Musimnya Tiba, Anak Muda Padang Gandrungi Lomba Layangan

oleh -7,501 views
oleh
7,501 views
Dian, Ridwan, Uul, anak muda Kampung Guci dengan layangannya Lidah Guci hobi lomba lahangan di Padang. (wanteha)
Dian, Ridwan, Uul, anak muda Kampung Guci dengan layangannya Lidah Guci hobi lomba layangan di Padang. (wanteha)

Padang,—Layang-layang jadi permainan tradisional, permainan ini sudah digandrungi anak Indonesia jauh sebelum negara ini merdeka.

Permaianan layang-layang ini terus berkembang menjadi satu tradisi yang turun menurun di Minangkabau hingga kini.

Di mana kini kemudian berkembang hingga menjadi permainan tingkat internasional walau belum diketahui darimana asal muasalnya permainan ini berasal.

Di Minangkabau dahulu orang bermain layang-layang sekedar pengisi waktu para petani berladang sembari menjaga ladangnya dari burung burung atau babi yang akan memakan tanaman mereka menjelang senja hari.

Kini permainan itu terus diminatibahkan dari iseng kini layang-layang diperlombakan, di banyak daerah di Sumbar.

“Bahkan lomba ayang-layang di satu daerah membawa nama daerah atau suku masing masing dengan hadiah yang cukup besar yaitu sapi atau kerbau,”ujar Mak Malailut, Rabu 26/7 di Tabing Padang.

Mak Malailut ini selain penghobi juga pengrajin layang-layang, saat musim layangan dia banyak menerima order membuat layang-layang.

“Buat Mak Malai ini bagus dan dijamin layang-layangnya naik ke angkasa,”ujar Edo yang memesan layangan ke Mak Malai ini.

Jenis layangan yang menari diangkasa bermacam macam namanya seperti layang Dangung khas pakai pita dan aksesoris

Layang Penggak khas dengan ekor pendek
Layang Darek khas dengan panjang ekor serta Layang Maco atau layang buat aduan biasanya berukuran kecil.

Permainan layang-layang yang sudah tradisi turun menurun oleh para pemuda di Sumbar,  tak terkecuali di Padang walau pas musim layangan.

Seperti sekaranf, di Padang sudah musim layangan, hampir setiap sudut Padang, terutama di areal terbuka sangat mudah menyaksikan orang bermain layangan.

Pemuda dari Kampung Guci Parupuk Tabing, sangag antusias bermain layangan.

“Kami selalu buat sendiri layangan buat tanding dan gak pernah memakai layang dari orang lain apalagi membeli karna umumnya di manapun yang ikut bertanding selalu buat sendiri sendiri ujarnya,”ujar Dian Pemuda Kampung Guci.

Satu kebangaan bagi penghobi layangan kalau layangan buatan sendiri menang di lomba layang-layang.

Dalam perlombaan tanding layang-layang ada tiga kategori penilaian oleh juri yaitu, . Ketahanan layang-layang selama terbang di atas, keindahan lenggak dan lenggok layangan selama terbang, ketiga.layangan yang terbang di antara awan-awan harus bertahan hingga tegak lurus atau vertikal.

“Proses penerbangan layangan ini sangat mirip dengan hukum fisika simpel seperti ukuran besar dan kecilnya setiap lebar dan panjang serta luas atas dan bawah harus singkron seluruhnya dan berimbang serta memudahkan daya dorong dan tarikan jika mengudara,”ujar Riidwan, pemuda lain.

Dian dan Ridwan Pemuda Kampung Guci ini bagjan dari banyak anak muda Padang penghobi layangan dan acap menang di  lomba layangan.

“Kalau sudah dengar ada tanding layang layang di kota Padang kami pasti ikut bertanding,”ujar Dian. (erwandi)