Prof Azyumardi Azra Wafat, Guspardi Gaus: Cendikiawan Muslim Berintegritas, Almarhum Level Cendikiawannya Kelas Dunia

oleh -230 views
oleh
230 views
Inilah perjumpaan offline terkahir Guspardi Gaus dengan Prof AA pada Halal bi Halal Mei 2022. (faj)

Jakarta,— Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Guspardi Gaus merasa sangat kehilangan atas wafatnya Prof Dr Azyumardi Azra di Kuala Lumpur, Malaysia.

Guspardi Gaus pun menyampaikan rasa duka yang mendalam sambil mengenang sosok almarhum yang merupakan sahabat karibnya.

“Saya betul-betul terperanjat mendengar kabar kepergian Prof Dr Azyumardi Azra (Prof AA). Karena sehari sebelumnya saya diberitahu oleh seorang sahabat bahwa Prof. Dr. Azyumardi Azra setelah menghadiri acara di Bukittinggi dan Padang beberapa hari lalu, kemudian menghadiri Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang diadakan oleh Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM),” ujar Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus, Selasa 20/9-2022.

Almarhum.diinformasika saat penerbangan menuju Kuala Lumpur sempat mengalami gangguan pernafasan dan harus dilarikan ke rumah sakit di Selangor, Malaysia untuk mendapatkan penanganan medis.

“Saya langsung mengontak istri beliau pada Jumat 16 september 2022 jam 22.39 wib menanyakan keadaan Prof. AA ketika mau berangkat ke Kuala lumpur, selanjutnya juga disampaikan kondisi terkini kesehatan beliau yang disampaikan oleh teman yang sengaja datang melihat dan memantau perkembangan kesehatan beliau,”ujar Guspardi.

Pertemuan Guspardi Gaus terakhir dengan Prof AA  di acara halal bi halal sekitar akhir Mei 2022 di kediaman Guspardi di Ciputat Jakarta.

“Pertemuan offline dengan almarhum meninggalkan cerita tersendiri. Dalam pertemuan itu Fachri Ali (senior saya di IAIN Syarief) melontarkan ide diadakannya sebuah seminar internasional tentang Azyumardi Azra di Padang. Menurutnya Gubernur Sumatera Barat bisa menjadi penyelenggaranya. Irman Gusman, Anwar Abbas dan Uda Basril Jabar pemilik Koran Singgalang yang juga hadir dalam obrolan itu turut mendukung,”cerita Guspardi.

Dan Guspardi Gaus waktu itu  sempat berbincang ketika Prof AA diusulkan menjadi Ketua Dewan Pers.

“Beliau menyampaikan peluang untuk menjadi ketua Dewan Pers cukup besar dan itu semua tergantung istana cerita beliau. Dan tanggal 18 Mei 2022 Prof AA benar-benar ditunjuk sebagai )etua Dewan Pers melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 14/M Tahun 2022. Kemudian kami juga berdiskusi mengenai berbagai isu potitik dan kebangsaan serta berbagai hal lainnya, ujar Guspardi Gaus.

Almarhum kata Guspardi adalah salah satu sahabat karib sejak tahun 1976 saat sama-sama kuliah di IAIN Syarif Hudatullah Jakarta.

Sosok Edi (panggilan almarhum saat kuliah,red) yang saya kenal adalah pribadi yang tekun dan pekerja keras serta berprestasi. Saya bersama almarhum semasa kuliah adalah aktifis mahasiswa dengan menjadi anggota Majlilis Permusyawaratan Kegiatan Mahasiswa (MPKM) sebagai pengganti lembaga kemahasiswaan sebelumnya (Dewan Mahasiswa) DEMA oleh Menteri Pendidikan Daud Yusuf,”kenang Guspardi.

Sedari dulu, kata Guspardi sudah aktif menulis di berbagai media massa. Pernah menjadi Wartawan Panji Masyarakat (1979-1985). Kemudian menerima beasiswa Fullbright dan mendapatkan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988. Pada 1992 memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University, ulas anggota Komisi II DPR RI itu.

Legislator asal Sumatera Barat ini menambahkan setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri sekitar tahun 1993, Prof AA kembali ke Indonesia dan mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 Azyumardi Azra Menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Lakek tangan” almarhum sangat luar biasa dan membawa UIN Syarif Hidayatullah menjadi perguruan tinggi Islam yang bergengsi,”ujarnya.

Selain dikenal sebagai Profesor yang ahli sejarah, sosial dan intelektual Islam Prof AA merupakan ilmuwan yang sangat berkelas tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga punya reputasi di tingkat regional dan dunia.

Bahkan Ratu Elizabeth menganugerahi gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) kepada Prof AA. Gelar ini merupakan sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris.

“Sehingga itu Prof AA  menjadi ‘Sir’ pertama dari Indonesia. Dan masih banyak deretan prestasi beliau dalam berbagai bidang. Prof. Azyumardi Azra juga merupakan seorang tokoh yang aktif mendorong dihelatnya Kongres Kebudayaan Minangkabau yang rencananya akan diselenggarakan pada akhir tahun ini,”ujar Pak Gaus biasa politisi senior Sumbar ini disapa banyka kalangan di nasional.

Berpulangnya Prof Azyumardi Azra adalah kehilangan besar bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, umat Islam, dunia pers, masyarakat Sumatera Barat dan bangsa Indonesia.

“Tokoh Minangkabau ini merupakan cendikiawan Muslim yang kritis dan berintegritas tinggi dan selalu menyuarakan kebenaran, membela hak asasi manusia, menegakkan konstitusi, serta keberpihakan pada kebebasan pers dan demokrasi. Mosaik serta pemikiran-pemikiran Azra yang mencerdaskan dan mencerahkan serta menginspirasi,”ujar Pak Gaus.

$Selamat jalan sahabatku. Semoga diwafatkan dalam keadaan husnulkhatimah dan ditempatkan di kalangan orang berilmu dan mujahid di sisi Allah. Dan seluruh yang telah dilakukannya tercatat sebagai amal ibadah baginya sehingga nanti beliau dimasukkan ke dalam surga jannatun na’im.. Aamin,”ujar Guspardi Gaus tak kuasa menahan linang air matanya. (faj)