RS Unand Tangani 5-10 ODP, Awak Medis Pakai Jas Hujan

oleh -2,111 views
oleh
2,111 views
Para medis RS Unand jadikan jas hujan sebagai alat pelindung diri tangani pasien ODP, Sabtu 21/3 (foto: wag-dpp-ikaunand)

Padang,—Kekurangan Alat Perlindungan Diri (APD) sangat akut di Sumbar, RS M Djamil sebagai rumah sakit utama kemarin akui stock APD sangat minim.

Hari ini, di RS Unand juga tak berdaya, untuk menangani pasien Orang Dalam Pengawasan (ODP) awak medis terpaksa pakai jas hujan untuk perlindungan diri mereka.

“APD butuh empat stelluntuk satu pasien ODP sekali periksa dan untuk satu hari butuh enam stel APD,”ujar Sekum IKA Fakultas Kedokteran Unand dr Arina Widya Murni di WhatsApp Group DPP IKA Unand, Sabtu 21/3.

Padahal sejak Covid19 mewabah dan Sumbar termasuk daerah yang terancam, RS Unand menerima.pasien ODP itu lima sampai 10 pasien satu hari.

“Kita sudah minta bantu APD ke Dinkes, dapat satu karena Dinkes stoknya juga terbatas, pasien harus nomor satu sehingga banyak awak medis jadikan Jas Hujas sebagai APD,”ujarnya.

Sekjen DPP IKA Unand Prof Reni Mayerni juga berupaya mencari APD di berbagai vendor di Jakarta.

“Kita usaha semua cari ke vendor cari ke Dinkes yabg penting ada dan segera dikirin ke Padang,”ujar Reni.

Untuk menyikapi kelangkaan APD tersebut pihak Gugus Nasional Penanganan Covid-19  memastikan hari ini alat kesehatan dan APD dikirim ke Sumbar dan selutuh provinsi di Indonesia.

Tapi dengan jumlah pasien ODP meningkat terus di Sumbar, dipastikan rumah sakit dan para medis butuh banyak APD.

Pemprov Sumbar sudah berkeliling mencari APD bahkan memanfaatkan searching dunia maya tetap belum dapat.

Prof Elfindri di group WhatsApp Kawal Covid-19 meminta Pemprov berdayakan UMKM untuk produksi APD.

“Berdayakan UMKM konveksi ambil speks APD standar WHO atau Kemenkes, saya kita bisa cepat mengatasi keminiman APD, jangan berpikir ada dijual sekarang ini karena sebaran corona itu seluruh dunia, kita butuh pasti di daerah lain butuh juga,”ujar Elfindri.

Sementara pantauan di RS M Djamil banyak para medis sudah kelelahan untuk menangani pasien ODP yang setiap hari bertambah jumlahnya. Bahkan tenda perawatan yang didirikan kemarin hari ini juga sudah dipakai.

Banyak pihak mendoakan dan mengapresiasi dokter dan para medis supaya diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menangani pasien Covid 19.

“Para medis adalah pahlawan kita dalam menangkal mewabah masivenya virus corona di Sumbar dan Indonesia, doa kami untuk kuat dan sehatnya kamu pahlawan kami,”ujar banyak citan netizen diberbagai media sosial.

Sementara itu kemarin, Wagub Sumbar Nasrul Abit menjadi penjaga tapal batas Sumbar-Riau di Pangakalan.

Wagub turun tangan memeriksa suhu tubuh warga yang masuk Sumbar lewat jalur darat.

“Ini kita lakukan untuk mendeteksi dini setiap orang masuk Sumbar dalam rangka menjaga Sumbar tidak jadi zona merah wabah corona yang tengah mengancam dunia,”uajr Nasrul Abit.

Sementara itu penggagas Gerakan Bersama Lawan Corona Virus Sumbar Sari Lenggogeni kembali lantang berteriak supaya siapa saja masuk Sumbar, pemerintah gunakan protokol penaganan yang dikeluarkan Presiden Jokowi.

“Tetap ketat dengan Social Distancing, jaga jarak, hindari kerumunan orang, lebib baik berdiam di rumah, terpenting lagi orang masuk Sumbar dari daerah merah Corona harus diisiolasi 14 hari,”ujar Sari di berbagai group whatsapp. (rilis: humas-ikaunand)