Tanah Datar — Proyek pelebaran jalan provinsi ruas jalan Baso-Piladang menuai banyak polemik belakangan ini, mulai dari dugaan proses pengaspalan yang amburadul, dan sekarang ditemukan pasangan batu di bahu jalan menggunakan semen karung yang dimasak atau aduk manual, Senin 12/9-2022.
Padahal sebelumnya dengan tegas Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengatakan, jangan pakai kontraktor yang abal-abal terkait jalan pengerjaan jalan provinsi. Itu ditekankan lansung Wagub kepada Dedi Riadi kepala bidang Cipta Karya Provinsi Sumbar.
“Kontraktornya jangan yang abal-abal lagi, itu harus kita perhatikan kedepannya, kontraktornya jangan saing-saingan rendah harga, akhirnya proyek banyak yang mangkrak, kalau proyek bermasalah atau mangkrak nanti yang rugi masyarakat,” ujarnya kepada Kepala Bidang Bina Marga Dedy Rinaldi tempo hari.
Kemudian terlihat kontraktor pelaksana, di papan pengumuman yang konon baru dipasang, tertulis Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang. Nama kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Provinsi. Sub Kegiatan : Pemeliharaan Berkala.
Dengan pekerjaan : Pemeliharaan Berkala Jalan Provinsi Diruas Simpang Baso-Piladang (P.079) DAK. NO Kontrak : 620/81 KTR-BM/2022. Tanggal Kontrak : 15 Juni 2022. Nilai kontrak Rp 7.887.227.746,48. Konsultan Pengawas : CV Misuda Enjineering Consultant. Waktu Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh ) Hari Kalender. Tahun Anggaran : 2022. Pelaksana : PT Laskar Muda Gemilang.
Menurut Camiang dan Dika pemuda setempat, pengerjaan pasangan batu sering kali dia para pekerja tidak memperhatikan keselamatan kerja tanpa menggunakan APD.
Menurutnya pada proses pengaspalan juga menjadi pertanyaan karena diduga ada yang diberi Sirtu dan ada yang tidak, dan juga ada beberapa kali pekerjaan pasangan batu dilakukan waktu hari hujan.
“Bukan hanya itu, kita melihat pasangan batu untuk bahu kiri kanan jalan menggunakan semen karung dan dimasak secara manual oleh pekerja, tentunya ini sangat mempengaruhi kualitas pasangan batu nantinya, terkait dengan pengaspalan kita menduga banyak terjadi kejanggalan, bahkan waktu pengambilan sampel aspal, hanya di ambil kiri kanan saja, yang di tengah tidak di ambil,” ujar mereka.
Pihak PT Laskar Muda Gemilang yang mengaku bernama Anton mengatakan, kalau pekerjaan terkait pengaspalan pihaknya sudah melakukan sesuai dengan prosedur.
“Tahapan yang dimaksud tidak ada yang di lewatkan dan kami bekerja sesuai spesifikasi dan diawasi konsultan,”ujar Anton.
Kemudian terkait APD, menurut Antotn pekerja telah dibagikan kepada mereka tapi terkadang mereka gerah dan melepas rompinya, tapi sepatu safety-nya selalu di pakai.
Kemudian pengawas lapangan Azri saat di temui di mess nya, di salah satu rumah warga di Jorong Lompatan Datar, Nagari Barulak terkait dengan penggunaan semen karung dan di aduk manual, mengatakan terkait dengan direksi ket ada di mess konsultan.
“Paginya pakai molen, pas siang saya juga nggak tau. Soal adukan manual itu benar, dari pada pekerja nganggur, kita melakukan adukan manual, untuk kualitas manual itu kalau sesuai dengan takaran itu tidak masalah,” ujarnya Azri pengawas lapangan.
Konsultan pengawas dari CV Misuda Enjineering Consultant yang mengaku bernama Remon sepertinya terkesan tertutup dan tidak pernah sekalipun menanggapi konfirmasi dari masyarakat ataupun media, patut diduga ada kongkalikong antara kontraktor dan konsultan pengawas. (han)