Raihlah Mimpi dengan Kerja Keras dan Kerja Cerdas

oleh -799 views
oleh
799 views
Dony Oskaria

Catatan si Dony

TEPAT  pukul 11.50 WITA , pesawat Garuda yang saya tumpangi dari Bali menuju Lombok International Airport akan segera mendarat, terpaksa saya menyimpan kembali video monitor ke tempatnya sesuai instruksi pramugari, saat itu film Rio 2 yang saya tonton sedang seru seru nya, “saya akan lanjutkan dalam perjalanan pulang lombok – jakarta nanti ” gumam saya dalam hati.

Kunjungan saya ke lombok kali ini dalam rangka memberikan pembekalan kepada Pejabat BPJS yang akan memasuki purna bhakti, sekaligus akan saya manfaatkan untuk mengunjungi objek-objek wisata yang ada di lombok dalam kapasitas saya sebagai Ketua Pokja Industri Pariwisata, Komite Ekonomi dan Industri Nasional.

Turun dari pesawat saya di jemput oleh General Manager Garuda Indonesia Lombok, “selamat siang pak, welcome to Lombok” kata pertama yang diucapkan sambil terseyum cerah. Saya selalu suka dengan wajah optimis penuh senyum, kata orang bijak ” You Never Get a Second Change to Make a First Impression”. Tidak ada kesempatan kedua untuk memberikan kesan pertama yang baik, karena itu jangan gagal dan sia-siakan memberikan kesan pertama yang positif.

“Bagaimana bisnis?” tanya saya sambil berjalan menuju kendaraan.
” Bagus pak, tingkat isian rata rata 80%, ada 14 penerbang setiap hari yang kami tangani” jawabnya dengan lugas. Terlihat dia sangat menguasai pekerjaannya dengan baik, tetapi kali ini saya tidak akan menulis tentang garuda Indonesia.

Saya akan menceritakan pengalaman saya bertemu dengan seorang anak muda inspiratif, yang mudah mudahan menjadi inspirasi bagi anak muda indonesia akan keberhasilan perjuangan mencapai cita cita.

Pertemuan saya dengan Agung, demikian dia dipanggil, tidak pernah saya rencanakan sebelumnya sungguh suatu kebetulan yang berharga untuk saya bagikan dengan pembaca sekalian.

Awalnya setelah puas mengamati dan mengelilingi kawasan mandalika, saya melanjutkan perjalanan ke teluk nara yang merupakan dermaga penyeberangan dari daratan lombok menuju tiga gili atau pulau yaitu gili trawangan, gili meno dan gili air, rencananya saya akan berakhir pekan di sana. “Pak kita punya langganan untuk penyeberangan ke gili namanya agung” kata sopir yang mengantarkan saya sambil memacu kendaraan dengan sedikit kencang. “Ok pak” sahut saya sambil tersenyum.

Berlahan mobil memasuki jalanan berpasir, saya fikir akan segera sampai di teluk nara. Benar saja tidak berapa lama mobil berhenti dan kamipun turun. Saya mengikuti sopir dari belakang menuju ke meja kecil dengan kursi kayu, disana duduk seorang anak muda, kulitnya sawo matang khas anak pantai, dengan rambut “spike” diolesi gel sehingga terlihat mengkilap, dalam hati saya berfikir mungkin ini agung langganan yang diceritakan sopir saya tadi.

” Apa kabar mas ” sapa sopir saya didepan meja kecil itu
“Baik pak” jawab anak muda itu sambil senyum. Meskipun kulitnya hitam tetapi deretan gigi putih dan raut mukanya saya bisa merasakan bahwa anak muda ini ramah sekali.
“Saya mau menyeberang mas” timpal saya.
” Bapak mau pakai speed atau mau pakai lokal boat ?, untuk speed boat harganya satu juta pulang pergi, untuk lokal boat harganya enam ratus ribu pulang pergi” dengan sigap dan ramah dia menjelaskan.
Melihat anak muda ini muncul keinginan saya untuk mengenal lebih jauh. ” ada berapa kapalnya mas?” saya memulai percakapan sambil menunggu reaksi dari Agung. ” 7 speedboat dan 5 kapal kayu” jawab agung.

Agung menjelaskan awalnya dia tinggal di bali dan kebetulan punya saudara tukang asongan di teluk nara. Suatu hari tahun 2110 Agung berkunjung ke teluk nara dalam rangka silaturahmi dengan saudaranya. Disana dia melihat peluang bisnis penyebrangan dari teluk nara ke gili trawangan yang sangat menjanjikan. Sepulang dari kunjunganya itu, agung mencari akal untuk dapat mewujudkan mimpinya memiliki bisnis penyebeberangan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah mendata kenalan kenalanya yang kira kira berminat didalam bisnis pariwisata. Setelah itu agung mencoba meyakinkan mereka akan potensi dan peluang bisnis penyenbrangan ini. ” awalnya ga ada yang mau pak” jelas agung dengan logat bali yang kental. Tetapi dengan kegigihanya agung berhasil meyakinkan satu agen perjalanan untuk berinvestasi. ” Akhirnya bos tempat saya dulu bekerja mau untuk support saya, kapal kayu pertama saya seharga 70 juta” dia menjelaskan.

Bermodalkan satu kapal kayu, Agung mulai menjalankan bisnisnya ” Bagi saya yang paling penting pelanggan saya puas, uang akan datang sendiri. Karena itu saya meciptakan model baru dalam penyebrangan dimana pelanggan bebas kapan saja mau saya jemput ke gili setelah di antar ke sana, cukup sms saya 2 jam sebelumnya” demikian agung menjelaskan stretegy bisnisnya. Sebelumnya pelaku bisnis ini hanya mengantar dan untuk kembali tidak ada kepastian harga malah cenderung tawar menawar, menurut agung ini menyebabkan banyak wisatawan yang merasa di kenakan tarif yang tinggi ketika mereka butuh waktu yang cepat, berbeda dengan agung yang menetapkan tarif pulang pergi. ” dengan model ini saya memastikan tamu yang saya antar ke gili akan kembali ke teluk nara dengan jasa saya”. ungkap agung

Dengan perjuangan dan konsistensinya, Saat ini agung memiliki 7 speedboat dengan harga berkisar antara 600 juta sampai 1 Milyar rupiah dan 5 kapal kayu. ” berapa penghasilan mas agung saat ini? ” tanya saya. ” kalau musim ramai sehari saya beli bahan bakar 25 sampai 35 juta, kalau musim normal sehari bahan bakar 15 sampai 20 juta, saya ga enak bilang berapa yang buat saya” jawabnya sambil seyum. ” yang penting buat saya saat ini saya mempekerjakan 46 orang, jam kerja mereka dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore, diluar itu bayar lembur, rata raya karyawan saya menerima gaji 11 juta sebulan, ini yang membuat saya tambah semangat” ungkapnya. Luar biasa anak muda ini selain tekun dan motivasinya untuk membantu orang lain juga menginspirasi saya.

Pembaca yang saya hormati
Apa yang saya dapatkan dari kunjungan ini adalah :
1. Kita tidak boleh gagal memberikan kesan pertama yang positif kepada setiap orang yang kita temui dan berinteraksi, karena kesan pertama akan menentukan kelanjutan dari hubungan yang terjadi dan hanya 60 detik saja bagi orang lain untuk mendapatkan impresi awal tentang diri kita.
2. Apapun bisnis yang kita jalankan akan berhasil dengan baik apabila kita fokus kepada kepuasan pelanggan, dan memahami kebutuhan pelanggan. Kebanyakan kita memaksa pelanggan yang mengerti kita dan seolah olah kita paling mengerti selera mereka.
3. Apapun bisnis yang dijalankan harus memiliki perencanaan yang baik dan di eksekusi dengan konsisten, agung tidak mudah puas dengan apa yang sudah diperolehnya, tetapi dia mengumpulkan penghasilanya untuk menambah investasi dan mengembangkan usaha sesuai dengan rencana yang dia buat
4. Kerja keras dan tidak mudah putus asa, keberhasilan yang berkelanjutan merupakan hasil dari usaha terus menerus yang tidak kenal lelah.
Semoga catatan perjalanan ini dapat menginpirasi kita semua. ***