belum maksimal, maka langkah terbaik adalah dengan duduk bersama. Harapannya, agar potensi dan semangat luar biasa ini bisa menjawab kebutuhan. Niat baik bersungguh membangun ini tentu berujung agar bisa memberi manfaat bagi masyarakat.

Menikmati gulai kapalo lauak capa bertemankan dingin sirup buah nipah, bisa jadi alternatif memantau tekad. Kerisauan Bundo Wati ‘alun duduk’ siapa mengerjakan apa, kapan dan dimana, hendaknya mesti terjawab seiring waktu. Dan crew GTP menjawab dengan karya nyata. Semoga.(analisa)