[caption id="attachment_3095" align="aligncenter" width="418"] Andre Rosiade tak jumawa meski masuk tiga besar tingkat keterpilihan di Pilkada Padang 2017.[/caption]Padang,---Masuk tiga besar tingkat elektabilitas calon walikota Padang, hasil survey InCoSt, siapa saja pasti senang dan akan over convidence (terlalu berlebihan percaya diri).
Tapi tidak bagi Andre Rosiade, politisi muda sekaligus pengusaha muda di ibukota Jakarta, dia justru makin merendah tidak besar kepala."Saya orang yang pantang jumawa dan mentang-mentang, meski hasil survey eletabilitas masuk tiga besar tapi itu justru tantangan besar membentang dihadapan saya,"ujar mantan aktifis mahasiswa di era awal reformasi lalu lewat pesan whatshap kepada portal ini, Jumat 8/9.
Terus terang hasil elektabilitas menjanjikan bagi Andre Rosiade justru ada kerja keras menunggu Andre yang menggandeng Maidestal sebagai calon wakilnya."Pertama tentu menjadi top of mind bagi warga Padang. Dan berdedikasi untuk padang jadi kota terbaik di tengah masyarakatnya tidak sekedar simbol dna piagan penghargaan, biarlah diberi penghargaaan oleh masyarakat lebih berarti,"ujarnya.
Mendapat ratting elektabilitas bisa diadu dengan duo incumbent Mahyeldi dan Emzalmi, itu pijakan awal untuk melangkah berikutnya.“Alhamdulillah, survei awal itu salah satu bukti, kalau warga Kota Padang ingin perubahan. Warga ingin percepatan pembangunan kota ini, agar sejajar dengan ibu kota provinsi lain di Sumatera. Seperti Pekanbaru, Medan dan Palembang,” sebut Andre masih berada di Makkah, Arab Saudi, menunggu jadwal pulang ke tanah air usai ibadah haji.
Andre menyebutkan, saat ini di Kota Padang, baru bisa membanggakan apa, mungkin hanya persoalan Pantai Padang yang sudah bersih dan Pasar Raya yang mulai ditata.Namun, masih banyak yang perlu dibenahi lagi, agar kota ini bisa mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah lain. Bukan hanya berpuas hati pada kondisi sekarang.
“Sudah hampir habis masa jabatan wali kota dan wakil wali kota yang sekarang, sementara yang diselesaikan baru pantai dan sedikit pasar. Janjinya pasar hanya dua tahun. Banyak hal lagi yang belum tuntas dari 10 program yang menjadi ‘jualan’ saat kampanye 2013 lalu,"ujar Andre.Sementara, katanya, banyak lagi hal yang belum terealiasikan oleh pasangan Mahyeldi-Emzalmi, yang nyata-nyata telah “berpisah jalan” menuju Pilkada 2018. Mahyeldi dengan PKS-nya masih mencari calon pendamping, sementara Emzalmi sudah sibuk “kampanye” dengan pasangan barunya Desri Ayunda.“Saya yakin, 10 program unggulan (Progul) itu tidak akan tuntas jelang akhir masa jabatan mereka 2018. Lihat saja terminal angkutan kota (Angkot) di Jalan M Yamin yang dikebut. Namun, tidak akan menjadi terminal idaman warga, melainkan hanya sekelas pangkalan angkot saja. Terminal bus hampir pasti gagal,” sebut Andre yang juga mantan presiden BEM Universitas Trisakti Jakarta ini.Alumni SMAN 2 Padang 1997 ini melihat, target menumbuhkan 10 wirausaha baru itu juga masih jauh. Bahkan, terkesan saat ini, beragam penggusuran tanpa solusi yang dilakukan, hanya menambah pengangguran, bukan membuka lapangan kerja.
“Mana 10 ribu wirausahawan baru yang dijanjikan itu? Harusnya, setiap tahun 2 ribu wirausahawan baru muncul. Tapi yang ada malah pengangguran bertambah,”ujar Andre Rosiade.Menurutnya, masih banyak lagi yang mungkin tidak tercapai dalam 10 program itu. Betonisasi juga banyak dikeluhkan, karena belum menjangkau daerah-daerah yang urgen. Perbaikan drainase dan irigasi masih jauh. Banjir sering terjadi. Hal ini terungkap dari hasil reses DPRD Padang yang juga telah diterbitkan berbagai media massa.
“Kami berharap, wako dan wawako konsisten selesaikan program-program ini dulu, baru urus Pilkada,” sebutnya.(erwandi)
Editor : Adrian Tuswandi, SH