Oversupply, Hj Nevi Minta Moratorium Pabrik Semen

oleh -287 views
oleh
287 views
Hj Nevi Zuairina lewat online jadi narasumber bicara terkait semen, Kamis 3/6-2021. (foto: dok/nzvoice)

Jakarta — Anggota DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina saat menjadi narasumber via onlien pada seminar tentang kondisi perburuhan sektor semen di Indonesia memeinta moratorium pabrik semen di Indonesia.

“Kebijakan moratorium harus, karena saat ini, produksi semen nasional telah melebihi kebutuhan, sehingga memicu anjloknya harga sekaligus menjadi ancaman oversupply secara terus menerus, ” ujar Nevi memaparkan permintaannya moratorium pabrik, Kamis 3/6-2021.

Nevi mengatakan, Jika melihat data semen tanah air mengalami oversupply, sudah saatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat menyelamatkan industri semen tanah air.

“Pertama, pemerintah harus dapat mengeluarkan kebijakan penggunaan produk dalam negeri, agar produk tanah air khususnya semen dapat terserap secara maksimal sehingga dapat terhindar dari oversupply. 2021 ini terdapat total 25 proyek pembangunan infrastruktur senilai Rp 278,35 triliun. Jika semua proyek tersebut menggunakan produk semen dalam negeri, tentunya dapat menyerap produk dari industri semen dalam negeri secara maksimal, “ujar politisi nasional PKS ini

Pemerintah kata Anggota Komisi VI DPR RI dari PKS ini mesti dapat meninjau ulang pembangunan pabrik semen baru di Indonesia.

“Oversupply sebesar 42 Juta Ton ini merupakan persoalan serius karena menyebabkan utilisasi pabrik hanya mencapai 66 persen, artinya sudah ada beberapa line pabrik dalam suatu perusahaan berhenti produksi. Jika dibiarkan terus menerus, akibatnya akan menimbulkan permasalahan baru khususnya pada tenaga kerja, mulai dari pemutusan hubungan kerja, penurunan kesejahteraan dan overload kerja, juga akan berdampak kepada persaingan usaha yang tidak sehat dan mungkin saja Industri Semen Nasional akan bernasib sama dengan Industri baja di Indonesia,”ungkap Hj Nevi.

Politisi PKS ini menyarankan, untuk mengatasi oversupply 2021 ini adalah dengan menggenjot ekspor. Upaya peningkatan ekspor menjadi salah satu harapan bagi pelaku industri semen di tanah air untuk mempertahankan kinerjanya di tengah lesunya permintaan domestik akibat pandemi covid-19.

Dijelaskan Hj Nevi Zuairina melanjutkan, hingga kuartal II/2021, upaya ini sudah menunjukan perbaikan. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendata ekspor semen dan clinker per April 2021 kembali menembus level 100 persen secara tahunan. Hal tersebut membuat produksi semen secara nasional melejit selama empat bulan pertama 2021.

“Saat ini ada 13 pabrik semen di Indonesia baik milik BUMN (termasuk anak usahanya), swasta nasional, maupun swasta asing jika merujuk informasi yang terdapat pada halaman resmi Asosiasi Semen Indonesia (ASI). ASI mencatat ekspor semen dan clinker pada awal kuartal II/2021 naik sebesar 120 persen secara tahunan menjadi 1,28 juta ton. Tujuan utama ekspor semen lokal adalah Banglades, China, Australia, Filipina, Peru, dan beberapa negara di benua Afrika. Namun adanya tren kenaikan eskpor ini belum menjadi jaminan untuk sustainability demand semen di tahun 2021,”terang Nevi.

Legislator asal Sumbar ini menekankan, bahwa wabah pandemi belum ada tanda-tanda berakhir. Situasi ekonomi masih unpredictable. Karena itu, investasi di sektor harus hati-hati dan forecast yang terukur. Bila perlu, ditunda dulu hingga akhir tahun 2021 sampai situasi pandemi ini membaik.

“Saya berharap, pemerintah mendengar suara kita bersama, terutama dari teman-teman serikat pekerja sektor industri semen untuk merealisasi Moratorium pabrik semen. Kebijakan ini saling berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas industri semen nasional termasuk kualitas kehidupan para pekerja di sektor semen ini,” tutup Nevi Zuairina.(nzvoice