Sari Lenggogeni Emphaty Project

oleh -778 views
oleh
778 views
Prof Elfindri (foto:dok)

Oleh: Direktur SDGs Unand Prof Elfindri

SUDAH lebih 1.5 bulan ketika group WA “Kawal covid-19 Sumatra Barat” dibentuk. Hampir semua anggota yang masuk sosok potensial lintas bidang, praktisi, pengambil keputusan. Walaupun anggota group berkembang dari hari ke hari, hampir tidak ada yang keluar semenjak mereka ikut.

Di dalamnya lahir project emphaty. Tidak terkecuali kawan-kawan lain seperti Donny Oscaria, Diasphora, Ririe dan banyak juga teman dokter yang aktif. Bagi saya yang menarik adalah Ririe.

Kita diuntungkan kehadiran beliau sebagai seorang dosen jurusan manajemen, expert dibidang Tourism Management. Tetapi yang lebih penting menurut hemat kami adalah perwujudan dari ilmu dan tindakan serta dedikasi untuk berbuat.

Hampir 24 jam waktu bekerja per hari. Mulai dalam menggalang dana, mengkoordinasikan keperluan alat pelindung kesehatan bagi petugas rumah sakit’ serta koordinasi antar anggota. Kegiatan harian didiskusikan cepat sambil hari demi hari terlihat sumber pemasukan dari banyak pihak untuk menyediakan peralatan kesehatan rumah sakit sampai puskesmas untuk seluruh daerah kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Beliau pun berfungsi sebagai host yang menemukan banyak pihak, mendiskusikan langkah-langkah praktis dan ambil jalan cepat.

Emphaty project covid19 ini adalah membuat nama harum Unand seharusnya, mengingat saat sekarang sangat langka orang seperti Ririe (Sari Lenggogeni,red) dari dunia perguruan tinggi yang mampu menunjukkan fungsi yang dia mainkan ketika negara sudah membiayai begitu besar dana untuk sekolahkan beliau sampai selesai.

Dalam pandangan ini, selain Ririe muncul Dr Andani, Kepala Pusat  Diagnistik Riset Penyakit Infeksi (Laboratorium Kesehatan Fakultas Kedokteran) Unand, aktif juga kawan kawan dari epidiemology, Fisip Unand dengan komunikasinya. Mereka mereka ini adalah dosen sekaligus memperlihatkan keberadaan fungsi sosial mereka yang sebenarnya dituntut saat Indonesia menghadapi masalah luar biasa ini. Saya tidak terlalu mengetahui yang lain. Ada yang habis waktu untuk diskusi, ada yang berikan saran, tetapi jelas yang diperlukan saat sekarang dosen dosen sekaliber Ririe sangat diperlukan.

Bukankah saat pandemi ini harusnya lahir para peneliti yang memainkan fungsinya masing masing?. Jika ada pertanyaan bagaimana memajukan kehidupan oleh masyarakat awam ketika pandemi ini, maka ketika tidak ada kemunculan jawara-jawara dari perguruan tinggi, kepada siapa orang akan memintai pandangan?

Semoga Ririe, Donny, dan siapa saja yang telah membuat dan berbuat menjadi amalan. Inipun bagi mereka yang aktif adalah aktualisasi diri, bahwa ilmu baru bisa bermanfaat jika diamalkan.

Sukses semoga Allah membalasnya dengan amalan yang setimpal.(analisa/sumber wag:kawalcovid19sumbar)