Pemuda Turun Tangan, Horee Irigasi Kembali Berfungsi

oleh -759 views
oleh
759 views
Drum berkas dijejera dan dilas air pun mengalir di Pangian setelah tiga tahun irigasi tidak berfungi, pemuda dan petani bergotongroyong memperbaikinya. (foto: dok)
Drum berkas dijejera dan dilas air pun mengalir di Pangian setelah tiga tahun irigasi tidak berfungi, pemuda dan petani bergotongroyong memperbaikinya. (foto: dok)

Lintau,—Bung Karno pernah berkata beri saya sepuluh pemuda kan kugemparkan dunia, ternyata kata itu hingga kini masih ampuh dengan dimensi yang berbeda.

Lihat saja  pemuda Nagari Pangian, Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar saat mereka turun tangan bersama petani setempat maka tak brrfungsi selama tiga tahun kenbali mengalir lancar.

Pemuda Nagari Pangian patut diacungi jempol. Berkat kreativitas pemuda, irigasi yang bertahun-tahun tak dialiri air kembali berfungsi.

Irigasi tersebut mengaliri 100 hektare lebih sawah di Nagari Pangian, menjadi sumber air kolam-kolam warga, serta sumur warga. Pemuda memperbaikinya dengan cara tak lazim, yaitu dengan membuat polongan dari drum bekas.

Menurut Ketua Pemuda Pangian, Arfianto Dt Tan Kayo mengatakan, irigasi tersebut sudah mengalami kerusakan sejak tiga tahun terakhir. Polongan beton yang dibangun runtuh dan menyebabkan aliran air terputus. Akibatnya, 100 ha lebih sawah dan kolam warga kering, begitu juga sumur warga.

“Sawah tak bisa bercocok tanam, ibu-ibu terpaksa mengangkut air dari sumur umum, atau membeli air dengan mobil tanki,” ujar Arfianto.

Melihat kondisi yang sudah berlarut-larut itu, pemuda mencoba mengambil inisiatif memperbaiki polongan yang runtuh tersebut. Awalnya pemuda berniat membangun saluran air dengan papan.

Tapi,  melihat kondisi tanah, akhirnya disepakati membuat polongan dengan drum bekas.  Pemuda pun mencari drum bekas dari tempat-tempat barang bekas dan warga yang memilikinya. Kemudian, genset masjid dan travo las digotong ke lokasi.

“Drum bekas disambung dengan las.
Akhirnya, setelah berkutat mengelas selama tiga hari siang dan malam, akhirnya pada hari keempat polongan selesai dan air akhirnya bisa mengalir kembali ke saluran irigasi,”ujar Arfianto.

Meski air masuk, kerja pemuda belum selesai. Karena bertahun-tahun tak dialiri air, pemuda bersama masyarakat harus membersihkan sampah di bandar. Polongan-polongan tersumbat pun dibongkar, sampah diangkat.

“Allhamdulillah dan horee kerja keras kami tak sia-sia, petani Pangian pun tersenyum. Sumur sudah berair kembali, sawah bisa dibajak kembali, kolam ikan pun bisa diisi kembali,”ujar tokoh muda Pangian Hijrah.

“Sekarang saya sudah tak perlu angkut air dari sumur umum lagi,” ujar Rita, 35, warga Jorong Tago Palange, Pangian.

Dua hari setelah air masuk, para petani pun mulai membajak sawah mereka.

“Alhamdulillah, sudah lama sawah ini tak dibajak, sekarang saatnya bercocok tanam,” ujar salah seorang petani yang ditemui ketika sedang membajak sawahnya.

Tokoh pemuda Pangian, Hijrah Adi Sukrial mengatakan, perbaikan ini dilakukan pemuda bersama masyarakat. Langkah ini diambil karena pemuda miris dengan kehidupan petani di Nagari Pangian yang tidak bisa bercocok tanam karena saluran irigasi rusak.

“Semoga ini bermanfaat bagi masyarakat dan membuat perekonomian bangkit kembali, warga juga tak perlu lagi membeli air dengan mobil tank,” ujar pria yang juga Sekretaris Ikatan Keluarga Lintau Buo (IKLB) Kota Padang itu.(rilis)