Penyesuaian Pendidikan Paling Sepi

oleh -610 views
oleh
610 views
Prof Elfindri ciut terbuka melihat kondisi pencegahan Corona Virus di Sumbar. (foto: dok)

Oleh : Elfindri Direktur SDGs Unand

ENTAH saya mungkin terlalu subjektif, melihat aspek pendidikan hampir mati dibicarakan. Tidak saja pada jenjang pra sekolah, sekolah dasar dan menengah. Sampai pendidikan tinggi masa pandemi ini.

Tabg banyak tentu nasalah hiruk pikuk PSBB atau new Normal. Sedikit ada pada dunia PT tapi sangat kurang untuk jenjang yang lebih rendah.

Pendidikan menengah kewewenanganya pada Pemko/ Pemkab, Pemprov dan dan PT masih pada gawenya dirjen PT.

Sepi senyap memang. Padahal, ini sebuah perubahan yang mendasar setidaknya semenjak bulan Maret 2020.

Tidak satupun yang sanggup memperkirakan pandemi berakhir. Kalaupun ada perkiraan berakhirnya itupun belum pasti.

Kebijakan social distancing membuat proses pendidikan di rumah. Pertanyaan besar adalah proses pendidikan yang selama ini diserahkan di sekolah, sekarang dominan di rumah.

Bagaimana orang tua yang masih berpendidikan rata rata di bawah 8 tahun, berfungsi mendadak mendorong anaknya belajar. Beliau sebagai asisten guru.

Bagaimana masa di rumah para guru mengagendakan keteraturan proses belajar mengajar. Bagaimana akuntabilitas proses pendidikannya?

Secara awam perlu kita intensive dorong proses belajar mengajar di rumah. Setidaknya reading skills anak anak terbangun.

Jika pilihan utama pada reading skills, maka ketersediaan dan akses anak anak pada buku menjadi perlu.

Akses virtual buku juga boleh. Tapi ini memerlukan akses komuter dan sinyal.

Akses untuk mendorong reading skills tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Homeschooling bagi ibu atau orang tua yang concern mungkin bisa melaksanakan lebih baik.

Setelah akses, guru pun bisa memposting apa tahapan kerja yang bisa diikuti oleh orang tua.

Kita tidak tahulah apakah proses secara virtual ini bisa berjalan, dikerjakan dan dilaksanakan oleh orang tua sebagai asisten guru.

Membuat group orang tua per kelas akan memudahkan proses kontak dan direction dari guru. Gurupun bisa menceck list dengan segala skala waktu dan menilai perkembangan peserta didik.

Apakah ini dilaksanakan?. Perlu evaluasi juga. Jika tidak terjadi proses belajar mengajar, sama artinya kita membiarkan proses pendidikan tanpa belajar dan terarah. Ini akan mengancam generasi mendatang.(analisa)