PWNU Sumbar Catat Sejarah Baru, Usung Yahya Cholil Jadi Ketum PBNU

oleh -329 views
oleh
329 views
Sekretaris PWNU Sumbar bersama 15 Ketua Tandfiziyah PCNU Sumbar di arena Muktamar saat pemilihan Ketum PBNU

Padang, — Pada Muktamar ke-34 ini Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Sumbar mencatatkan sejarah baru di Lampung. Bila dalam muktamar sebelum-sebelumnya Sumbar selalu pecah dan berada di barisan yang kalah , kali ini PWNU Sumbar bersama 15 PCNU Kabupaten-Kota, berhasil mengusung  Yahya Cholil Staquf yang juga kakak dari Menteri Agama RI sebagai Ketua PBNU periode 2021-2026 menggantikan Said Aqil Siradj, Jumat (24/12/2021).

Sekretaris PWNU Sumbar H. Suleman Tanjung mengatakan, delegasi PWNU Sumbar yang mengusung slogan regenerasi, dipimpin oleh Rois Syuriah PWNU Sumbar, H. Hendri, Khatib Syuriah H. Joben, Wakil Ketua Tanfidziyah Aswandi Rahman dan dirinya selaku Sekretaris PWNU Sumbar, bersama 15 PCNU kabupaten/kota di Sumbar yang dari awal komit mendukung Gus Yahya Staquf menjadi Ketua Umum PBNU.

Dalam usulan ahwa, dari Rois Syuriah PCNU Sumbar yang jumlahnya 18, mengusulkan ahwa versi Gus Yahya Staquf, itulah yang ditetapkan 9 orang dalam muktamar.
“Kita bersyukur, pada Muktamar 34 ini, PNU Sumbar menempatkan suaranya pada calon yang menang, beda dengan sebelum-sebelumnya, Sumbar berada di barisan yang kalah.

Muktamar kali ini sejarah mencatat, PWNU Sumbar minus Ganefri, terkonsolidasi dengan baik oleh Rois Syuriah, Khatib Syuriah, Wakil Ketua Tanfidziyah dan saya sendiri selaku Sekretaris PWNU Sumbar,” ungkap Suleman Tanjung.

Ditambahkan Suleman Tanjung, jelas bahwa PWNU Sumbar berada di gerbong Gus Yahya. Perbedaan yang ada di tubuh PWNU Sumatera Barat dalam Muktamar 34 itu, justru membawa rahmat dan berkah sampai pada kesimpulan bahwa yang didukung oleh PWNU Sumatera Barat itu slogannya adalah regenerasi dan Ketua Umum PBNU nya adalah Yahya Cholil Staquf.

Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung, Yahya terpilih setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara, dari 548 suara yang masuk dan satu suara batal.

Yahya dan Said melaju ke pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 NU setelah memenuhi syarat minimal dukungan 99 suara dari para pemilik suara.
Selain ketua umum, Muktamar ke-34 NU juga telah lebih dulu menetapkan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026.

Miftachul terpilih berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 kiai sepuh NU.

Yahya merupakan kakak Yaqut Cholil Qaumas, Menteri Agama RI saat ini. Keduanya merupakan putra Cholil Bisri, kiai yang juga aktif dalam kancah perpolitikan nasional sebagai eks Wakil Ketua MPR dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 31 Mei 2018. Sebelumnya, Yahya pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat RI.
Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ia santri tulen atau lahir dari garis keturunan santri dan tumbuh di lingkungan pesantren. (rls-pwnusbr)