Padang–“Kondisi usaha kami hampir sekarat pak” itu lah curhatan para peternak ayam yang tergabung dalam Asosiasi Peternak Closed House (APCHADA) Sumatera Barat kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Sumatera Barat di Ruang Rapat Kantor Disnakeswan Sumbar, Senin (30/10).
Dalam pertemuan tersebut dengan Kadis Sukarli, mereka menyampaikan keluhannya mengalami kerugian akibat bibit dan pakan ternak yang mereka terima dari pihak mitra diduga tidak sesuai standar.
Ketua APCHADA Sumbar, Marlis menyebutkan belakangan ini para peternak ayam broiler mengalami beberapa kondisi
yang ditenggarai sengaja diciptakan pihak mitra.
“Setahun belakangan ini para peternak ayam
dari anggota APCHADA telah mengalami kerugian antara dua sampai empat periode. Oleh sebab itu. Kami meminta solusi dari pemerintah dalam hal ini Dinas PKH yang mempunyai kewenangan untuk bisa mempertemukan kami dengan pihak Mitra”. kata Marlis kepada media.
Marlis menyebut, biasanya usaha ayam pedaging ini tidak rugi, namun sekarang para pengusaha ini temukan fakta bahwa ada kerugian yang diderita sebagai dari mereka yang bermitra dengan salah satu perusahaan pemasok bibit dan pakan ternak ayam di Sumbar.
“Kalau kondisi seperti ini terus terjadi tentu akan memberikan risiko yang berdampak luar biasa kepada anggota saya. Guna menghindari kerugian yang lebih besar, maka kami APCHADA Sumbar minta dinas terkait carikan solusinya,” tukas Marlis.
Ia juga menambahkan, hal lain yang disampaikan kepada kepala dinas tentang adanya dugaan bahwa perusahaan yang menjadi mitra anggota APCHADA ini, punya kandang ayam sendiri. Sementara dalam ketentuannya tidak boleh.
“Mereka (penyedia bibit dan pakan, red) tidak bangun kandang sendiri. Tapi justru bermitra dengan pengusaha di daerah. Nah ini tentunya kewenangan pemerintah, apa sikapnya terhadap permasalahan yang dihadapi para pengusaha ayam pedaging (broiler) di Sumbar ini,” Marlis mempertanyakan.
Kemudian Marlis juga mempertanyakan pakan yang dikirim pihak mitra yang menurut para peternak kualitasnya jauh dari standar pakan ternak dibutuhkan. Untuk itu dia maupun para peternak meminta pihak dinas lakukan uji labor atas kualitas pakan ternak yang dikirimkan pihak mitra ini.
Marlis bersikukuh jika tidak juga ada solusi maka peternak yang tergabung dalam APCHADA Sumbar akan mogok beternak dan demo bersama-sama
Di sisi lain, Kadis Sukarli menyampaikan memang menerima aspirasi yang disampaikan pengurus dan anggota Apcada Sumbar ini terkait kondisi merugi yang mereka alami.
“Persoalan mendasarnya para peternak ini mengadu menyangkut pola kerjasama dengan salah satu dari tiga perusahaan pakan ternak yang ada di Sumbar, karena tidak memperoleh keuntungan maksimal bahkan alami kerugian dari usaha yang mereka lakukan,” kata Sukarli.
Terkait hal itu, Sukarli akan menindaklanjuti dengan melakukan uji labor . Apakah kandung protein dan vitamin yang ada dalam pakan itu sesuai dengan label yang ada pada karung pembungkus pakan.
Selain itu, lanjutnya, pihak dinas juga akan lakukan konfirmasi kepada perusahaan mitra yang dimaksud para peternak ini.
Sukarli juga menerangkan, akan mempertemukan dua pihak ini untuk mencari seperti apa persoalan sebenarnya dan mencari solusi yang tidak merugikan dua belah pihak.
Terkait dugaan pelanggan sebagai mana dilaporkan peternak baik itu menyangkut bibit, kualitas pakan hingga perusahaan mitra punya kandang sendiri, pihak dinas akan membentuk tim dari pengawas bibit dan ternak (Wasbitnak),” kata Sukarli. (*)