Oleh: Isa Kurniawan
Warga Padang
PILKADA PADANG memang masih jauh, yakni 2024. Tapi hawanya sudah mulai terasa, walaupun semilir. Dan tanpa terasa pula, kita sudah memasuki tahun politik, tahun 2022. Di mana sekitar bulan Maret, KPU sudah mulai memutar lagi roda pemilu.
Beberapa nama calon walikota sudah mulai mengapung. Sebutlah inkumben Walikota Padang Hendri Septa, Evi Yandri Rajo Budiman (Anggota DPRD Sumbar), Irwan Basir (Ketua DPD LPM Padang), dan kemarinya semakin kencang nama Fadly Amran (Walikota Padang Panjang) yang mulai menarik perhatian masyarakat Padang.
Adanya ketakutan dan ketidakpercayaan diri Walikota Padang Hendri Septa bahwa kalau diisi jabatan wakil walikota yang sekarang kosong akan menjadi pesaingnya nanti di pilkada, ternyata salah besar, ketika mencermati nama-nama yang mulai muncul.
FADLY AMRAN
Bagi Fadly Amran, sepertinya ada tiga opsi dalam karir politiknya ke depan. Pertama, tetap bertarung untuk periode kedua menjadi Walikota Padang Panjang. Kedua, maju di Pilkada Padang. Dan ketiga ke Pilkada Sumbar. Karena ketiganya serentak pada tahun 2024, makanya Fadly harus menentukan pilihan
Dari bisik-bisik tetangga, untuk opsi pertama tetap di Padang Panjang, lapangannya sudah terlalu kecil bagi Fadly Amran, yang saat ini telah menjadi sosok kepala daerah yang fenomenal, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Jadi pilihannya ada dua, kalau ndak ke Pilkada Padang, ke Pilkada Sumbar.
Kabarnya, Fadly Amran yang saat ini baru berusia 33 menuju 34 tahun (kelahiran 9 Februari 1988) akan maju di Pilkada Padang 2024, dengan alasan menapak terlebih dahulu dari Padang sebelum bertarung ke tingkat Sumbar.
Sebenarnya Padang pun bukan barang baru bagi Fadly Amran. Alumni SMA 1 Padang ini, mempunyai jaringan bisnis, baik pribadi maupun keluarga besarnya, mayoritas ada di Padang. Salah satunya adalah Baiturrahmah, identik dengan lembaga pendidikan dan rumah sakit. Banyak masyarakat Padang pernah bersinggungan secara emosional dengan Baiturrahmah, yang dimulai dari daerah Damar, Kecamatan Padang Barat.
HENDRI SEPTA
Dengan masa jabatan yang singkat sampai 7 Maret 2024, Hendri Septa harus berpacu dengan waktu untuk bisa menunjukkan kepemimpinannya bahwa memang ia mampu membawa Padang ke arah yang lebih baik lagi, sehingganya masyarakat pun menjadi simpati.
Tidak sedikit inkumben yang tumbang, walaupun sudah mengoleksi ratusan penghargaan, atau award —termasuk rekor MURI sekalipun. Sebab mereka selama menjabat petentang-petenteng seperti raja, arogan dan egois. Kemudian masyarakat menghukum dengan tidak memilihnya.
Ke depan, adanya wakil walikota akan sangat menolong kerja Hendri Septa, sebagai walikota, baik secara administrasi pemerintahan, maupun politik. Dan membiarkan kursi wakil walikota kosong tanpa ada usaha untuk mengisinya, adalah sebuah blunder besar bagi masa depan / karir politik Hendri Septa. Yakinlah. (analisa/facebook @isa..)