Raih UN Tertinggi di Padang, Anak Tukang Ojek Simpang Indarung Diterima di ITB

oleh -4,230 views
oleh
4,230 views
Randi peraih nilai tertinggi UN 2017 menjadi mahasiswa beasiswa bidik misi di ITB, foto berbagai penghargaan saat sekolah di Padang diaput kedua orang tuanya. (foto: ch)

KETERBATASAN ekonomi tidak menghalangi Randi Kurniawan untuk berprestasi. Walau punya bapak berprofesi tukang ojek, tidak membuat dia patah arang untuk berprestasi.

Akhirnya, remaja 17 tahun itu berhasil meraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi tingkat SMA di Kota Padang tahun 2017. Hebatnya lagi, dia lulus sebagai mahasiswa bidik misi di Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur SNMPTN.

Randi Kurniawan yang tinggal di Gang Melayu, No23, RT06/RW01, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumbar, juga cukup dekat dengan warga sekitar rumahnya.

Remaja “kutu buku” yang dikenal cerdas, mudah bergaul, tak jumawa dan sopan ini sangat hormat kepada orang tua.

“Kami salut dengan prestasi Randi. Sebagai warga Gang Melayu, kami turut berbangga karena Randi menjadi lulusan UN tertinggi di Padang,” kata salah seorang warga Gang Melayu.

Randi tak menampik apa yang disampaikan warga tentang dirinya. Kata Randi, sebagai anak yang berbakti kepada orangtua, sudah sepantasnya untuk bersikap menghormati.

“Orangtua dan guru di sekolah mengajarkan saya untuk menghormati yang lebih tua. Jadi menurut saya, sudah sewajarnya kita bersikap untuk saling hormat menghormati,” kata Randi saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.

Randi menyebut keberhasilannya meraih nilai UN tertinggi di Kota Padang, tidak terlepas dari peran kedua orangtuanya yang selalu mengingatkan dirinya untuk rajin belajar supaya kelak bisa membuat orangtua bangga.

Kendati demikian, prestasi tersebut diluar dugaannya, mengingat prestasinya di SMA Negeri 10 Padang tidak begitu mencolok. Bahkan di semester I, dia hanya mampu meraih rangking 9 di kelas. Kemudian semester II hingga V, maksimal hanya masuk 5 besar.

“Selama di SMA, saya tidak pernah sekalipun juara kelas. Makanya saya kaget begitu mengetahui nilai UN saya tertinggi di Padang,” ujar remaja yang hobi berenang itu sembari menyebut bahwa nilai UN-nya, juga tetinggi ke-empat di Sumbar.

Randi merupakan sulung dari tiga bersaudara pasangan Zularly (45) dan Ratna (41). Ayah Randi bekerja sebagai buruh di PT Yasiga Sarana Utama yang merupakan Anak Perusahaan dan Lembaga Penunjang (APLP) PT Semen Padang. Sedangkan ibunya, berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Di samping bekerja di PT Yasiga Sarana Utama, Randi menyebut bahwa ayahnya juga nyambi menjadi tukang ojek di Simpang Indarung. Semua itu, kata Randi, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya.

“Saya bangga dengan Ayah, beliau dengan ikhlas, mau mencari penghasilan tambahan sepulang kerja. Ayah nyambi jadi tukang ojek, karena ingin saya fokus belajar biar berprestasi,” ungkap Randi.

Meski berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan, namun Randi mengaku bahwa dirinya tidak minder bersaing dengan siswa yang berasal dari keluarga mampu dan berprestasi di sekolahnya. Hal itu ia buktikan dengan sederet prestasi yang ia raih.

Di antaranya, Juara I Oliampiade Sains Tingkat Kota Padang tahun 2016, Peringkat 5 Olimpiade Sains Tingkat Provinsi Sumbar tahun 2016, Finalis Lomba Seni Berkimia Tingkat SMA Se-Sumbar tahun 2015 dan Finalis Pra-Olimpiade SMANSA Padang Sciense Competition (SMAPSIC) XI + Jr 7 Tingkat SMA se Sumatera tahun 2016.

Kemudian, Finaslis Uji Kemampuan dan Seminar Olimpiade UKSO III-2016 Tingkat SMP/MTs dan SMA/MA se-Sumatera Barat 2016 yang diselenggarakan di SMA Excellant Nurul Ikhlas, serta finalis Lomba Pra-Olimpiade Kimia tahun 2016 tingkat SMA/MA Se Sumbar 14 Februari 2016.

Semua prestasi yang diraih Randi, ternyata tidak lepas dari kerja kerasnya sejak masih duduk di bangku SD, yaitu SD Negeri 17 Batu Gadang. Di sana, Randi selalu meraih rangking 1 mulai dari kelas 1 hingga kelas VI.

Bahkan prestasi tersebut, kian cemerlang begitu masuk SMP Negeri 11 Padang. Selain menjadi juara kelas sejak semester 2 kelas I sampai kelas III, ternyata Randi juga berhasil lulus sebagai siswa dengan raihan UN tertinggi di sekolahnya.
Mahasiswa Undangan ITB

Selain meraih UN teringgi tingkat SMA di Kota Padang tahun 2017, Randi ternyata juga lulus sebagai mahasiswa undangan ITB melalui jalur SNMPTN, dan diterima sebagai mahasiswa bidik misi pada Fakultas Teknik Mesin dan Material

Bagi Randi, kelulusannya di ITB merupakan suatu kebanggaan bagi dirinya dan keluarga, karena ITB merupakan perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

“Sejak masih di kelas I SMA, ITB sudah menjadi perguruan tinggi favorit saya. Alhamdulillah ternyata saya diterima di ITB dan dinyatakan sebagai mahasiswa bidik misi,” ungkap Randi.

Sebelum mengikuti SNMPTN, Randi mengaku bahwa dirinya sempat mendiskusikan kepada orangtua terkait jurusan dan perguruan tinggi mana yang akan diambil. Namun, kedua orangtua menyerahkan sepenuhnya kepada dirinya mana yang akan dipilih, sehingga dengan mantap, dirinya memilih perguruan tinggi ITB dengan pilihan pertama Fakultas Teknologi Industri dan kedua Fakultas Teknik Mesin dan Material.

“Kedua fakultas tersebut menjadi pilihan saya, karena ada mata kuliah kimia yang merupakan pelajaran yang paling saya senangi,” ujar pria yang bercita-cita ingin menjadi direktur di perusahaan BUMN.

Memang, mata pelajaran Kimia menjadi favorit bagi Randi, sehingga tak ayal dalam UN kemarin, Randi meraih nilai sempurna, yaitu 100. Kemudian mata pelajaran Bahasa Indonesia mendapat nilai 90.00, Bahasa Inggris 88.00 dan Matematika 95.00. “Jika ditotalkan, seluruh nilai UN saya 373,00 derngan rata-rata 93.25,” bebernya.

Orangtua, lanjut Randi, sempat khawatir begitu mengetahui dirinya diterima sebagai mahasiswa baru di ITB, karena uang kuliah di ITB cukup mahal dan tentunya, orangtua tidak sanggup untuk membiayai kuliah di ITB.

“Setelah dijelaskan bahwa saya diterima sebagai mahasiswa bidik misi, Ayah dan Ibu langsung sujud syukur. Bahkan ibu saya sempat menangis dan terharu karena saya diterima di ITB tanpa mengeluarkan sepersen biaya,” bebernya.

Dibantu Semen Padang

Prestasi cemerlang yang diraih Randi Kurniawan, ternyata juga jadi perhatian oleh Semen Padang sebagai perusahaan BUMN yang peduli terhadap pendidikan masyarakat di sekitar perusahaan, khususnya Lubuk Kilangan yang merupakan wilayah ring 1 Semen Padang.

Kata Randi, sejak masih duduk di kelas IV SD hingga kelas III SMA, dirinya selalu diberikan beasiswa oleh Semen Padang melalui Corporate Social Responsibility. Menurutnya, beasiswa yang diterima sekali 6 bulan dari Semen Padang itu, telah menjadi pelacut baginya untuk lebih berprestasi lagi.

“Saya sangat berterimakasih sekali kepada Semen Padang. Berkat beasiswa tersebut, saya semakin bersemangat dan rajin untuk terus belajar. Uang dari beasiswa itu banyak manfaatnya. Selain membeli kebutuhan sekolah, uangnya juga saya gunakan untuk beli kebutuhan lainnya seperti handphone, pakaian dan lainnya,” ujar Randi.

Randi Mahasiswa ITB buat bangga keduaorangtuanya.(foto:ch)

Sementara itu, Ratna menyebut bahwa putra sulungnya itu memang sudah terlihat istimewa dibandingkan anak-anak lainnya.

“Sejak berusia 3 tahun, Randi ini sudah bisa membaca tulisan meskipun belum lancar. Daya tangkapnya kuat. Randi ini tak pernah TK, dia langsung SD,” ujar Ratna.

Ayah Randi, Zularly, mengaku bangga atas pencapaian yang diraih Randi selama ini. Kendati demikian, ia selalu mengingatkan agar Randi tumbuh menjadi pribadi yang baik dan terus membuat keluarga bangga.

“Kami tak menuntut apa-apa ke Randi. Kami sebagai orangtua hanya minta agar Randi bisa membuat kami bangga,” ujarnya.