Muhayatul Bertekad tak Biarkan Keluarga Miskin Berlarut di Pessel

oleh -968 views
oleh
968 views
Caleg PAN DPRD Sumbar Dapil 8, Muhayatul Chaniago (kiri) berdialog dengan emak buruh sawah di sela-sela kampanye dor to dornya beberapa waktu lalu. (foto: facebook @muhayatulchaniago)

Painan,—Caleg DPRD Sumbar dari PAN untuk Pemilu 2019, Muhayatul Chaniago terus berjibaku ke seluruh lapisan masyarakat pemilih di Dapil Sumbar 8, Pesisir Selatan-Mentawai pada masa kampanye ini.

Di provinsi Sumatera Barat, Muhayatul dikenal sebagai aktivis pemuda dan sosial, dengan jabatan Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumbar, ia mengaku bahwa sering menemukan kondisi masyarakat miskin di Pessel, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mampu menjalankan keberfungsian sosialnya.

“Saat sosialisasi atau berkunjung ke wilayah pemilih, Muhayatul sering kali masuk kampung bahkan kadang menyeberang lautan, banyak hal miris yang saya temukan,”ujarnya lewat media center muhayatul chaniago (mc-mc), Kamis 27/12.

Seperti di sebuah kampung, Muhayatul Chaniago menemukan emak pekerja keras yang menjadi tulang punggung keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya dan keluarganya, beliau bekerja disawah milik masyarakat tanpa kenal lelah.

“Emak itu tidak pernah mengeluh, dia tetap semangat bekerja dan pulang dengan senyum yang mengambang di rumahnya yang lapuk, “ujar Muhayatul.

Semangat seperti itulah yang membuat Muhayatul sadar bahwa ketika diberi amanah oleh masyarakat pada Pemilu 2019, maka nasib masyarakat dengan perekonomian menengah kebawah menjadi prioritasnya di DPRD Sumbar.

“Terus terang kondisi kehidupan emak-emak yang seperti itu di Pessel membuat semangat saya dan sahabat yang membantu semakin menyala,”ujar Muhayatul.

Emak buruh sawah menjadi potret nyata problematika kesenjangan sosial di Pessel.

“Saya akui bahwa bupati dan dinas terkait telah bekerja semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakatnya, tapi fakta yang tak terbantahkan membuktikan bahwa pengentasan kemiskininan di Pessel tidak bisa dibiarkan bekerja sendiri, harus ada pejuang aspirasi di DPRD Sumbar maupun DPR RI untuk menyuarakan dan siapkan porsi anggaran untuk itu,”ujar Muhayatul.

Beruntung emak buruh sawah tadi  punya semangat tinggi untuk pendidikan anaknya.

Bialah kami iduik coiko pak, anak lai sikola juo, nan kami makan rasaki nan elok (biarlah kami hidup seperti ini, terpenting anak sekolah dan kami makan rezeki yang halal) “ujarnya emak itu lirih bersama senyum yang tidak pudar dari bibirnya. (rilis: mc-mc)