Penuhi Green Energy, Dunia Belajarlah ke Mentawai

oleh -532 views
oleh
532 views
Dekan FT Unand Insannul Kamil jadi pembicara ahli pada Diskusi Publik Sumbar dan EBT di Batigo Kupi digelar IWO Sumbar, Rabu 9/10. (foto: own)

Padang,—Energi Baru Terbarukan memang sumbernya banyak, tapi soal inovasi dan improvisasi untuk sumber new green energy dan sudah beroperasional, dunia mesti belajar ke Siberut Mentawai.

Pembangkit Listrik Biomassa (PLTBm) dengan sumber energi dari bambu hari ini se Asia Pasifik ternyata baru ada di Kepulauan Mentawai.

“Mentawai munculkan inovasi untuk pemenuhan kebutuhan kelistrikan,
Semua pecinta dan penikmat listrik harus memberikan aplause kepada Pemkab di sana, karena mampu membuat energi yang sangat hijau saat ini,”ujar Dekan Teknik Unand, Insannul Kamil saat jadi pembicara pada Dialog Publik Sumbar dan Energi Baru Terbarukan di Batigo Kupi, Rabu 9/10.

Menurut Nanuk biasa Dekan Teknik ini disapa kalangan jurnalis di Sumbar, bambu adalah kekuatan lokal dan dia tidak kategori hasil hutan, tapi masuk ke tanaman.

“Satu kilo bambu dibeli oleh Persuda di Mentawai Rp 700, artinya ada subsidi silang rakyat untuk.pemenuhan kebutuhan listriknya, tidak selama ini, rupiah orang Mentawai habis terbakar untuk beli solar. PLTBm pun bisa mengreat sumber income baru bagi masyarakat Mentawai,”ujar Ketua Masyarakat Kelistrikan ini.

“Listrik dinikmati, petani bambu mendapatkan rupiah, sebuah simbiosis kehidupan yang luar biasa,”sambung Nanuk.

Menurut Nanuk, meski Pemkab Mentawai pionir tentu publik harus tahu siapa yang menginisiasinya, dan sekarang, lewat berita masive soal listrik bambu Siberut, sosok Ketua Bappeda Naslindo Sirait tak asing lagi bagi publik.

Naslindo kabarnya tak berhenti adanya PLTBm saja, tapi otaknya berputar supaya produksi tiga PLTBm di Siberut tengah terserap full.

“Saat ini produksi energi baru terserap 20 persen, masih ada 80 persen lagi, kedepan kita merancang penggunaan tenaga listrik untuk kendaraan motor dan mesin pom-pom, jika 80 persen saja terpakai maka PLTBm telah break even point,”ujar Naslindo.

Sedangkan terkait potensi energi listrik dari tenaga air menurut Nanuk tidak bertahan lama lagi, walau Sumbar punya potensi besar pembangkit energi dari tenaga air.

“Primadona energi dunia kedepan itu adalah solar (matahari) dan biomassa lain seperti bambu, air akan ditinggalkan apalagi penyelamatan air saat ini jadi isu iklim global,”ujar Insannul Kamil.

Hari ini kata Nanuk, Mentawai memberikan pelajaran kepada semua orang,  karena mampu Kepala Bappedanya keluar dari zona nyaman rutinitas tugas, dan berani berpikiran out of the box.

“Saat dunia butuh model green energy, hari ini ada di Mentawai, energi listrik indikator penting peradaban kedepan,”ujar Nanuk.

Akademisi FISIP Unand Ilham Adelano Azre mengakui pola kelola Perusda Mentawai menopang ketersediaan energi PLTBm penting diapresiasi.

“Perusda mengeloa bisnis baru yakni beli tanaman bambu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energi PLTBm di Siberut, core bisnis Perusda seperti ini ditiru, jangan bikin Perusda justru menyaingi bisnis yang masyarakat bisa mengerjakannya,”ujar Azre.

Sedangkan Ketua Komisi Informasi Sumbar Adrian Tuswandi sebagai peserta mengakui dialog publik digelar IWO Sumbar sebagai sarana pencerahan.

“Rindu kita ada cerita bernas dari lapau, sambil minum kopi ada pencerahan dari narasumber dialog. Apalagi terkait soal energi yang kata pak Nanuk 15 persen tinggal batrey android sudah butu-buru mencari colokan listrik untuk menchasnya. Bahkan 10 orang ketinggalan dompet tak masalah, tapi 10 orang lupa bawa android pasti terburu-buru menjemputnya, dan android itu berfungsi karena listrik, artinya bicara energi itu kekinian sangat penting,”ujar Adrian. (ichobb)