Mitigasi Masyarakat Mantap, Gempa Pasbar Keras tapi Korban Sangat Minim

oleh -198 views
oleh
198 views
Ade Edward (kiri) malam tadi di Malampah bersama Kasdim Pasaman Mayor Supadi, dulu sama bertugas di Gempa Mentawai, Selasa 1/2-2022. (dok).

Padang, — Ade Edward satu dari tak seberapa pakar kegempaan di Sumbar, Ade Edwarsld pensiuan ASN Pemprov Sumbar saat jadi Pusdalops dulu, dia sosok yang ber-tungkus tumus di gempa Sumbar mulai 2007, 2009 dan 2010.

Menganalisa Gempa Bumi Pasbar 6,1 skala richter pada Jumat 25/2-2022. Ade Edward mengatakan gempa Pasaman Barat paling minim korban jiwa, artinya mitigasi bencana gempa masyarakat Kajai dan Malampah mantap.

“Gempa keras dan dangkal berkekuatan 6,1 skala richter Jumat pagi di Pasaman Barat korban jiwa sangat minin,” ujar Ade Edwar usai berjibaku di daerah bencana Malampah, Rabu 2/3-2022.

Menurut Ade pemahaman mitigasi bencana warga di daerah episentrum gempa seperti daerah Kajai dan Malampah sangat baik.

“Waktu gempa pertama terjadi warga kekuar lalu ada gempa kedua yang merusak rumah, warga belum masuk rumah lagi, itu sebab korban minim sekali,” ujar Ade.

Gempa tektonik rangkaian dari patahan angola, tapi Jumat dan gempa susilan hingga Rabu subuh tadi adalah patahan Talamau yang masuk bagian dari patahan Sumatera juga.

“Tidak gempa jenis vulkanik, tapi dia bisa memantik aktifnya Gunung Merapi Talamau,” uajr Ade Edward.

Ade Edward mengatakan  pejabat atau ahli jangan pakai istilah ilmiah soal. kegempaan, jangan katakan ada patahan baru pula.

“Masyarakat tahunya berada di daerah rawan gempa, gimana cara menghadapinya, mitigasi warga Kajai dan Malampah sudah mantap, Soal patahan-patahan itu cukup internal nggak usah dipublis. Mesti dilakukan perkuat dan upgrading saja pemahaman mitigasi rakyat,” ujar Ade.

Soal penanganan Ade menilai tidak konsisten, tidak mudah mengkonsentrasikan masyakat korban gempa bumi atau bencana dalam satu areal pengungsian.

“Pengungsian tak cukup dengan tenda, harus ada sarana pendukungx MCK, listrik dan dapur umum, kalau tak bisa arahkan saja masyarakat ngungsi di depan rumahnya,” ujar Ade Edward.

Jangan dirikan tenda untuk bergaya-gaya, pastikan sarana pendukung tersedia juga.

“Areal pengungsian tidak cukup tenda saja, kalau tak mampu silahkan korban mengungsi di depan rumahnya dan kuatkan dengan trauma healing mereka,” ujar Ade.(adr)