Semen Over Supply, Hj Nevi Zuairina: Moratorium Pembangunan Pabrik Semen Baru Harus

oleh -319 views
oleh
319 views
Hj Nevi Zuairina di sela.reses.bertemu FSP ISI di Padang sampaikan kondisi over supply.42.juta ton semen, Rabu 4/3-2021. (foto: dok/nzvoice)

Padang,—Anggota Komisi VI DPR RI di sela-sela kesibukan bertemu masyarakat di daerah pemilihan Sumbar II, politisi PKS ini bertemu Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP-ISI).

Bertemu pentolan FSP-ISI, yakni Kiki Warlansyah (Ketua Umum FSP-ISI) dan Fasial Arif MN (FSP-ISI), Nino Perdana (Bidang Organisasi FSP-ISI) dan Wahyudi (Ketua Komisariat SPSP) terungkap kalau produksi Semen di Inonesia over suply.

“FSP ISI bertemu ibu dalam rangka silaturahim, tapi tetap memyerap aspirasi, nah FSP ISI cerita soal industri  semen nasional kekinian,”ujar Nevi Zuairina, Rabu 4/3-2021 di Padang.

Bahkan pertemuan Rabu di kediaman pribadi Hj Nevi, Lubuk Kilamgan Kota Padang ternyata mengungkap kepastian informasi sebelum ini diterima Anggota Fraksi PKS DPR RI itu.

“Ya informasinya kondisi produksi semen di tanah air sudah overproduct, malah kekinian sudah oversupply yaitu 42 juta ton,” ujar Nevi.

Hj Nevi Zuairina menyebut kelebihan produksi dan supply itu tidak bisa dibiarkan dan harus ada solusimya.

“FSP ISI juga meminta ibu untuk mendesak pemerintah agar tidak ada lagi pembangunan pabrik semen baru, di Kalimamtan Timur dengan kapasitas 15 juta ton,” ujar Nevi.

Kata Nevi Zuairina adalah aneh dan tidak sinkron, kenapa tidak pabrik yang ada saja dimaksimalkan.

“Saya meminta kepada pemerintah untuk dapat menerima masukan dan aspirasi Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia, karena akan menjaga stabilitas harga maupun pasokan semen di Indonesia. Kalau Over Penawaran, maka tidak akan sehat dalam tata niaga semen,”ujar Nevi sekaligus memberikan solusi.

Penolakan FSP-ISI atas pembangunan pabrik semen baru kata Nevi Zuarina bukan tanpa alasan, Oversupply 42 Juta Ton saat ini saja sudah menyebabkan utilisasi pabrik hanya 66 persen.

Artinya kata FSP ISI saat bertemu Hj Nevi Zuairina, sudah ada beberapa line pabrik dalam suatu perusahaan tidak berproduksi (stop).

Dampak kondisi itu dari data FSP ISI kepada kelangsungan tenaga kerja, mulai dari pemutusan hubungan kerja, penurunan kesejahteraan dan overload kerja. Juga akan berdampak kepada persaingan usaha yang tidak sehat dan mungkin saja Industri Semen Nasional akan bernasib sama dengan Industri baja di Indonesia.

“Insya Allah segera saya sampaikan permasalahan ini pada masa persidangan setelah reses untuk dibahas di Komisi VI DPR RI, dan mengusulkan agenda melakukan audiensi antara FSP-ISI dengan Komisi VI untuk pendalaman lebih lanjut dan mempertanyakan terkait perizinan pabrik semen baru ke pemerintah dalam hal ini Kepala BKPM dan Menteri Perindustrian,” ujar Hj Nevi Zuairina.

Dan soal rencana pembangunan pabrik semen di Kalimantan Timur, Hj Nevi mengingatkan Pemerintah, agar ada studi ulang dampak yang akan ditimbulkan.

“Sejauh apa koordinasi yang telah dilakukan antara BKPM dengan kementerian perindustrian, akan menjadi bahan untuk mengurai semua persoalan industri semen ini”, jelas Nevi.

Legislator asal Sumbar II ini mempertanyakan apakah BKPM sudah berkordinasi dengan kementerian perindustrian terkait dengan perizinan bagi pendirian pabrik semen baru ini di Kalimantan Timur.

Sekuat apa kualitas koordinasi itu, harus dijelaskan secara gamblang pada rapat kerja atau rapat dengar pendapat di DPR.

“Antar lembaga di pemerintahan perlu ada koordinasi agar keputusan yang dibuat benar-benar bermanfaat bagi tercapainya keadilan dan kesejahteran, bukan malah menimbulkan permasalahan baru di masyarakat,”ujarnya.(rilis: vznoice)