DALAM era modern ini, teknologi semakin berperan penting dalam sektor pertanian, terutama dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu inovasi yang kini mulai banyak diterapkan adalah pemanfaatan teknologi Computer Vision yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
Harmadi dkk., (2023) telah menciptakan suatu alat yg dapat digunakan untuk memantau perkembangan bibit tanaman tomat secara otomatis dan real-time, serta memberikan petani data yang akurat dan cepat dalam pengambilan keputusan.
Computer Vision adalah teknologi yang memungkinkan komputer untuk memahami dan menganalisis gambar atau video dengan cara yang mirip dengan penglihatan manusia. Dalam konteks pertanian, khususnya untuk tanaman tomat, teknologi ini dapat digunakan untuk memantau berbagai aspek pertumbuhan bibit, seperti ukuran daun, tinggi tanaman, dan kesehatan keseluruhan bibit. Internet of Things (IoT) adalah jaringan perangkat yang saling terhubung dan dapat berbagi data melalui internet. Dalam sistem pemantauan tanaman berbasis IoT, sensor-sensor yang terhubung dapat mengumpulkan data lingkungan seperti suhu, kelembapan, intensitas cahaya.
Dengan menggunakan kamera yang dipasang pada lokasi pertumbuhan bibit, gambar atau video dapat diambil secara periodik. Gambar-gambar ini kemudian dianalisis menggunakan algoritma yang telah dilatih untuk mengenali tanda-tanda pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Algoritma dapat mendeteksi perubahan warna daun yang mungkin menunjukkan kurangnya nutrisi atau adanya penyakit. Hal ini memungkinkan petani untuk mengambil tindakan yang diperlukan dengan cepat, seperti penambahan pupuk atau pengobatan penyakit.
Ketika teknologi Computer Vision digabungkan dengan IoT, data yang dikumpulkan dari gambar visual dapat diintegrasikan dengan data lingkungan dari sensor-sensor IoT.
Kombinasi data ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi pertumbuhan bibit tomat. Misalnya, jika Computer Vision mendeteksi bahwa daun-daun tanaman mulai menguning, dan sensor IoT melaporkan bahwa kelembapan tanah rendah, sistem dapat secara otomatis menyarankan atau bahkan melakukan penyiraman untuk mengatasi masalah tersebut.(analisa)
Oleh : Angelin Jukasima Avista
Mahasiswa Fisika Universitas Andalas
