Saatnya Partai NON Parlemen Bersikap

oleh -602 views
oleh
602 views
Ramdalel (foto: dok)

Oleh; RAMDALEL
(Praktisi Lokal)

AGRESASI kepentingan kekuasaan telah mencapai titik akumulasi tertingginya, dalam kekuatan politik lokal, khususnya untuk meneruskan agenda musiman (Pilkadal) per 5 (lima) tahunann. Itu telah dapat kita simak, dari setiap kabar berita politik di seantero negeri ini.

Di mana, para praktisi politik sudah menunjukkan hasil kerjanya, satu persatu. Apakah itu dengan mengusungkan sendiri pasangan kandidat maupun berkoalisi dengan partai lainnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita politik (dibaca; kekuasaan) di tingkat daerah (bupati-walikota-gubernur) pada periode ini.

Di sisi lain, dari sejumlah partai politik yang ada, terdapat perbedaan yang saling menguatkan, tidak saja partai yang berkursi di dewan perwakilan rakyat, namun juga terdapat partai non parlemen, sebutannya. Itu, berbeda-beda perolehannya dari satu daerah dan daerah lainnya. Dengan kondisional yang sedemikian, diharapkan partisipasi (politik) publik pun tetap saja musti dapat diterjemahkan secara jelas oleh pemangku kepentingan partai politik pada setiap daerah itu dan juga pada tingkatan tertingginya sekalipun, pada posisi di wilayah propinsi untuk pemilihan Gubernur, misalnya.

Penterjemahan kepentingan kekuasaan oleh partai politik ini, harus diiniasi secara jelas dan terukur oleh setiap elit partai lokal yang ada, bahkan musti didorong sekuatnya oleh pimpinan pusat partai itu sendiri.

Maka, bagi kami, adalah juga sebagai Pengurus Inti di rumah ummat bernama Partai Bulan Bintang di Sumatera Barat, pada GAGASAN ini, menghimbau partai-partai lain, non parlemen, khususnya untuk sesegeranya pun dapat menetapkan arah dukungannya kepada pasangan kandidat yang sudah didukung (ditetapkan) oleh partai parlemen tadinya.

Penulis menyadari, hal pendukungan ini, tentu musti memenuhi kaidah partisipasi politik itu juga dengan sepenuhnya. Di mana komunikasi politik lintas partai, akan menjadi salah satu hal yang menentukan, bagi pihak yang akan menemukan kesepahaman dukungannya.

Lalu, yang juga akan menjadi pertimbangan utama untuk mewujudkan koalisi dukungan ini, adalah suara rakyat yang berafiliasi pada setiap partai itu sendiri. Disadari atau tidak, ada sejumlah besar suara pemilih telah terinternalisasi pada setiap partai peserta pemilu, sebelumnya. Di mana akumulasi dari suara itulah yang menjadi satu-satunya ukuran untuk didapatinya kursi parlemen itu oleh partai.

Maka, sekaitan dengan peristiwa yang akan terjadi pada waktu dekat ini, mendukung para pengusung kandidat, adalah sebuah keharusan politik, bagi partai non parlemen. Ini, tidak hanya tentang ikut-tak-ikutnya partai dalam agenda pilkadal itu, tapi hal ini, lebih pada meneruskan harapan juga cita-cita politik pemilih partai itu sendiri.

Dengan demikian, stigma bahwa dinamika partai non parlemen tak jadi perhatian, akan beralih menjadi partai yang sangat diharapkan. Ingat, dengan proses one man-one vote hari ini, maka nilai satu tusukan pemilih, tentunya amat menentukan capaian akhir dari setiap pasangan kandidat dari partai pengusung itu sendiri.

Di sini juga, saya ingin katakan, marilah baiyo dalam satido, dan bersinergi untuk memenuhi harapan pemilih. Tak jumpa, rasa tiada, bertemulah jua maka akan saling merindu. Itulah politik sebagai sebuah kesejatian pilihan dalam menentukan arah dan gagasan masa depan, pada setiap tingkatan pemerintahan daerah ini. Semoga…(analisa)