Pers Harus Jadi Mesin Pendingin Panasnya Pilkada

oleh -671 views
oleh
671 views
Polri gelar anugerah jurnalistik, dan berharap produk pers menjadi mesin pendingin suasana panas politik dan tahun politik, Ketua KPI Yuliandre satu dari sekian jurinya, Selasa 27/3 di Rupatama Mabes Polri. (foto: rizki)

Anugerah Jurnalistik Polri

Jakarta,—Mabes Polri mengajak insan pers menjadi mesin pendingin dalam ajang Pilkada Serentak 2018 yang digelar di 171 daerah pemilihan.

Salah satu langkah tersebut, Mabes Polri menggelar lomba jurnalistik Polri 2018. Acara ini dilaunching selasa, (27/3) secara resmi oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian di ruang Rupatama, Mabes Polri.

Pada launching itu tampak hadir seluruh pimpinan Polri dan tokoh pers nasional, anugrah ini merupakan event yang sangat bergengsi dan kredibel, karena semua jurnalis terbaik dari masing-masing media akan ikut sebagai peserta.

Salah satu hadiah yang menarik, pemenangakan mendapatkan reward meliput kunjungan kerja bersama Kapolri ke luar negeri.

Bahkan beberapa tokoh yang didaulat menjadi dewan juri merupakan para ahli yang sangat kompeten di bidangnya, seperti Ketua KPI Yuliandre Darwis, Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prasetyo, mantan Pemimpin Redaksi Metro TV Putra Nababan, Fotografer terbaik Indonesia Darwis Triadi dan sejumlah tokoh nasional lainnya.

“Jika media memberitakan hal-hal buruk, masyarakat akan terprovokasi, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, lewat lomba Anugerah Jurnalistik Polri, media diajak berkompetisi membuat berita yang menyejukkan dan mengampanyekan isu perdamaian terutama pada tahun politik,”ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Selain itu kata Tito Karnavian tujuan anugerah ini untuk memancing dan mendorong teman-teman media di tengah kontestasi politik sekarang.

Peran media penting, bisa mendinginkan suasana, bisa juga memanaskan suasana,”ujar Tito

Senda dengan Kapolri, Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis,selaku juri, mengatakan event seperti ini akan memberikan energi positif kepada masyarakat terutama konteks pemberitaan di media, di mana saat ini beberapa media dinilai memiliki kepentingan masing-masing dan bisa saja terjadi perang kepentingan pada pemberitaan politik.

“Kita berharap event ini akan mendorong media-media di Indonesia untuk menjadi pusat informasi utama, serta menjunjung tinggi kaedah-kaedah jurnalistik, terutama di ranah media online,”ujar Yuliandre.(rilis: kpi/rizki)