Narkotik dan Seks Bebas Muaranya HIV/Aids

FORSIS dan OPD Pemko Padang serta berbagai elemen stakholdet gelar Rakor meminimilair HIV/Aids di Padang Kamis 8/6. (foto: tan rajo)
FORSIS dan OPD Pemko Padang serta berbagai elemen stakholdet gelar Rakor meminimilair HIV/Aids di Padang Kamis 8/6. (foto: tan rajo)

[caption id="attachment_1367" align="aligncenter" width="1080"] FORSIS dan OPD Pemko Padang serta berbagai elemen stakholdet gelar Rakor meminimilair HIV/Aids di Padang Kamis 8/6. (foto: tan rajo)[/caption]Padang,---Era digital memang tak terbendung berbagai efek dari teknologi informasi, mulai berungsi positif, ternyata era digitalisai itu cukup banyak pula digunakan untuk prilaku menyimpang, jauh dari nlai-nilai adat dan budaya Minangkabau.

Maaf aja, prostitusi online bukan sesuatu yang payah di Padang, memakai media sosial siapa saja bisa menawarkan diri dan bertransaksi nanti ketemu di kamar hotel yabg telah disepakati.Menurut Direktur Fort De Kock Society In social (FORSIS) Khairul Anwar Tan Rajo ini sangat berbahaya prilaku menyimpang rentan resiko, eee cara mendapatkannya pun gampang.

"Tingginya HIV/Aids dan setiap hari bisa saja terkena penyakit mematikan itu, penyebabnya kalau tidak narkotik pastilah seks bebas," ujar Tan Rajo, Kamis 8/6 di Padang.FORSIS sendiri kata Tan Rajo hanya sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang fokus bergerak dibidang pelaksana Rehabilitasi Sosial untuk pecandu Narkotika (Kerjasama dengan BNN dan Kementrian Sosial).

Disamping itu FORSIS juga berkonsentrasi untuk kegiatan Indonesia HIV response:Accelerating the Achievement of the”Tree Zeros”. FORSIS berkantor di tiga kota di Sumatera Barat, Padang, Bukittinggi dan Solok."Mengantisipasi meruyaknya penyalahgunaan narkotika dan prilaku seks bebas tadi, kami lakukan rapat koordinasi dengan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di Taman Sari Resto,"ujar Tan Rajo.

Pada Rakor yang dihadiri Kabid P2P dinas kesehatan kota Padang Evawestari terungkap tingginya kasus peyalahgunaan Narkotika dan Kasus perilaku seks beresiko yang terjadi di Indonesia khusus Sumatera Barat."Dua kondisi itu narkoba dan seks beresiko telag memukinkan tingginya angka terjangkitnya virus HIV di kalangan kelompok beresiko dan di tengah masyarakat," ujar Kabag Kesra Pemko Padang Hendri menimpali Tan Rajo.

Menurut Hendri perlu penangganan serius oleh semua element masyarkat dan stakeholder terkait."Kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun yang akan datang,"ujarnyam

Sementara Feri Ganto, Manejer Program di FORSIS menjelaskan bahwsa semua pihak harus serius melakukan edukasi pencegahan penyalahgunaan narkotika dan perilaku seks berisiko, di kota Padang."FORSIS memiliki delapan orang penjakau dan satu orang koordinator lapangan, melakukan konsolidasi dengan Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulanggan AIDS kota Padang (KPA), 2 Rumah Sakit, pusat layanan masyarakat di 22 Puskesmas di kota Padang dan Dinas yang terkait dengan program penanggulangan HIV/ AIDS, yang sangat memungkinkan untuk meminimalisir penulararan HIV/AIDS,"ujarFeri Ganto.

Rapat koordinasi tersebut dilanjutkan dengan kegiatan buka bersama FORSIS, OPD kota Padang serta organisasi kemasyarakatan. Pada pertemuan rutin tersebut dibuka ruang diskusi untuk mencari solusi penanggulangan HIV/ AIDS di kota Padang pada khususnya dan Sumatera Barat umumnya.Pada kesempatan diskusi, direktur FORSIS Tan Rajo Khairul Anwar mendorong pemerintahan Kota Padang menyusun regulasi khusus penanganan HIV/AIDS disamping membuka wacana untuk membuat klinik psikologi bagi kelompok beresiko untuk menanggulangi penularan HIV/AIDS.(*wandi)

Editor : Adrian Tuswandi, SH
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini