Sebuah Cerita Kehidupan, Resensi Buku Gadis Jeruk Karya Jostein Gaarder

oleh -470 views
oleh
470 views
Keysha Rana Azizah (dok)

Writer : Keysha Rana Azizah Nasution
Mahasiswa Sastra Inggris UNAND

JOSTEIN GAARDER (lahir pada 8 Agustus 1952) adalah seorang mantan guru filsafat SMA di Norwegia yang sekarang beralih menjadi penulis penuh-waktu. Beberapa bukunya yang telah menjadi best-seller dunia adalah Dunia Sophie (terbitan Mizan) dan Misteri Soliter (terbitan Jalasutra).

Gaarder sering menulis dengan menggunakan sudut pandang anak-anak, menonjolkan rasa penasaran mereka akan dunia. Novel The Orange Girl terbit tahun 2004 dengan judul asli Appelsinpiken (The Orange Girl) yang ditulis oleh Jostein Gaarder, penulis kondang novel Dunia Sophie.

Gaarder lahir dan besar di Oslo, Norwegia. Ayahnya adalah seorang kepala sekolah dan ibunya adalah seorang guru juga penulis buku-buku anak. Inilah yang membuatnya dekat dengan buku dan bacaan karena hidup dalam keluarga berpendidikan. Pada tahun 1974 ia menikah dengan Siri Dennevig dan berpindah ke Bergen pada 1979.

Dalam novel Dunia Sophie bahkan ia menganggap bahwa anak-anak dan filsuf memiliki kesamaan, yaitu kepekaan mereka dan rasa penasaran yang besar akan hal-hal baru yang jarang dimiliki oleh orang dewasa pada umumnya. Gaarder mempelajari bahasa-bahasa Skandinavia dan Teologi di University of oslo Sebelum memulai karier kepenulisannya, dia adalah seorang guru filsafat di Bergen, Norway. Maka tak heran jika karya-karyanya erat dengan ide-ide filsafat.

Buku ini mengisahkan Georg Roed, lelaki berusia 15 tahun yang mendapat surat dari ayahnya yang telah lama meninggal. Dalam suratnya, sang ayah bercerita mengenai seorang gadis yang dinamainya Gadis Jeruk. Ayahnya membawa pikiran Georg (dan pembaca) untuk ikut berkelana dari sebuah kisah percintaan hingga pertanyaan penting mengenai alam semesta serta makna eksistensi kita di dunia ini.

Isi surat Jan Olav mulanya mengkisahkan bagaimana dia bertemu dengan seorang gadis jeruk di dalam trem. Pertemuan tersebut menjadi awal ketertarikan Jan Olav untuk menyelidki apakah pertemuan itu merupakan suatu kebetulan atau bukan. Sehingga kisah selanjutnya dipenuhi dengan bagaimana Jan Olav berusaha memcahkan teka-teki. Teka-teki itu tentunya untuk kembali bertemu dengan Gadis Jeruk (karena membawa banyak jeruk di kereseknya).
George diceritakan bagaimana susahnya mencari Gadis Jeruk itu dari Oslo sampai ke Sevilla, hingga akhirnya tumbuhlah dua insan yang saling mencintai satu sama lain.

Selain kisah tersebut, Jan Olav mengkisahkan dirinya ketika didiagnosis memiliki penyakit berat dan usianya tidak akan lama lagi. Ketakutan, kemuraman terjadi dalam diri Jan Olav. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya ketika harus meninggalkan putra dan cinta sejatinya. Sampai akhirnya Ia menuliskan sebuah surat kepada teman sejatinya di masa depan. Surat yang akan dibaca 11 tahun kemudian dan berisikan sebuah renungan tentang dongeng besar, kehidupan dan kematian ini.

Secara garis besar, buku ini sangat layak dibaca oleh setiap orang. Buku yang mengajak kamu untuk lebih mencintai keluarga, mengingat kematian dan mensyukuri kehidupan. Gaarder menerangkan bahwa manusia di dunia ini hanya bertamasya dan suatu ketika akan diambil dan dipaksa berpisah dengan apa-apa yang dicintai di dunia ini.

Selain itu juga, perenungan terhadap alam semesta ini tidak dilupakan. Teleskop Hubble disinggung dalam buku ini. Perenungan kehidupan tidak lengkap apabila tidak menyadari betapa luasnya sistem kosmik di alam ini, dan keagungan Sang Pencipta. Sebagai implikasinya, betapa kecilnya manusia dihadapan galaksi ataupun bintang-bintang yang berserakan di angkasa luar.
Kisah dalam buku ini dituturkan dengan sangat apik. Pembaca akan hanyut ke dalam kisah Jan Olav dengan keluarganya, termasuk Gadis Jeruk. Kenangan akan sesosok Jan Olav yang muncul kembali ke permukaan, karena ditemukannya surat tersebut. Ini memberikan pesan bahwa menghargai setiap kehidupan dan momen dengan setiap orang.

Oke untuk artikel resensi buku gadis jeruk atau the orange girl karya Jostein Gaarder hanya cukup sampai di sini saja. Semoga bisa merenungkan apa yang telah dibaca dalam artikel ini. Baik itu tentang kehidupan, kematian, keluarga atau Alam semesta ini, karena mereka ada untuk dibaca dan merupakan tanda-tanda dari adanya Allah Swt. Terima kasih. (analisa)