Merdeka Hakiki Itu Hidup Lebih Baik di Seluruh Pelosok Negeri

oleh -396 views
oleh
396 views
Nevi Zuairina minta pejabat pusat dan daerah pastikan pidato ritual kemerdekaan RI oleh Presiden terealisasi, rakyat kini nggak butuh buaian kata-kata manis, Senin 17/8 (foto: dok/ nzcenter)

“Rakyat Indonesia hari ini dan kedepan tidak butuh buaian kata-kata manis”

-Nevi Zuairina-

Jakarta, — Merdekalah Negriku. Merdeka yang Hakiki, bukan saja merdeka dari kekangan Penjajahan bangsa lain.

“Tapi Merdeka dalam keseluruhan dalam menjalani kehidupan,”ujar Hal anggota DPR RI Komisi VI, Hj Nevi Zuairina dalam pandangan persnya terhadap makna kemerdekaan 75 tahun RI, Senin 17/8 di Jakarta.

Penyampaian pidato Presiden Jokowi pada sidang tahunan MPR hari Jum’at, 14 Agustus 2020, oleh Legislator asal Sumatera Barat ini dinilai isinya bagus semua.

”Pidato yang menjadi ritual bangsa ini untuk merencanakan kehidupan bernegara yang juga sebagai pengingat moment bangsa ini mendeklarasikan kebebasan, kemandirian dan kedaulatan. Tapi semua isi yang baik-baik dalam pidato ketika usai moment kemerdekaan, realisasinya hilang begitu saja,”ujar Nevi.

Nevi meminta kepada pemerintah, agar semua pidato presiden dalam rangka sidang tahunan di depan seluruh anggota DPR MPR ini mesti mampu diikuti dengan kerja nyata.

“Rakyat saat ini butuh pelindung sejati dari sosok pemimpin bangsa ini. Bukan melindungi dari serangan penjajah. Tapi pelindung akan serangan resesi ekonomi, keterpurukan sistem kesehatan, Kesempatan memperoleh pendidikan yang baik merata di seluruh negeri. Rakyat Indonesia hari ini dan kedepan tidak butuh buaian kata-kata manis yang membuat terlena. Tapi negeri ini sangat tinggi ketimpangannya baik dari sisi pemerataan berdasar wilayah, maupun dari sisi kualitas hidup orang-per orang. Bukti nyatanya, rakyat miskin bangsa ini sangat besar dari sisi jumlah maupun dari sisi tingkat kehidupannya yang biasa dilihat dari IPMnya (Indeks Pembangunan Masyarakat,”beber Nevi secara gamblang.

Politisi PKS ini mengatakan, begitu banyak pertanyaan dan pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.

Sebuah pertanyaan besar yang hingga belum mampu di jawab adalah, begitu subur dan indahnya alam negeri ini, tapi tidak ada kesejahteraan yang manaungi rakyatnya. Impor pangan, energi dan perangkat kesehatan masih sangat marak. Tongkat dilempar jadi tanaman menjadi tidak relevan bukan karena alamnya, tapi karena manusia yang menginjak buminya.

Nevi melanjutkan, bahwa negeri yang subur, makmur penuh keadilan yang tersirat dari Firman Allah ‘baldatun thayibatun wa robbun ghofur’ seharusnya tertuju pada Indonesia ini.

Kemerdekaan hakiki di seluruh pelosok negeri ini kata Nevi Zuairna seharusnya tercermin pada kalimat sematan gemah rimpah loh jonawi.

Namun telah 75 tahun Indonesia Merdeka, apa yang berubah pada negeri ini hanya merdeka dari tekanan bangsa-bangsa luar. Tapi merdeka untuk melanjutkan dan menjalani kehidupan secara lebih baik merata dengan adil masih jauh dari harapan. Dalam kemakmuran, dalam keadilan seluruh rakyat Indonesia adalah Pekerjaan rumah yang paling besar negara Indonesia.

“Karena negerin ini untuk merdeka telah ditukar dengan ribuan bahkan jutaan nyawa rakyat Indonesia, Maka kemakmuran yang nyata dirasakan di desa terluar wilayah kedaulatan bangsa mesti mampu segera di realisasikan. Mari bergerak, menuju kejayaan, yang dahulu pernah merdeka dari kekangan bangsa luar, maka selanjutnya mari bebaskan bangsa kita dari kekangan tak terlihat yang beloh jadi berasal dari dalam diri bangsa ini,”ujar Nevi Zuairina sembari berharap pemerintah seluruh jajarannya, mulai tingkat pusat hingga daerah untuk memastikan implementasi pidato tersebut pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.(nzcenter)