Jejak-jejak Tulus: Green Tourism ala Ridwan Tulus, Tour Designer dan Sotopreunership Diappresiasi Dunia!

Foto Dwigita T Purisa

Selalu menarik mengikuti perjalanan dari seorang Ridwan Tulus yang penuh dengan liku - liku yang selalu muncul dengan ide - ide sederhana yang mampu memberi inspirasi dan solusi masalah dunia khususnya pariwisata.

Disaat awal 2020 ketika pandemik Corona meluluhlantakan dunia dan khususnya membuat dunia pariwisata tidur, beliau justru 5 bulan sebelum pandemik, didepan para master dan para guru besar Sekolah Tinggi Ilmu Hayati - Institute Teknologi Bandung (ITB) sudah berbagi gagasan bagaimana membuat destinasi wisata yang justru menyehatkan dengan Forest Healing dan Oceanic Healing.

Dan menurut Mulyandri Ramadhan Bachtiar, CEO Malala Tours dan Sekjen dari Green Tourism Institute, ketika tahun 2010 memutuskan untuk memulai usaha di bidang pariwisata setelah bergelut lama disalah satu NGO internasional, orang eksentrik Inilah yang saya temui untuk mendapatkan masukan dan berbagi pemikiran.

Imajinasi terhadap dunia pariwisata bertemu di sini, karena sebelumnya pernah mendata lebih dari 1.000-an perusahaan biro perjalanan wisata dari berbagai propinsi di Indonesia saya melihat suatu kecenderungan kesamaan program (copy paste dalam istilah IT).

Tidak ada kreativitas, sehingga bingung menentukan siapa yang harus dipelajari karena tidak jelas siapa yang memulai program tersebut, takut belajar bukan dari sumber yang tepat.

Saya menyadari sepenuhnya dunia pariwisata tersebut merupakan suatu usaha yang sangat banyak variasinya karena secara logika setiap orang akan mempunyai minat yang berbeda. Akhirnya perbedaan yang dicari tersebut berujung pada program yang diusung Sumatra and Beyond, warna-warni pelangi yang saya sukai terlihat di sini.

Ternyata tidak warna saja yang ditemui, tetapi juga cara memandang warna tersebut yang sangat unik yang akhirnya menghasilkan kombinasi warna warni yang mengagumkan dan Bahkan warna pandang tersendiri akan muncul.

Saya masih dan akan selalu mengingat ketika beliau mengajarkan dan memotivasi saya untuk berusaha dan berkarya dengan harus mem- perhatikan rasa syukur dan apa adanya, serta harus juga memberikannya bagi siapa saja.

“Tanpa modal dan ijazahpun BISA !” kalau ingin berwiraswasta.

Bagaimana mungkin? Memang, untuk mendirikan perusahaan tentu akan memerlu- kan biaya, begitu juga peralatan kantor dan pendukung lainnya.

Banner Rahmat Saleh Wakil SekretarisBanner - Unand GubesBanner - Injourney
Bagikan

Opini lainnya
Terkini