Nanoteknologi, Alternatif Pengobatan Infeksi Masa Depan

oleh -1,000 views
oleh
1,000 views
Sarifatul Maulidia (foto: dok)

Oleh :                                                            Sarifatul Maulidia                          Mahasiswa Pasca Sarjana        Bioteknologi Unand

Di BIDANG penelitian modern, nanoteknologi merupakan ranah yang penting. Teknologi ini telah banyak diterapkan di berbagai bidang seperti kesehatan, kosmetik, makanan, industri, elektronik, dan bidang lainnya.

Nanoteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan partikel berukuran 1-100nm (1 nanometer sama dengan 1 per semilyar meter).

Nanopartikel senyawa logam saat ini mendapatkan perhatian yang sangat besar karena aplikasinya yang sangat besar salah satunya bidang biomedis. Misalnya nanopartikel perak telah digunakan pada berbagai masalah antimikroba, juga sebagai antikanker, anti-inflamasi, dan wound treatment. Sifat antimikroba ditujukan untuk mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme, terutama mikroorganisme penyebab penyakit.

Mikroba sendiri dapat menyebabkan infeksi ringan sampai infeksi berat seperti penyakit tuberkulosis TB.
Pengobatan terhadap infeksi dipersulit karena munculnya multi-drug resisten, yaitu keadaan dimana mikroba penyebab penyakit telah kebal atau resisten terhadap berbagai antibiotik.

Munculnya multi-drug resisten menyebabkan terbatasnya penggunaan antibiotik yang bisa digunakan karena antibiotik tersebut sudah tidak mempan lagi dalam melawan mikroba. Fenomena ini menjadi masalah global dan mempersulit upaya dalam mencegah berkembangnya penyakit menular.

Penelitian terbaru menyebutkan nanoteknologi dapat mengatasi permasalahan tersebut dan dapat menjadi alternatif yang menjanjikan dalam pengobatan infeksi. Bahan yang memiliki sifat antibakteri alami, seperti seng, emas, dan perak dalam bentuk nanopartikel (nanopartikel perak, nanopartikel emas, dan lain-lain) telah diteliti sebagai pengobatan untuk infeksi bakteri.

Nanopartikel yang diaplikasikan dalam pembuatan antibiotik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan antibiotik konvensional. Nanopartikel dapat menembus membran sel mikroba penyebab penyakit dan dapat mengganggu metabolisme mikroba tersebut. Selain itu ukuran partikel yang kecil dan luas permukaan partikel yang besar menyebabkan laju dari larutan antibiotik semakin meningkat dan dapat mempercepat penyerapan obat melalui peredaran darah sehingga efek terapeutiknya lebih cepat tercapai.

Nanopartikel juga berfungsi untuk melindungi antibiotik dari penonaktifan enzim oleh mikroba penyebab penyakit dan meningkatkan efektivitas terapi obat.

Kombinasi spesifik nanopartikel dan antibiotik dapat mencegah munculnya resistensi atau mendorong bakteri yang resisten kembali ke keadaan sensitivitas terhadap obat. Namun, ada informasi yang masih terbatas mengenai metabolisme dan toksisitas nanopartikel; target optimal untuk infeksi tertentu; dan dosis optimal. Sehingga para peneliti masih terus melakukan uji coba terhadap penggunaan nanopartikel dalam antibiotik agar bisa menjadi alternatif pengobatan yang lebih baik ke depannya.(analisa)

Referensi Penulis:

Baptista, P.V., M.McCusker, A. Carvalho, D.A. Ferreira, N.M. Mohan, M. Martins, dan A.R. Fernandes. 2018. Nano-Strategies to Fight Multidrug Resistant Bacteria—“A Battle of the Titans”. Journal Front. Microbiol.
Giau, V.V., S.S.A An, dan J.Hulme. 2019. Recent Advances in The Treatment Of Pathogenic Infections Using Antibiotics and Nano-Drug Delivery Vehicles. Drug Des Devel Ther. Volume 13: 327–343.
Lee, N., W. Ko, dan P. Hsueh3. 2019. Nanoparticles in the Treatment of Infections Caused by Multidrug-Resistant Organisms. Journal Front. Parmachol.
Vallet-Regí, M., B. González, dan I. Izquierdo-Barba. 2019. Nanomaterials as Promising Alternative in the Infection Treatment. International Journal of Molecular Science 20(15): 3806.