Serial Perjalanan Haji Ke_3 Mulyadi Muslim: “Rezeki Kita Tidak Akan Diambil Orang Lain

oleh -228 views
oleh
228 views
Ust H Mulyadi Muslim. (dok)

Oleh : H.Mulyadi Muslim, Lc.MA Dt Said Marajo (Part 1)

“ALLHAMDULILLAH, allahu akbar wa lillahi al hamd”

Inilah kalimat yang bisa dilafadzkan ketika rangkaian ibadah haji,mulai dari tarwiyah wuquf di arafah,mabit di muzdalifah, melontar jamarat di mina, tawaf ifadhoh, sai, dan tahallul yang ditandai dengan mencukur rambut oleh para jamaah haji sedunia dan termasuk seorang anak manusia biasa yang bernama Mulyadi Muslim pada  12 Dzul Hijjah 1443 H yang bertepatan dengan 11 juli 2022 M di depan Ka’bah.

Kenapa tidak, Mulyadi tidak pejabat publik, seperti mentrri, gubernur ataupun anggota dewan. Cuma seorang guru di perguruan Islam Ar Risalah Sumbar. Di samping mengajar kegiatan sehari-hari menyampaikan dakwah islam dalam bentuk ceramah atau pun tulisan-tulisan ringan lewat media lokal atau sosial media.

Termasuk bagian dari agenda dakwah dimaksud adalah “membumikan filosofi dan semangat adat basandi syarak,syarak basandi kitabullah, dalam konteks ke kinian dan kedisinian” yang diamanahkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi S.P Dt Marajo

Mulyadi Muslim bisa berangkat haji tahun 2022 ini berawal dari adanya kebijakan pemerintah Saudi Arabia tentang pelaksanaan haji tahun ini terbuka untuk umat islam luar negeri, karena pandemi covid-19 sudah melandai.

Maka pemerintah Indonesia menetapkan kuota jamaah haji indonesia tahun 2022 sebanyak 100.051 orang, termasuk dari Sumatera Barat sebanyak 2.093 orang.

Sebagaimana lazimnya setiap keberangkatan jamaah haji, didampingi  tim kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat, pembimbing ibadah dan petugas haji daerah dengan jumlah yang proposional. Khusus untuk petugas haji daerah yang mewakili provinsi Sumatera Barat hanya empat orang. Maka untuk proses penetapan PHD dimaksud harus mengikuti seleksi tertulis dan wawancara serta bimbingan teknis selama enam hari.

Informasi awal yang didapatkan oleh Mulyadi Muslim dari pihak Kementerian Agama dan Biro Kesra Setdaprov Sumatera Barat serta Gubernur bahwa kuota PHD untuk Sumatera Barat sebanyak sembilan orang dan untuk seleksi harus dua ratus persen. Adapun kuota untuk PHD provinsi hanya empat orang, maka Mulyadi diminta mencari tokoh, praktisi, mubaligh yang memenuhi syarat untuk diusulkan Biro Kesra ke Kanwil Kemenag, sebagai peserta seleksi.

Berdasarkan informasi ini, maka Mulyadi mengusulkan nama-nama yang dianggap repsentatif mewakili Ormas, kampus, praktisi dan lembaga pendidikan.

Dari empat nama yang di usulkan pada tahap awal tidak ada nama Mulyadi Muslim sama sekali, karena instruksi gubernur ataupun Kesra Setdapriv Sumbar, mencari empat nama. Maka yang dipahami Mulyadi Muslim adalah orang lain, bukan dirinya.

Satu hari sebelum proses memasukkan berkas ada informasi baru bahwa ada beberapa kota dan kabupaten tidak mengirim utusan, maka Provinsi Sumatera  Barat bisa mengusulkan tiga orang nama tambahan. salah satu nama yang diminta oleh Gubernur adalah dari Ar risalah.

Mendapat informasi ini, maka Mulyadi mengkomunikasikannya dengan pengurus Yayasan Wakaf Ar risalah. Walaupun rapat lewat WA grup pengurus, tetapi sudah didapatkan kaya sepakat bahwa yang ikut seleksi mewakili Ar Risalah adalah Mulyadi Muslim, karena dari pengurus yayasan yang belum pernah haji via pemerintah Indonesia ataupun menjadi petugas haji daerah (PHD) adalah Mulyadi Muslim.

Setelah didapat kata sepakat itu, barulah Mulyadi Muslim mengirimkan usulan nama-nama untuk ikut seleksi PHD mewakili Provinsi Sumatera Barat sebanyak tujuh orang dan nama Mulyadi Muslim berada pada urutan paling bawah dan saat itu Mulyadi masih di kampung halaman,pada hari ahad sore, padahal berkas harus masuk pada Senin siang paling lambat.

Allah pasti berikan kemudahan. Kalau memang rezeki dia tidak akan kemana. Rezeki kita tidak akan diambil orang, Rezki orang pun nggak bisa kita ambil. Maka tidak perlu iri dan dengki itulah prinsip yang selalu dipegang Mulyadi Muslim. Ternyata kebenaran itu terjadi berulang ulang.

Ketika seleksi berkas dilakukan oleh Biro Kesra, gugur sebanyak dua orang karena faktor usia dan ijazah. Tanpa ada modal ujian yang cukup berati karena belum pernah ikut sertifikasi pembimbing haji dan juga tidak ada bocoran soal,

Mulyadi Muslim lulus tes tertulis pada urutan nomor tiga dan begitu juga wawancara, sehingga untuk PHD Provinsi Mulyadi Muslim terpilih bersama buya Solsaofad mewakili Ormas, Sudarman mewakili perguruan tinggi dan Asrat Chan dari MUI Kabupaten 50 Kota. Dan Kabid Haji Kemenag Sumbar menetapkan Mulyadi Muslim bertugas pada kloter 8 gelombang kedua menuju Makkah pada tanggal 2 juli 2022, langsung melaksanakan umrah dan haji dengan cara pelaksanaan haji tamattu’ bersama 140 orang jamaah haji asal Sumatera Barat. (bersambung)