Pasien Jujurlah, Dokter Punya Anak/Istri/Suami (Virus Corona)

oleh -833 views
oleh
833 views
Yohanes Wempi (dok)

Oleh: Bagindo Yohanes Wempi

MASYARAKAT perlu pahami bahwa penyakit akibat virus corona bukan penyakit aib atau penyakit malu. Bukan penyakit akibat virus penyimpangan seperti penyakit HIV/AIDS yang mana dapatnya karena berhubungan seksual dengan para pelacur.

Tapi penyakit akibat virus corana adalah penyakit menular yang menyebar kemasyarakat dunia pada tanggal 20 Januari 2020, dari laporan otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Dari China lalu menyebar ke seluruh dunia melalui interaksi individu berpenyakit dengan individu lain tanpa disadari.

Jadi virus corona buka didapat karena masyarakat penderita melalui cara-cara maksiat, atau melakukan larangan Allah. SWT seperti berzina, berselingkuh, atau lainnya. Namun sebaliknya virus ini didapat karena kebaikan penderita yaitu bertemu, berkomunikasi, dan bertatap mungka seperti acara silaturahim yang mendatangkan pahala.

Maka kepada masyarakat yang ada gejala seperti demam, bantu, bersin datanglah ke dokter, kepukesmas, kerumah sakit secara langsung dan jujur sampaikan jawaban yang ditanya oleh tim medis. Jika ditanya dari mana selama 14 Hari sebelum sakit, jelaskan saja dengan jujur.

Andaikan pasien memang dari luar negeri, dari perjalanan jauh, habis pulang dari daerah zona merah seperti Jakarta, Malaysia, atau China sendiri, sampaikan secara jujur. Apalagi pasien juga bertemu dengan orang, kawan, mitra yang pulang dari rantau, dan kegiatan interaksi lainnya. Maka sampaikan dengan jujur tanpa ada yang ditutupi.

Semua data yang disampaikan kepada para tim medis akan disimpan secara rahasia dan akan dilakukan tindakan terbaik untuk pasien sehingga pasien bisa terselamatkan dari virus corona. Begitu juga dengan dokter, perawat atau tenaga medis bisa terhindar dari virus corona ini.

Dari data yang didapat, seperti kasus Indonesia, khusus Sumatera Barat, sebahagian besar dokter dan tim medis terkena virus corona karena sang pasien sakit datang berobat, namun tidak jujur menyampaikan kegiatan selama 14 Hari lalu.

Sehingga dengan ketidak jujuran tersebut berakibat fatal sang dokter dan tim mendis memperlakukan/ menangani pasien seperti sakit biasa ternyata beliau terserang virus corona karena berpergian dari luar negeri (Malaysia). Waktu tim medis menanya beliau di rumah-rumah aja.

Karena ketidak jujuran tersebut akhirnya satu rumah sakit terkena, tidak itu saja, keluarga dokter, tim medies pun terkenan seperti salah satu rumah sakit di Sumbar ada perawat yang anaknya terkena virus corona karena ketidak jujuran dari pasien tersebut. Kasiankan anak/istri/suami terkena virus corona akibat ketidak jujuran pasien.

Kejujuran pasien sangat diperlukan, agar dokter dan tim medis bisa mengambil tindakan pengobatan yang baik, sehingga penangan antisipasi penyebaran virus corona ini tepat. Mari jujur, jangan tidak jujur, tidak ada alasan tidak jujur, perlu dipahami lagi bahwa penyakit ini bukan aib namun penyakit baru yang semua orang bisa terkena.

Terkena penyakit virus corona mulai dari Kepala Negara, Mentri, pejabat, orang miskin, orang kaya, ulama, pendeta, petani, pedagang, semuanya terkena, malah yang banyak kena itu adalah orang yang melakukan ammalan baik yaitu suka menjaga silaturahim dan sering bertemu-temu.

Perlu diingat bersama bahwa satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa jika individu berpenyakit berinteraksi dengan individu lain. Sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan maka sekarang semua masyarakat mari berprilaku jujur, sampaikan apa adanya.

Tidak hanya jujur, masyarakat pun harus patuh, taati anturan Pemerintah, dan lakukan pola kehidupan bersih agar semua Kita tidak tertular. Stop tidak jujur, Jujurlah saat petugas medis mempertanyakan riwayat pasien. Insyallah korban terjangkit dan meninggal dikalangan dokter, tim medis dan keluarganya tidak terjadi. (*analisa)