Situasi Politik Nasional Mencair, Untungkan Irjen Fakhrizal

oleh -572 views
oleh
572 views
Toaik, owner www.tribunsumbar.com

Oleh : Adrian Toaik

Independen Officer/ owner www. tribunsumbar.com

PEMILIHAN Gubernur (Pilgub) Sumbar 2020, konstelasinya sudah mulai mengental, banyak sosok muncul untuk merebut kursi pemimpin provinsi Sumbar melalui Pilkada Sumbar 2020.

Mereview kondisi kebelakang di mana Politik Sumbar dianggap ‘angker’ bagi Parpol pendukung Presiden karena hasilnya sangat mengerikan.

Tapi, usai pemadangan politik dinamis di pentas nasional, yakni bertemunya Prabowo Subianto dengan Presiden terpilih Joko Widodo di MRT, berlanjut bertemunya Prabowo dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, otomatis harfiahnya politik nasional sudah mencair.

Terus bagaimana bangunan politik Sumbar yang kata banyak orang mencolok sekali dengan politik itentitas, mengenyampingkan idiom urang minang akun tamilek alah takalam, apakah ikut tergerus atau terjadi rebound terhadap calon diusung Parpol di pentas Pilkada serentak nasional 2020, memang butuh kajian dan survey mendalam soal ini.

Tapi dari berbagai penyusuran penulis ke berbagai kantong pemilih di Sumbar memang geombang tak mendukung calon kepala daerah mulai membesar.

Mereka umumnya kecewa akibat polarisasi Pilpres kemarin telah terjadi gesekan dan perpecahan dalam pergaulan mereka masing-masing, bahkan sikap antipati kepada politik menguat kembali, malah sebagian pun mulai mewabah istilah no calon Parpol yes calon perseorangan.

Kalau ini di-maintenance maka munculnya Irjen Pol Fakhrizal Kapolda Sumbar sebagai Calon Gubemur dari jalur perseorangan Pilkada Sumbar 2020 tepat dan memberikan keuntungan terhadap rebound kondisi politik nasional, karena atipati rakyat pada calon usungan Parpol.

Terbukti sejak akhir bulan lalu, para independen dan solider Fakhrizal telah mulai bergerak mengumpulkan dukungan rakyat yakni fotocopi KTP dan tandatangan basah untuk Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2020 Irjen Fakhrizal.

Menarik lagi, meski banyak pihak menganggap Fakhrizal bisa mendapatkan Parpol pengusung untuk maju Cagub Sumbar 2020, tetap saja Fakhrizal istiqomah di jalur perseorangan. Bahkan 300 ribu lebih syarat tandatangan dukungan buat calon perseorangan, Kapolda Sumbar ini optimis bisa mengumpulkan 300 ribu lebih fotocopy KTP rakyat Sumbar.

Fakhrizal cuman bilang bahwa menjadi pemimpin harus berproses, ujian awal bagi pemimpin dari jalur perseorangan itu apakah mampu menenuhi syarat yakni mendapatkan KTP masyarakat Sumbar, kalau sampai batasnya tidak dapat sebanyak disyaratnya berarti publik Sumbar tidak menginginkan Fakhrizal jadi Gubenur.

Tapi, faktanya ternyata publik berantusias bahkan pada waktu dekat ini diperkirakan segera bermunculan posko-posko pengumpul dukungan rakyat untuk calon perseorangan.

Mereka menamakan diri barisan pengusung Calon Perseorangan Pilgub Sumbar 2020 ada jga siap deklarasi Garda F (Garis Depan Fakhrizal). Malah para loyalis calon independen itu mengaku banyak untung maju di calon perseorangan, yakni bisa sedini mungin mensosialisasikan Fakhrizal sebagai Cagub dsri perseorangan. Dan minta dukungan publik para loyalis tidak mau memaksakan kehendak. Kalau orang tidak mau kasih KTP dan datanya, ya para pekerja pendukung calon independen itu mengucapkan terima kasih.

Nah apakah Calon Independen Pilgub Sumbar diuntungkan atas mencairnya situasi politik nasional yang sebelumnya terbelah, memang masih berproses pula.

Sebagai catatan saja, sejarah Pilgub belum ada di Sumbar calon perseorangan menang, tapi untuk Pilkada kota kabupaten telah ada, yakni Wako Bukittinggi, menang di Pilkada Bukitinggi 2015 lalu kewat jalur perseorangan. (analisa)