Penanganan Covid-19 Sumbar Bentuk Mini Penanganan di Korea, dr Andani : Outbreak Insya Allah Tidak Terjadi

oleh -6,082 views
oleh
6,082 views
DR dr Andani Eka Putera MSc menganalisa dari trend kasus, Juni-Juli Sumbar keluar dari Wabah Covid-19, Kamis 30/4 (foto: dok)

Padang,— Hari ini terjadi penambahan pasien positif C0vid-19 Sumbar empat orang. Total pasien positif sudah 148 orang sejak kasus positif covid-19 pertama dulu.

Mengerikankah lonjakan pasien seperti itu..?, sehingga menempatkan peta Sumbar merah menyala di antara 10 provinsi di Sumatera. Terus apakah sudah terjadi outbreak Covid-19 di Sumbar dan prediksi ahli kesehatan kapan Coronavirus ini berakhir di Sumbar?.

Menurut Kepala Pusat Diagnostik Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand Dr.dr Andani Eka Putra, MSc penanganan Covid-19 di Sumbar sudah on the tract dan belum terlihat tanda-tanda terjadinya outbreak, semoga tidak pernah terjadi.

Model penanganan Sumbar seperti Korea, dimana identifikasi dini melalui pemeriksaan PCR yang dilanjutkan dengan isolasi dan perawatan pasien Covid dilakukan secara sistematis.

“Saya menyatakan bahwa lonjakan pasien positif yang pernah ditemukan 23 orang dalam sehari, dimana saat ini sudah mencapai 148 orang adalah menggembirakan, karena sebagian besar kasus positif ini adalah orang yang tidak bergejala (kelompok ODP dan OTG) yang aspek pentingnya adalah mereka merupakan kelompok yang dapat menularkan penyakit pada orang lain. Di sisi lain keadaan ini menggambarkan kemampuan Sumbar dalam pengendalian dan penanganan Covid-19, khususnya dalam memutus rantai penularan yang terlihat sudah berada pada jalur yang benar dan tidak banyak provinsi lain yang bisa melakukannya hingga hari ini, mereka masih dihadapkan dengan deteksi pasien PDP,”ujar dr Andani, Kamis 30/4 di Padang.

“Ketepatan dan kecepatan Sumbar dalam mendeteksi sumber penularan secara dini menggunakan PCR merupakan bagian dari proses penanganan Pandemi Covid yang tujuannya untuk memutus rantai penularan. Jika upaya pemutusan ini sukses, Sumbar mungkin tidak akan mengalami puncak, sebagaimana kita temukan pada Korea. Keadaan ini menjadi berbeda jika jumlah kasus Covid tersebut adalah PDP, yang tidak ada hubungan dengan sumber penularan, itu baru terjadinya puncak serangan di Sumbar menunggu waktu,”ujar Andani.

Bahkan jika trend seperti ini bisa dipertahankan, di mana deteksi dini diperluas dan diperbanyak, isolasi dan karantina dilakukan bahu membahu semua komponen, pemahaman masyarakat semakin membaik, pengawasan terhadap pendatang dilakukan dengan ketat, diperkirakan pada Juni atau Juli mungkin Sumbar akan terbebas dari Covid.

Indikator saat ini sudah mulai terlihat di mana, PDP yang positif Covid semakin menurun sebaliknya ODP dan OTG yang positif semakin meningkat. Pada prinsipnya apa yang dilakukan di Sumbar sudah mengarah apa yang direkomendasikan WHO terkait wabah. Untuk pasien positif, sumbar sudah menetapkan kasus covid ringan dikarantina di Bapelkes dan Diklat, kasus sedang dan berat di rumah sakit khusus covid dan rujukan.

“Pola penanganan seperti itu sama yang diinginkan WHO, dan jangan minta-minta outbreak deh, terus terang kita tidak akan sanggup, lihat Amerika Serikat hari ini, outbreak membuat panik nasional, padahal kecanggihan dan modern apa yang tidak dimiliki AS,”ujar Andani.

Saat ini terdapat beberapa Kabupaten dan Kota yang masih belum ada penderita Covid-19 yang dilaporkan (Zero Area), seperti Agam, Padang Panjang, Lima Puluh Kota, Solok Selatan dan lainnya, namun demikian masih perlu dipastikan apakah benar-benar tidak ada atau karena laporan yang sedikit. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar merencanakan dilakukan pemeriksaan masif di daerah tersebut.

“Kita melakukan test sampling dengan sampel 50-100 per kabupaten atau kota zero area ini. Jika tetap negatif hasilnya, maka Pemprov Sumbar punya dasar kuat membuka Segel PSBB di daerah zero covid-19 tersebut. Agam, Padang Panjang dan Limapuluh Kota bisa hidup normal, tapi tetap lock (terkunci) interaksi dengan orang luar dari daerah tersebut,”ujar Andani.

Bagi dr. Andani masyarakat jangan panik dengan jumlah pasien positif melonjak drastis karena itu akan membawa kebaikan dalam pemutusan rantai penyebaran dan petugas kesehatan harus tetap yakin bisa menanganani karena mereka adalah benteng terakhir perang melawan Covid-19, tentunya dengan perangkat APD lengkap.

“Kita harus memahami, bawah aspek penting wabah adalah penyebaran, maka prinsip mengatasinya adalah bagaimana cara mencegah penyebaran,”ujarnya.

Sumbar beda dengan daerah lain dan bahkan apa yang dilakukan di Sumbar tidak banyak dilakukan di daerah lain di Indonesia, yang masih memeriksa sekian ratus sampel setiap hari tapi itu PDP.

“Di Sumbar yang OTG dan PDP sudah dites swab, Laboratorium Diagnostik dan Riset kita setiap hari menerima 300-400 sampel dan kapasitas maksimal dapat mencapai 400 sampel/hari yang diterima dari seluruh Sumbar, terbaru kita juga menerima uji swab dari Bengkulu juga,”ujar Andani.

Laboratorium menargetkan mampu memeriksa 700-800 sampel/hari sehingga mampu membantu daerah lain yang fasilitasnya terbatas (iko)