Riset Indometer Faldo Populer Teratas di Sumbar

oleh -634 views
oleh
634 views
Faldo Maldini, hasil riset Indometer menempatkannya tokoh politik terpopuler di Sumbar dan yakini bersinar ke pentas nasional 2024. (foto: dok)

Jakarta,—-Riset dilakukan Indometer dengan metode kualitatif yang data awal didapatkan dari monitoring media massa dan media sosial, hasilnya Indometer menyebut 34 tokoh daerah berpeluang ke pentas nasional 2024, Siapakah tokoh itu, yuuk simaaak!!!

Indometer  manancapkan tagline Barometer Politik Indonesia menyebut 34 tokoh populer menurut riset dilakukannya, mencolok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Dan mengejutkan terutama orang cerdas di Sumbar, munculnya nama Faldo Maldini sebagai tokoh populer dari Sumbar untuk nasional

Trick dan manuver Faldo Maldini memang buat publik di Sumbar berdecak kagum, mulai menjadi juru bicara Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lanjut Caleg DPR RI PAN.

Lalu pindah dari PAN masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak tanggung-tanggung  Faldo menjadi Ketua DPW PSI Sumbar dan wajahnya pun terpampang di ratusan baliho raksasa dengan tagline Sumangaik Baru (Sumbar).

Faldo diyakini banyak anak milenial maju Cagub Sumbar 2020, tapi karena batasan usia minimum belum terpenuhi, Faldo menggugat UU Pilkada ke Mahkamah Konstitusi, Faldo kalah.  Tapi Faldo ngak pernah berhenti, saat itu Faldo pun popularitas melejit di kampung halamannya Pesisir Selatan bahkan Faldo digadang-gadangakn bakal mengalahkan calon incumbent.

Tapi Pilkada stag oleh Pandemi Covid-19 tahapan pun bergeser ke Juni atau Juli otomatis usia Faldo maju Cagub telah memenuhi ketemtian UU tentang syarat usia calon.

”Riset Indometer menempatkan saya terpopuler di Sumbar untuk bisa bersinar ke pentas politik nasional 2024, surprise dan sekaligus tantangan, Apalagi disejajarkan dengan Anies Baseedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, Masya Allah,”ujar Faldo Minggu 31/5 kepada media di Padang.

Riset Indometer  pun mengudang ‘gunjingan netizen’ di media sosial, ada yang bilang kok bisa Faldo populer?, apa metode riset atau survey indometer?, masak sih populer pula Faldo dari pada Anggota DPRRI Andre Rosiade? dan banyak bumbu ‘gunjingan’ lain di berbagai media sosial.

Jelas Faldo fenomenal dengan hasil riset Indometer itu, kerja Faldo melata di akar rumput dan bermain ciutan di media sosial atau nge-vlog lewat statment tajam tapi renyah ditangkap masyarakat bisa ditiru untuk melangakah politik.

”Kami berbuat terus untuk rakyat tapi kami senyap karena sulit masuk media mainstream apalagi media nasional, tapi kerja melata diakar rumput peduli kaum miskin kota dan desa ternyata lain pula asyiknya. Alhamdulillah rakyat tahu siapa yang ikhlas dan tulus membantu mereka ditengah kesulitan dampak Covid-19,”ujar Faldo Maldini.

Metode Riset Indometer melalukan pendalaman untuk memilih tokoh paling potensial untuk maju ke pentas nasional, berdasarkan wawancara mendalam terhadap pengamat politik lokal dan tokoh-tokoh perantauan di Jakarta. Riset dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2020.

Tiga Gubernur dari simpulan riset Indometer teenyata Anies, Ganjar dan Ridwan merupakan kepala daerah petahana yang dinilai rakyat berhasil membawa perubahan di tingkat daerah.

“Dua gubernur masuk populer yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah,”ujar Leonard S.B.

Menurut dia, Pemilu 2019 menjadi akhir dari pertarungan elektoral yang dimenangi oleh Jokowi. Sesuai dengan batasan maksimum 2 periode dalam konstitusi, Jokowi tak bisa lagi maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Oleh karena itu, kata Leonard momentum politik tersebut akan membuka kesempatan bagi banyak tokoh untuk maju bersaing merebut tiket Capres/Cawapres.

“Pemilu kedean meenjadi peluang bagi kebangkitan tokoh-tokoh baru dengan latar belakang kepala daerah atau perwakilan daerah di DPR dan DPD,” kata Leonard.

Inilah 34 tokoh daerah berpeluang ke nasional pada 2024. (scsh)

Dia pun menengarai bahwa keran desentralisasi dan demokrasi langsung menjadi ajang bagi kekuatan politik dinasti lokal maupun tokoh-tokoh nasional yang sedang melakukan regenerasi. Ada pula figur-figur politikus yang meniti karier dari jejang bawah hingga terpilih menjadi pengurus pusat partai politik.

“Keluwesan tokoh-tokoh dalam hubungannya dengan partai politik menjadi ciri baru pada era demokrasi langsung,” kata Leonard.

Tokoh-tokoh bisa berpindah partai tanpa kehilangan dukungan massa pemilih. Identifikasi kepartaian yang rendah memberi peluang bagi politikus partai baru, seperti Faldo Maldini dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Faldo Maldini tipikal politisi muda yang membangun basis massa lain dari biasa politisi lain, cara dilakukan Faldo di Pessel sepert cara politik Tan Malaka dulu,”ujar Yos seorang warga di Painan.(koko)