[caption id="attachment_1864" align="aligncenter" width="868"] Muhammad Rifadli[/caption]Oleh : Muhammad Rifadli Ketua Ikatan Mahasiswa Minang UI 2016 Co-founder Komunitas Lingkar Anak Nagari Peserta Rumah Kepemimpinan Jakarta 2017
PROKLAMASI kemerdekaan Indonesia telah dicetuskan oleh Proklamator kita bung Karno dan bung Hatta kurang lebih 72 tahun yang lalu, kemerdekaan yang menjadi hak dasar bagi setiap warga negara dan telah lama "dirindukan” bagi mereka yang ingin mewujudkan bangsa ini menuju peradaban yang maju .Fakta historis menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa kita lahir karena adanya sinergi antara kaum muda dengan para tokoh bangsa walaupun terdapat perbedaan persepsi atas apa yang dilakukan oleh pemuda dengan golongan tua menunjukkan dinamika yang terjadi dalam proses menuju kemerdekaan Indonesia, pemuda hadir sebagai katalisator pergerakan bangsa dengan gagasan, pemikiran dan pengorbanan. Tonggak awal pergerakan pemuda bisa kita lihat pada sumpah pemuda 28 oktober 1928 yang menjadi titik awal perubahan politik Indonesia salah satunya kemerdekaan 1945, sosok keberadaan pemuda menjadi nyata adanya, dikala tinta sejarah bangsa ini pun tak pernah kering menorehkan semangat para pemuda dalam melakukan perubahan.
Jiwa yang berani , idealisme tinggi dan semangat yang berapi-api setidaknya menjadi kekuatan dalam memperjuangkan apa yang menjadi keprihatinan pemuda terhadap kesengsaraan hidup rakyat di tanah airnya.Peran Mahasiswa Untuk Sumatra Barat
Lalu bagaimana dengan mahasiswa? Apakah mahasiswa bagian dari Pemuda? Ya mahasiswa merupakan bagian dari pemuda, mahasiswa memiliki peranan yang sangat strategis dalam keberlanjutan suatu bangsa dan apa pelajaran terpetik (lesson learned) yang dapat dijadikan bahan refleksi agar dapat memajukan Sumatra Barat? Sumatra Barat membutuhkan visi besar dan multi modal,mental spiritual, intelektual, sosial,kultural untuk mewujudkan mimpi tersebut dan semua aspek tersebut ada di dalam jiwa mahasiswa, mahasiswa sebagai pemimpin perubahan untuk Sumatra Barat karena akan banyak menawarkan ide, gagasan dan semangat untuk mendobrak permasalahan yang ada di ranah minang, sudah saatnya mahasiswa Sumbar di Indonesia bersatu untuk kemajuan ranah minang bukan berarti mahasiswa minang melahirkan gerakan separatis yang berpaham primordial memperjuangkan kepentingan suku atau daerah masing-masing.Justru di sini mahasiswa minang hadir sebagai salah satu etalase warna dalam pelangi merah putih karna turut berkontribusi mewujudkan nilai-nilai dari Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Kita bisa melihat potensi itu dari banyaknya organisasi/unit/paguyuban di setiap universitas yang ada di Indonesia seperti IMAMI UI (Ikatan Mahasiswa Minang Universitas Indonesia ), UPBM Unpad (Unit Pecinta Budaya Minangkabau Universitas Padjajaran), IMMG (Ikatan Mahasiswa Minang Gunadarma) dan masih banyak lagi dan organisasi ini di sinergikan dengan pemerintah Sumbar tentu akan menghasilkan sebuah maha karya yang akan memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat.Membangun Peradaban Melalui Pendidikan
Menurut Oswald Spengler (1930) peradaban merupakan tingkat kebudayaan pada saat sudah mencapai taraf yang tinggi. Sebuah peradaban itu bisa berdiri tegak dan berkemajuan jika ada pendidikan yang bermutu karena pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan dan tidak dipungkiri di Sumbar masih perlu pembenahan dalam aspek pendidikan karena ada beberapa daerah yang belum merata pendidikannya, tentu ini menjadi tanggung jawab mahasiswa minang Indonesia yang menjadi tumpuan untuk kemajuan ranah minang, bisa di bayangkan jika seluruh elemen mahasiswa minang di berbagai universitas yang ada Indonesia bersatu dengan membuat gerakan mengajar ke sekolah–sekolah di Sumbar, membangun infrastruktur maupun suprastruktur di bidang pendidikan dan masih banyak hal yang bisa dilakukan jika mahasiswa minang mau bersinergi, jika ini terwujud dan seluruh Indonesia melakukan ini tentu kita optimis Indonesia akan menjadi bangsa besar dengan memulai pembangunan yang di daerah.Pertanyaannya apakah mahasiswa minang di seluruh Indonesia dapat bersatu dan bersinergi membangun Indonesia?, sebuah tanya dalam anlisa.
Editor : Adrian Tuswandi, SH