Perjalanan Dibalik Kesuksesan Zn Scarf

oleh -272 views
oleh
272 views
ZN Scraf (dok)

Oleh: Nurul Izzatul Haq dan Ferdinal

Civitas Academica Unand

ZN SCARF ialah salah satu brand hijab lokal yang sudah berdiri sejak lama. ZN Scarf didirikan tahun 2012 oleh Ilmiardi yang akrab disapa Ardi. ZN Scarf melakukan penjualan di salah satu toko didalam gedung Thamrin City Jl. K.H. Mas Mansyur, Jakarta.

ZN Scarf juga melakukan pemasaran produknya di media sosial seperti instagram dan facebook. Namun untuk saat ini ia tidak terlalu aktif untuk memasarkan produk di media sosial, ia lebih mengutamakan melakukan pemasaran secara langsung di toko.

Ardi lebih sering langsung memberi tahu para pelanggannya jika ada produk yang baru dirilis. Sehingga para pelanggan yang jauh pun dapat kebagian, dikarenakan kebanyakan para pelanggan ZN Scarf berasal dari luar kota bahkan luar pulau. Baru setelahnya dikirimkan pada alamat masing-masing.

Karena jika tidak semua produk akan langsung habis pada hari itu oleh pembeli langsung di toko. Terutama jika model terbaru dirilis.

Hampir semua pelanggan ZN Scarf membeli hijab untuk dijual kembali karena ZN Scarf menyediakan pembelian grosir dan eceran. Harganya pun termasuk murah dibanding toko lain. Itulah mengapa banyak sekali reseller hijab ZN Scarf.

Model hijab yang dijual ZN Scarf pun beragam seperti pashmina, segiempat, pashmina tali, pasmina inner, dan sebagainya. Jenis bahannya pun bermacam-macam. Hal tersebut membuat para pelanggan puas ketika berbelanja di ZN Scarf karena banyaknya pilihan yang tersedia.

Namun Ardi melakukan cara produksi yang unik yaitu merilis setiap model serta bahan secara bergantian setiap 4 sampai 6 hari sekali. Tujuannya agar para pelanggan tidak cepat bosan dengan model hijab tersebut yang itu-itu saja.

“Tujuan saya melakukan produksi seperti ini agar pelanggan para pelanggan makin tertarik dan tidak cepat bosan dengan model serta motifnya yang itu-itu saja,” tutur Ardi

Semua berawal pada 2012, Ardi yang sudah menjual bahan di Tanah Abang selama 4 tahun mulai merasa putus asa karena para pelanggan yang semakin sedikit dari hari ke hari. Apalagi saat itu, banyak toko lain yang menjual bahan yang sama dengan yang ia jual.

“Iya, saat itu banyak sekali yang menjual bahan dan jenis bahan yang dijual pun hampir sama semua, jadi susah untuk bersaing kalau tidak pandai mempromosikannya,” ujar Ardi.

Ia lalu melihat toko yang menjual hijab selalu ramai setiap hari. Motif dan model hijab yang dijual pun beragam. Setelah meminta pendapat dari keluarga. Ia memutuskan untuk memulai semuanya dari awal dan pindah ke Thamrin City.

Di Thamrin City Ardi hanya menyewa sebuah lapak dipinggiran yang harganya termasuk murah dibanding yang lain. Ia memulai dengan menjual produk hijab temannya yang saat itu sudah lebih dulu berjualan di Thamrin City.

“Alhamdulilllah, waktu itu ada teman yang mau ngasih produknya untuk saya jualin lalu saya bayarnya kalo produk tersebut udah laku,” tutur Ardi

Ia melakukannya dengan metode mengambil barang baru kemudian dibayar jika sudah ada yang membeli produk tersebut. Jadi saat itu ia hanya mengeluarkan modal untuk lapak saja. Pada awalnya hampir tidak ada yang membeli, karena lapak tempat ia berjualan sepi pengunjung yang lewat.

Lalu beberapa bulan kemudian Ardi pindah ke lapak yang lebih ramai pengunjung meskipun dengan biaya sewa yang sedikit lebih mahal. Barulah banyak pelanggan yang datang untuk membeli produk jualannya. Dan itu pertama kalinya hijab yang dijualnya langsung habis dalam satu hari.

Saking banyaknya permintaan Ardi mulai kewalahan karena terkadang produk temannya tidak cukup untuk para pelanggan. Ardi pun memutuskan mencoba memproduksi produk hijabnya sendiri. Karena ia sudah punya pengalaman mengenai jenis bahan ia pun tau bahan apa yang bagus untuk dijadikan hiab. Ia pun juga dikenalkan dengan seorang penjahit oleh temannya.

Namun tak ada bisnis yang selalu mulus. Ardi juga pernah merasakan pengalaman pahit karena salah satu pelanggannya memproduksi hijab sendiri dengan tukang jahit konveksinya. Namun Ardi tidak larut memikirkannya. Ia percaya hal tersebut tidak akan menghancurkan usahanya selama ini.

Hingga saat ini bisnis ZN Scarf semakin besar. Ardi pun memiliki dua toko dan dua lapak dengan 3 karyawan. Serta 2 konveksi nya sendiri.(analisa)