Mulyadi Pastikan Siap Bertarung di Pilgub Sumbar 2020

oleh -1,462 views
oleh
1,462 views
Tiga kali berturut-turut dipilih rakyat jadi DPR RIx kini Mulyadi siap bertarung di Pilgub Sumbar 2020. (foto: dok)

*Pariwisata Raksasa Tidur Ekonomi*

Padang,— Satu per satu tokoh Sumbar  mulai tidak malu-malu nyatakan dirinya maju dan siap bertarung di pentas Pilgub Sumbar 2020..

Seprti peryataan terbuka Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar,
Mulyadi sebelumnya baru disebut,,kini berdasarkan pertimbangan rasional dna rekam jejak  elektoral Anggota DPR RI ini nyatakan siap bertarung merebutkan kursi BA 1.

Mulyadi, wakil rakyat yang namanya sangat familiar di masyarakat kembali terpilih melenggang ke Senayan dengan raihan suara terbanyak di Sumbar, mencapai  144.954 suara. Prestasi yang sama sebetulnya juga telah diraih Mulyadi pada Pileg 2014 sebagai anggota DPR-RI dengan perolehan suara tertinggi di Sumatera Barat dari 14 orang yang tembus ke Senayan.

Dsri rekam.elektoral  Mulyadi yang telah teruji serta tingginya tingkat kepercayaan masyarakat yang tercermin tiga kali berturut-turut dipilih rakyat sebagai anggota DPR-RI dan dua kali memperoleh suara terbanyak se Sumatera Barat.

Hal ini tentu modal politik yang tak terbantahkan untuk memenangkan pertarungan di Pilgub 2020 nanti. Bahkan Mulyadi pada Pilgub 2015 sudah digadang-gadangkan dan diharapkan untuk maju ,sehingga majunya Mulyadi pada Pilgub 2020 sangat ditunggu kepastiannya.

Saat dikonfirmasi ,Sabtu 29/6 kemarin politisi prorakyat dan peduli ini menyatakan kesiapannya untuk ikut mengabdi di Sumbar. Menurutnya, sebagai seorang   politisi yang lama berkiprah di Senayan, sudah saatnya ikut ambil andil dalam membangun Sumbar melalui jalur eksekutif.

“Selama ini kita terus berjuang untuk masyarakat melalui legislatif,
jika betul-betul berbasis pada keinginan kuat masyarakat untuk ikut Pilgub  Sumbar, tentunya akan direspon positif oleh Mulyadi. Karena pada dasarnya esensi jabatan itu adalah sarana untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, baik di dilegislatif maupun di eksekutif. Bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, “ujarnya..

Mulyadi bahkan bersedia mundur dari DPR-RI untuk ikut kontestasi dalam Pilgub Sumbar 2020. Tidak jadinya Mulyadi maju pada Pilgub 2015 bukan karena tidak mau mundur dari DPR-RI.

“Untuk kepentingan  masyarakat dan masyarakat menghendaki ,mundur dari DPR itu bukan masalah,” tegas dia.

Mulyadi menyatakan perlu digarisbawahi menjadi gubernur Sumbar itu tantangannya berat, diperlukan  sosok yang kreatif dan memiliki jaringan koneksi yang luas serta pemahaman dan pengalaman yg cukup untuk mewujudkan program-program prioritas. Karena tanpa
itu, Sumbar tertinggal dari daerah lain, lantaran APBD Sumbar sangat terbatas.

Kreativitas dan jaringan sangat dibutuhkan, mengingat daerah ini tidak memiliki sumber daya alam
seperti daerah lain. Sumbar tidak memiliki cadangan minyak, tambang, dan lainnya.

“Untuk itu jika sosok yang memimpin Sumbar itu tidak kreatif, tidak punya jaringan koneksi,serta tidak paham potensi penambahan penerimaan anggaran,maka tidak banyak yang bisa dilakukan,” sebutnya.

Mulyadi mengatakan, salah satu yang bisa digarap untuk kemajuan Sumbar ialah sektor pariwisata. Untuk peningkatan pariwisata Sumbar banyak hal yang harus dibenahi. Ini adalah tantangan yang tidak mudah untuk diselesaikan kalau tidak dilengkapi dengan kemampuan,pengetahuan dan tekad yang kuat seorang pemimpin. Sumbar membutuhkan seorang pemimpin yang siap berkorban dan berorientasi betul-betul ingin mengabdi kepada rakyat serta tidak alergi dikritik . Bukan yang bertujuan mencari jabatan agar dihormati dan dilayani. Selain itu diperlukan komitmen yang kuat tidak hanya sekedar lip service terhadap pemberantasan korupsi, khususnya terhadap fee-fee proyek, perizinan dan jabatan.Siapapun yang akan memimpin Sumbar ke depan harus siap terhadap hal tersebut.

“Jika berbicara kondisi pariwisata Sumbar, saya mengistilahkannya ‘raksasa tidur’, artinya potensi yang luar biasa itu masih sangat minim yg tergarap,” imbuhnya.

Mengapungnya nama Mulyadi sebagai calon gubernur, tidak terlepas dari rekam jejak dan amanah yang diembannya sebagai wakil rakyat di DPR, dimana hal tersebut telah dilakoninya dengan baik.

Pengamat politik dari Unand , Edi Indrizal, menyebutkan, raihan suara yang cukup signifikan pada Pileg 2019 tersebut, tidak terlepas dari bentuk perjuangan dan dedikasi Mulyadi saat bertugas di Senayan. Amanah yang diberikan rakyat benar benar  dijalankannya dengan penuh rasa tanggungjawab.

Antara lain, sangat sukses menggiring dana APBN ke Sumbar jauh melebihi porsinya,sehingga sangat membekas dan rakyat Sumbar sulit melupakan jasa Mulyadi.

Edi Indrizal benar, berbagai kalangan mengakuinya, masyarakat menikmati hasil perjuangan Mulyadi. Misalnya, jembatan kelok sembilan yang  berkelas’ dan mendunia itu, sulit masyarakat memisahkannya dengan Mulyadi. Karena dialah aktor percepatan pembangunan kelok sembilan hingga tuntas dan dimanfaatkan hingga sekarang.

Lalu, kelanjutan pembangunan irigasi Batang Anai dan Sekolah Politeknik Pelayaran di Padang Pariaman,Jalan Manggopoh ke Simpang Empat Pasaman Barat, pembangunan rusunawa untuk puluhan pondok pesantren (ponpes) dan masih banyak program lainnya, termasuk hand tracktor, becak motor dan lampu penerangan jalan tenaga surya.

Begitu juga Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan (PPIP),Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Payakumbuh, Bukittinggi dan Pariaman, dimana puluhan ribu KK miskin di daerah ini, sulit melupakan jasa Mulyadi.

Saat ditanya tentang maraknya nama yang tiba-tiba berkeinginan jadi calon gubernur, Mulyadi mengatakan hal itu bagus-bagus saja untuk sebuah demokrasi. Artinya menjelang pilgub banyak yang menjadi peduli dan memberi perhatian terhadap masyarakat Sumbar. Hal ini tentu menguntungkan rakyat.

Kalau Pilgub 2015 diikuti dua pasang, mungkin Pilgub 2020 bisa saja diikuti tiga pasang bahkan empat pasang,tapi menurut perkiraan Mulyadi calon dari partai rasanya tifak lebih dari tiga pasang, karena kata Mulyadi akan ada koalisi antar partai,. Dan itu memang sebuah kelaziman strategi politik masing-masing partai selama ini, mulai dari Pilpres sampai Pilkada. (rilis)