Merdeka,—Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang juga Komisaris PT Garuda Indonesia, Dony Oskaria hadir di Padang menjadi nara sumber pada Seminar Bisnis Kadin Sumbar di Axana Hotel, Selasa 15/8.
Paparan Dony mampu memotivasi dan membarakan semangat berusaha para pengusaha lokal untuk menatap peluang usaha nasional, regional kapan perlu internasional.
“Pengusaha Sumbar terkenal ulet, dan pantang menyerah, tinggal mindset usaha lokal diubah, tatap peluang bisnis nasional, regional, kapan perlu internasional,”ujar Dony yang mengambil topik Menuju Dunia Usaha yang Lebih Baik.
Menurut orang kepercayaan Chairul Tanjung di Trans Crop ini, bisnis itu harus mampu memahami dan menangkap ekspektasi pelanggan.
“Memahami perilaku konsumen sangat mangkus untuk memenangkan kompotesi bisnis,”ujarnya.
Dony, anak Tanjung Alam, alumnus SMP Negeri 7 Padang ini menyebutkan pebisnis harus mampu memprediksi bisnis ke depan.
“Apple merek produk informasi teknologi terkenal di dunia ini, tidak punya pabrik, tapi bisa jadi perusahaan terbesar di dunia,”ujarnya.
Selain itu pengusaha Sumbar terutama yabg bergabung dengan Kamar Dagang dan industri Nasional (Kadin) Sumbar harus bisa melihat perubahan bisnis dan cepat diantisipasi .
Telah terjadi perubahan yang fudamental di bisnis. Ekonomi tumbuh terjadi perubahan prilaku belanja. Banyak toko tutup sekarang,”ujarnya.
Custumer kini tidak perlu lagi ke toko, cukup online. “Pilihan perguruan tinggil favorit sekarang komunikasi dan bisnis. Perusahaan taksi misal uber tidak punya armada taksi tapi bisnisnya taksi. Sekarang sharing bisnis, modalnya aplikasi. Dalam persaingan, pemenang cuma satu, mampu dan berani membongkar cara berbisnis lama,”ujarnya.
Selain itu pengusaha Sumbar juga harus tidak lagi memprioritaskan kejar proyek APBD dan APBN.
“Lakukan ekspansi bisnis tanpa memprioritaskan lagi proyek APBD dan APBN, sehingga kalau sudah begitu Kadin tanpa dana hibah APBD pun pasti tetap survive,”ujarnya.
Dony Oskaria juga berbagi pengalaman karena termasuk orang menelurkan tumbuh suburnya bisnis ritel Trans Crop. Dari 101 Transmart di indonesia.
“Jumlah populasi minang yg berada di luar Sumbar besar. Bisa dibayangkan jika ada aplikasi menyediakan makanan, kerajinan Sumbar. Luar biasa, cuma bisnis kita belum ada standarnya. Potensi cukup besar. Kelemahan tidak mengeksekusi bisnis itu longterm,”ujarnya.
Orang Sumbar kata Dony sukanya mengambil keuntungan besar di awal.
“Tidak mau mentransformasi bisnisnya dan dijalankan profesional. Bisnis harus berpikir longterm, mindset pebisnis minang harus berubah,”ujarnya.
Pebisnis jangan lagi memperebutkan bisnis pemerintah yang porsinya kecil. “Ambil bisnis yang porsinya besar, seperti consumer good.
“Tapi tempat titik transaksi ekonomi di Shmbar mesti diciptakan.
Bersiap-siaplah dunia berubah, jangan kita hanya jadi penonton di negeri sendiri,”ujarnya yang mengundang aplus peserta seminar. (rian/rilis)