Proyek Drainase Primer, Awaluddin Rao Jawab Lontaran Amkartago

oleh -499 views
oleh
499 views
Proyek Drainase Primer Kota Bukittinggi, Awaluddin Rao lurusnya lontaran Amkartago. (dok/zul)

Bukittinggi, — Proyek Drainase Primer di jalan raya Kota Bukittinggi sudah berjalan sesuai kontrak, tapi disesalkan aktifis senior Kota Bukittinggi Amkartago.

Proyek besar yang membelah jalan raya di kota Bukittinggi disesalkan Amkartago kemarin itu dijawab oleh Awalludin Rao selaku  Site Manacer Proyek via telepen kepada media di Bukittinggi, Jumat 15/10-2021.

Awaluddin Rao tak manafikan dampak pengerjaan proyek yang memgganggu keyamanan pengguna jalan raya di Kota Bukittinggi.

“Untuk dampak pengerjaan kami memakluminya dan mohon maaf kepada pengguna jalan serta berharap maklum masyarakat,” ujar Awaluddin Rao.

Dan disesalkan oleh Amkartago menurut Awalauddin Rao adalah hak baik LSM atau media sosial atau media massa.

“Ini bentuk kontrok sosial dalam tugasnya sehari hari itu adalah hal yang wajar dan menjadi panduan bagi kami untuk memperbaiki pengerjaan ini,” ujarnya.

Untuk lebih jelasnya, pembangunan yang mempergunakan uang negara ini,. masyarakat bisa bertanya langsung kepada pemerintah Kota Bukittinggi dalam hal ini Dinas PUPR.

“Yang jelas kita sebagai rekanan atau kontraktor melakukan prosedur yang ada melalui dari proses lelang sampai kontrak. kerja selesai,” ujar Awaluddin.

Pelaksanaan yang dimaksud Awaluddin Rao dengan drainase primer adalah pembuangan akses air, ke sungai besar yang ada di sekitarnya

Cara pengerjaan proyek ini di jalan utama memang selalu jadi sorotan oleh masyarakat ramai, yang di dalam setiap kota-kota besar memang ini selalu menjadi persoalan termasuk di Sumatera Barat seperti Padang dan Bukittinggi.

“Ya Penanganannya memang cukup konferensif cukup sulit karena dia harus terhubung dengan sungai-sungai dalam proses pelaksanaan di tengah-tengah jalan memang itu ada yang belum paham, kalau dikerjakan di pinggir jalan akan mengganggu fasilitas atau instrumen lain seperti PDAM Telkom PLN,”ujarnya.

Sehingga memang dalam proses pelaksanaannya terlihat agak aneh bagi yang baru melihat pengerjaan proyek seperti ini.

“Di DKI Jakarta, proyek seperti ini sudah biasa bahkan kadang-kadang proyek proyek besar di kota besar Jakarta, contohnya itu malah di bor di bawah tanah,” ujar Awaluddin Rao.

Kontrak kerja proyek sebesar ini dengan pagu Rp 15,6 miliar saya tawar cek Rp 12,9 miliar, Alhamdulillah kami ditunjuk sebagai pemenang proyek ini kami lakukan dengan uang sendiri. Ini proyek sama sekali tidak mempunyai dana talangan atau dana pinjaman seperti dana DP atau uang muka tidak ada, pekerjaan sudah mendekati 90 persen. Dan pekerjaannya dilakukan oleh vendor salah satu contohnya pekerjaan pengadaan box karpet dari pabrik, yang dipesan sebanyak 1090,”ujarnya.

Selanjutnya kata Awaluddin Rao setelah itu nanti masuk ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan ditimbun lagi terus diaspal lagi pengaspalan itu juga dikerjakan oleh Statika Mitra sarana atau vendor-vendor lain yang mempunyai aspal mixing plant.

“Jadi di sana dikerjakan semua bahan bakunya standarisasi, jadi kita hanya menggali memasang selanjutnya hanya itu inti pekerjaan kita,”terang Awal.

Tentng ada jatuh korban karena pengerjaan Proyek Drainase Primer, menuryt Awaluddin sebenarnya sudah diakui oleh korban akibat kesalahannya sendiri.

“Kejadian yang sebenarnya ketika itu, ibu-ibu yang yang kerjanya setiap hari menjual sayur biasa setiap subuh mereka berangkat di antar oleh anaknya pakai sepeda motor, yang mengalami lampu motornya tidak nyala. Tapi kalau sampai korban yang meninggal akibat pekerjaan atau gangguan proyek ini belum ada sampai saat ini,”ujar Awaluddin meluruskan.

Tapi walaupun demikian kata Awaluddin Rao elaku perusahaan bertanggung jawab seluruh biaya pengobatannya.

“Selurub biaya pengobtan kita yang bayarkan dan bersilaturahmi ke rumah kediaman korban,” jelasnya mengakhiri (zul)