Mitra MIKTA Ayo Kerjasama Ekonomi dengan 34 Provinsi di RI

oleh -771 views
oleh
771 views
Ketua DPD RI ajak negara MIKTA kerjasama dengan 34 provinsi di Indonesia. Kamis 7/11 (foto: setjendpdri)

Meksiko,—Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengajak negara-negara MIKTA lainnya menjalin kerjasama bisnis, investasi, dan perdagangan dengan lebih dari 500 kabupaten/kota di 34 propinsi Indonesia.

Ajakan itu disampaikannya ketika ia memimpin sidang sesi kedua ketua-ketua parlemen Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, Australia (MIKTA) yang diadakan di ibukota Meksiko 7/11 kemarin.

Ia menjelaskan bawa di era otonomi daerah sekarang ini ada banyak peluang usaha baru di berbagai daerah di Indonesia yang dapat digarap oleh mitra bisnis di negara-negara MIKTA lainnya.

La Nyalla katakan bahwa peluang usaha itu termasuk berkolaborasi dengan mitra-mitra Indonesia dengan menggunakan platform teknologi informasi yang menghapus jarak komunikasi antara satu negara dengan negara lainnya.

Ia menjelaskan bahwa di Indonesia sekarang berkembang ekonomi kreatif dalam berbagai bentuk dan tingkatannya dan bahkan sektor tradisional pun mulai beralih menggunakan platform digital, termasuk pelaku UMKM yang jumlahnya sudah mencapai lebih dari 62 juta unit.

“Anda dapat berkolaborasi dengan kami di pelbagai bidang ekonomi kreatif termasuk industri kuliner, mode dan kecantikan, perfileman dan animasi, inovasi digital, penyiaran media baru, belanja online, kerajinan tangan, dan berbagai subsektor lainnya dari perekonomian yang berbasis teknologi,”ajak La Nyalla.

Bahkan pasar domestik Indonesia kaya La Nyalla termasuk sektor retail kini secara gencar menggunakan platform teknologi sehingga berbagai produk dan jasa sudah ditransaksikan secara online dengan sistem delivery yang cepat.

“Oleh karena itu, sebagai Ketua DPD RI saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyemangati Pemerintah dan Parlemen Meksiko untuk memulai kembali perundingan dagang dan investasi sebagaimana telah diusulkan oleh pemerintah kami pada bulan Mei lalu. Karena volume perdagangan kedua negara kita terlampau kecil jika dibandingkan dengan potensi yang kita miliki,” tegasnya.

Selain itu, ujar La Nyalla, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia kini meningkatkan perannya untuk memberdayakan sekitar 55 juta rakyat dalam kelompok generasi milenial dalam kelompok usia 16-30 tahun, yang telah ikut memberikan kontribusi nilai ekonomi kreatif sebesar 7,2 persen dari total nilai PDB Indonesia — dan angka ini terus meningkat.

Tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif dan meskipun konferensi sejenis ini adalah yang pertama kali terjadi di dunia, Indonesia telah menyerahkan kepada PBB suatu rancangan tentang pengembangan Ekonomi Kreatif untuk diadopsi dalam Sidang Umum PBB, tukasnya.

Ia tegaskan bahwa semakin besarnya perhatian Indonesia pada pengembangan ekonomi kreatif itu sejalan dengan kemajuan Iptek dan merupakan antisipasi terhadap perubahan-perubahan besar yang akan terjadi di masa depan.

Misalnya, meskipun 100 tahun Indonesia merdeka baru akan dirayakan pada 17 Agustus 2045, dari sekarang pun pemerintah dan parlemen sudah melihat jauh melampaui target waktu tersebut.

“Sekarang pun kami sudah memprediksi akan seperti apa negara kami pada tahun 2045 ketika kami merayakan 100 Tahun Indonesia Merdeka. Ketika itu negara terbesar di Asia Tenggara ini diproyeksikan akan menjadi ekonomi terbesar ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 320 juta jiwa, PDB di angka US$7 triliun yaitu jumlah yang melebihi gabungan PDB negara-negara MIKTA saat ini, dan ketika itu pendapatan per kapita kami sudah mencapai US$23.000,” kata La Nyalla,

Ia menambahkan, untuk menuju ke sana, maka sekarang pun komposisi Kabinet baru Indonesia sudah mencerminkan tekad untuk merealisasikan mimpi besar itu.

“Karena sekarang negara kami fokus mengembangkan industri kreatif serta memberdayakan sumberdaya manusia demi menimba secara optimal pelbagai manfaat dari pengembangan potensi-potensi ekonomi digital yang tengah berkembang.”ujarnya.

Kepada para ketua parlemen MIKTA serta duta-duta besar dan diplomat lainnya yang menghadiri forum konsultasi ke-5 ketua-ketua parlemen MIKAT tersebut, Lanyalla menerangkasn bahwa secara kontribusi terhadap PDB, Indonesia sudah menjadi negara terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan sebab nilai kontribusi ekonomi kreatif Indonesia terhadap PDB sudah mencapai US$20 miliar dan mempekerjakan 8 juta pencipta lapangan pekerjaan (bukan pencari kerja) di sekitar 20 juta unit-unit usaha.

Angka ini terus bertambah karena jutaan orang berbelanja secara online setiap hari melalui aplikasi mobile.

Mengantisipasi perkembangan ini, Indonesia telah meluncurkan inisiatif yang disebut Hub Ekonomi Digital Inklusif guna menghasilkan model-model bisnis yang inovatif untuk menunjang pertumbuhan yang berkelanjutan seperti yang dipetakan oleh para ahli MIKTA dalam pertemuan di Yogyakarta pada bulan Juli tahun lalu.

“Karena itu saya mengajak saudara-saudara sekalian untuk merenungkan kecenderungan teknologi baru ini yang terus mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dalam konteks yang lebih besar yang di dalamnya negara-negara MIKTA berinteraksi satu dengan lainnya. Betapa kuatnya kelompok lintas-kawasan ini apabila kita dapat merumuskan cara-cara untuk meningkatkan kolaborasi ekonomi antara sesama anggota MIKTA yang akan bermanfaat bagi penduduk kita yang secara kumulatif berjumlah 550 juta jiwa,” jelas La Nyalla.

Sekadar memberikan gambaran tentang daya tarik ekonomi kreatif di negeri kami, ujar Ketua DPD RI,

“Saya ingin katakan bahwa belum lama ini sejumlah anak muda dari Indonesia berpartisipasi dalam pameran games elektronik di Amerika Serikat selama 4 hari dan membawa pulang $30 juta dolar. Bayangkan apabila pameran itu berlangsung lebih lama lagi,”ujarnya.

Ia menekankan bahwa “DPD RI senantiasa siap untuk mendukung inisiatif-inisiatif kolaborasi baru dari pelaku usaha di negara MIKTA lainnya demi memberdayakan rakyat di semua negara KITA untuk menimba manfaat sebesar-besarnya dari penerapan butir ke-8 Agenda Pembangunan Berkelanjutan itu.

Di sela-sela persidangan MIKTA tersebut, La Nyalla juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Ketua parlemen Australia dan Turki dan dilanjutkan dengan jamuan makan malam bersama di Kementerian Luar Negeri Turki.(rilis: setjen/dpdri)