Pokdarwis Salimado Geliatkan Pariwisata Muara Kiawai

oleh -424 views
oleh
424 views
Pelatihan dan praktek ala Pokdarwis Salimado Muaro Kiawai meujudkan pariwisata income primadona nagari. (ilhm)

Oleh : Ilhamsyah Mirman

Founder Ranah Rantau circle (RRc)

MENYADARI peran penting dan potensi wisata yang banyak bertaburan di daerah Muara Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Pasaman Barat, sejumlah aktifis dan pegiat wisata bertungkuslumus menyerap ilmu, berbagi ide dan merumuskan langkah bersama.

Selama tiga hari segenap aspek dikupas dalam pelatihan yang diadakan untuk pengurus dan anggota kelompok sadar wisata (Pokdarwis) nagari yang memiliki wilayah membentang luas dengan letak strategis ditepi jalan utama.

Berjarak tidak lebih 17 (tujuh belas) kilometer atau dua puluh menit waktu yang dibutuhkan dari pusat kabupaten di Simpang Empat terdapat Lubuak Puti, goa Lapiang, air terjun, tubing, area panjat tebing, arung jeram, camping ground hingga tradisi ikan larangan dan sederet potensi yang menanti dikelola.

Pelatihan Pariwisata

Berawal dari komunitas anak muda dengan latar belakang profesi dan minat yang berbeda, lebih 20 (dua puluh) aktifis membentuk kelembagaan formal kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Salimado.

Ada mahasiswa, guru, pegiat wisata, pengusaha dan pekerja lepas. Yang menyatukan mereka, selain kesamaan usia dan minat, yaitu tekad memajukan nagari agar bisa berkembang

Melihat gelagat tersebu,t mendorong Wali Nagari Siswanto mendukung dengan program melibatkan narasumber berkompeten.

Maka bertempat di aula kantor walinagari diadakan kegiatan pelatihan yang dibuka Kadis Pariwisata Pasaman Barat Decki Syahputra. Dari kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan skill anggota Pokdarwis dalam mengelola destinasi wisata, sarana penunjang serta menyiapkan atraksi yang menarik pengunjung.

Foto bersama Kepala Dinas Pariwisata Pasaman Barat, Pokdarwis Salimado. (ilhm)

Bersemangatnya Kadis tidak lepas dari kekaguman saat merasakan langsung sensasi menyusur kedalam perut bumi. Keindahan stalaktit dan stalagnit di goa yang hanya berjarak 6 (enam) kilometer dari jalan raya ini menimbulkan kerinduan untuk batambuah mengulangi ekspedisi.

Kabid Destinasi Zul Atiqah menambahkan, acara berlangsung 12-14 Desember 2022 juga dimaksudkan sebagai upaya kreatif nagari menggali sumber income dari sektor pariwisata dengan mengundang pegiat selam sekaligus pengurus POSSI Ade Nirwansyah. Selain itu influenser cum pegiat wisata Eko Dharmawan serta Ilhamsyah Mirman dari Team Pemberdayaan dan Pengembangan Desa Wisata (TP2 Dewi) Sumbar hadir sebagai narasumber.

Pelatih cave diving Ade Nirwansyah usai menyampaikan pemikiran mengajak langsung peserta ke lokasi penyelaman. Selain untuk praktek pemasangan alat selam sekaligus mencoba langsung di sungai. Karena menyelam, arung jeram dan susur goa merupakan wisata minat khusus yang membutuhkan spesifik, seperti keahlian selam.

Eko menekankan pada pentingnya upaya membuat paket perjalanan memanfaatkan potensi destinasi yang ada. Termasuk mencatat dan mendokumentasikan keindahan tersembunyi itu untuk disebarluaskan melalui media sosial dan aneka platform agar masyarakat tau lebih banyak. Sosialisasi dan publikasi yang baik mampu mengajak orang berkunjung.

Sementara narasumber Ilhamsyah mengingatkan pentingnya melibatkan masyarakat dan seluruh pemangku kebijakan agar target menjadikan wisata sebagai income nagari dapat tercapai sesuai harapan. Jangan sampai nada miring atau ‘cimeeh’ yang keluar saat ada pengunjung yang datang atau bertanya tentang pariwisata.

Sambutlah dengan ramah dan bersikap wajar, karena semua yang datang adalah tamu sekaligus saudara kita yang ingin menikmati keindahan alam, kuliner dan kekayaan tradisi anak nagari. Dengan Sapta Pesona dan menerapkan prinsip CHSE sebagai acuan bagi anggota Pokdarwis dalam membina dan mendekati hati masyarakat.

Tradisi Ikan Larangan

Pada diskusi hari ketiga dipandu pendamping Desa Hasdim terungkap rancangan program nagari tahun 2023 pengadaan sarana pendukung dan pelaksanaan tradisi pelepasan ikan laragan.

Maka dikaitkan dengan tugas untuk mempraktekan apa yang didapatkan selama pelatihan, membersamai tradisi ikan larangan jadi kesepakatan bersama. Kalau selama ini dianggap kebiasaan, maka dalam beberapa bulan kedepan diharapkan tradisi turun menurun ini bisa dijadikan iven pariwisata yang menarik minat orang berkunjung.

Jelang bulan puasa adalah kesempatan terbaik mempraktekkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini mengangkat iven yang bisa dirangkaikan dengan tradisi lainnya, seperti makan bajamba, lomba fotografi, ekspedisi susur goa, menyelam, hingga camping.

Untuk itu dukungan dari para pemangku kepentingan yang telah digenggam, dalam hal ini walinagari, dinas pariwisata serta tokoh masyarakat, jangan di sia-siakan. Perlu disusun kepanitiaan dan proposalnya.

Akan lebih baik lagi kalau bisa merangkul pihak luar seperti perguruan tinggi, perantau dan kaum milenial. Karena mereka potensial untuk menggemuruhkan pariwisata Muara Kiawai tampil dan memberi manfaat bagi negeri dan nagari. Dari konten kreatif ditangan anak muda bisa menjangkau publik luas menyampaikan Muara Kiawai permai.

Hadir pada serangkaian acara pelatihan tersebut Sekretaris Nagari Novitra, Ketua Pokdarwis Rolly Al Ikhsan bersama Monalisa, Nadia, Nopan dan sejumlah anggota Pokdarwis Salimado lainnya.(analisa)