Nano-Kalsium, Solusi Keluhan Nyeri Tulang di Masa Tua

oleh -871 views
oleh
871 views
Lola (foto:dok)

Oleh:

Lola Alviche
Mahasiswi S2 Bioteknologi UNAND

KALSIUM merupakan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan terutama dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu kalsium juga berperan dalam proses pertumbuhan yaitu sebagai faktor pembantu dan pengatur reaksi kimia yang terjadi pada tubuh kita.

Tahukah kamu bahwa tubuh manusia mengandung kalsium sekitar 1 kg sehingga terkategori sebagai mineral terbanyak dalam tubuh. Pada tulang, kalsium akan membentuk matriks pada kolagen protein sehingga rangka kita mampu menyangga tubuh dan sebagai tempat bersandarnya otot sehingga bisa terjadinya gerakan.

Kebutuhan kalsium pada orang dewasa yaitu sebanyak 800 mg/hari yang dapat diperoleh dari susu dan produk olahannya seperti keju atau yogurt, tulang ikan yang bisa dimakan seperti sarden maupun ikan teri, serta juga dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau. Jika asupan kalsium kurang atau dikenal juga dengan istilah defisiensi kalsium maka akan mengakibatkan adanya gangguan pada pertumbuhan tulang, osteoporosis, bahkan osteomalasia.

Tahukan kamu fenomena yang saat ini cukup hype terjadi di masyarakat yaitu tidak terserapnya kalsium secara optimal oleh tubuh yang dikarenakan sediaan kalsium yang tersedia masih dalam ukuran mikro. Oleh karena itu para peneliti mengembangkan teknologi terbaru guna memberikan solusi terhadap fenomena tersebut yaitu dengan melibatkan teknologi nano.

Adanya teknologi nano akan menurunkan ukuran kalsium yang tersedia dari mikro menjadi nano yang bisa langsung diserap tubuh sehingga lebih efisien dan tepat guna. Sumber kalsium yang telah teruji sebagai sumber nano-kalsium yaitu tulang ikan tuna. Kandungan kalsium tulang ikan tuna dalam skala nano menghasilkan bioavailabilitas atau kemampuan diserap tubuh yang baik.

Nano-kalsium sangat dibutuhkan lansia dikarenakan rentan mengalami osteoporosis. Hal ini berkaitan dengan usia sebagai faktor dominan terutama pada wanita yang telah mengalami menopause sehingga sangat rentan mengalami osteoporosis.

Menurut WHO, osteoporosis “women disease” merupakan masalah kesehatan kedua terbesar didunia dengan angka kejadian tertinggi di Asia dengan kejadian patah tulang pinggul.

​Penelitian yang cukup massif terkait korelasi asupan dalam pencegahan maupun pengobatan osteoporosis membuktikan bahwa hal tersebut belum cukup dimana yang paling penting yaitu kemampuan bioavailabilitas. Hal tersebut akan dicapai dengan memperkecil skala partikel sehingga kelarutan dalam tubuh dan permeabilitas dalam usus meningkat.

Produk nano-kalsium sudah mulai massif dijual dipasaran di mana kita dapat temukan pada susu komersial maupun dalam kemasan tablet suplemen. Meskipun saat ini tubuh belum mengalami gejala nyeri tulang namun sangat dianjurkan untuk menabung kalsium dalam tubuh. Nano-kalsium akan bermanfaat bagi kamu kaum mileneal sebagai solusi pencegahan nyeri tulang di masa tua.(analisa)

Referensi Penulis:
Tongchan P, Prutipanlai S, Niyomwas S, Thongraung S. 2009. Effect of Ca compound obtained from fish by product on Ca metabolisme in rats. J food Ag-Ind. 2 (04) 669-676.
Suptijah P. 2009. Nanokalsium hewani di perairan. Di dalam buklet 101 Inovation. Penerbit: BIC Kementrian Ristek.
Prinaldi WV, Suptijah P, Uju. 2018. Karakteristik sifat fisiko kimia nano kalsium ekstrak tulang ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). JPHPI 21(3).