SITUJUAH, TRIBUN - Jelang Pilkada serentak, gerbong politik terus bergerak di Limapuluh Kota. Para kandidat mengatur ritme, pemilih juga mulai memilah pilihan. Gerak politik benar-benar dinamis.
Teranyar, sejumlah inisiator gerakan Situjuah Bangkit menentukan sikap politiknya. Para tokoh di Kecamatan Situjuah Limo Nagari itu memastikan diri untuk berada di barisan pemenangan Rizki Kurniawan Nakasri (RKN).Situjuah Bangkit merupakan mesin penggerak yang mengubah peta politik di Limapuluh Kota. Porosnya di Kecamatan Situjuah. Gerakan ini dideklarasikan saat Pemilu 2024 lalu oleh lintas generasi. Landasan berdirinya gerakan Situjuah Bangkit berawal dari rasa muak akan pola politik yang gersang gagasan, dan minim dedikasi.
Adalah Benni Okva Della, politisi muda Nasdem yang menggagas gerakan ini. Benni, sebelum menceburkan diri ke politik, adalah wartawan kenyang pengalaman. Terakhir, dia Wakil Direktur Haluan Media Group (HMG).Lewat Situjuah Bangkit, Benni menawarkan gagasan pembaharuan untuk kampung halamannya. Termasuk kemerdekaan berpikir, serta kemandirian Situjuah dalam berpolitik. Bersama tokoh-tokoh yang sejalan dengan gagasannya, Benni menggalang massa, bergerak totalitas, hingga akhirnya Situjuah menemui kegemilangan dan kehormatan, dengan mengantarkan tiga wakil ke DPRD Limapuluh Kota. Benni merupakan satu dari tiga wakil di parlemen.
Kepastian untuk tegak lurus bersama RKN disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung di kawasan Batu Gadang, Nagari Situjuah Banda Dalam, Minggu malam (21/7/2024). Ada puluhan tokoh yang hadir, dan semuanya sepakat untuk berada di barisan pemenangan RKN."Siapapun yang diusung Nasdem, kita pastikan untuk tegak lurus. Pada pilkada serentak saat ini, Nasdem sudah dipastikan mengusung RKN, itu ditandai dengan keluarnya rekomendasi partai beberapa waktu lalu. Situjuah Bangkit bulat untuk RKN," terang Rio, tokoh muda Situjuah Godang yang merupakan salah seorang inisiator gerakan Situjuah Bangkit.
Pernyataan Rio merupakan sikap bulat Situjuah Bangkit. Inisiator lainnya, Ibrahim mengatakan, kepastian sikap politik Situjuah Bangkit merupakan hasil ikhtiar dan melalui perdebatan panjang. "Akhirnya mengerucut ke satu nama, yakninya RKN. Sikap ini akan ditindaklanjuti dengan kerja-kerja politik nantinya, untuk RKN dan Limapuluh Kota bermartabat," sebut Ibrahim.Firman Tan Marajo, tokoh yang dituakan di gerakan Situjuah Bangkit menyebutkan. Ada sejumlah hal yang mendasari sikap para inisiator Situjuah Bangkit. Pertama, menunggu sikap dari Benni Okva sebagai tokoh yang didahulukan selangkah, kedua kesamaan visi RKN, dan dasar ketiga, ialah kekecewaan atas mandeknya pembangunan Limapuluh Kota.
"Sikap Benni sudah jelas, berada di sisi RKN. Lalu soal visi, dalam beberapa kali pertemuan, RKN memyampaikan gagasan, visinya untuk Limapuluh Kota, seperti pemberdayaan petani, UMKM, tata kelola wisata serta pemerataan pembangunan. Itu cocok dengan gagasan Situjuah Bangkit" papar penghulu Piliang itu.Ditambahkan Tan Marajo, kekecewaan atas kinerja pemerintahan saat ini juga menjadi alasan Situjuah Bangkit merapat ke RKN. "Limapuluh Kota, khususnya Situjuah stagnan. Rapor kepala daerahnya merah, alangkah naifnya kalau itu berulang," ungkap Tan Marajo.
Situjuah Bangkit juga tahu, sebagai wakil bupati, RKN 'dikunci' hingga tak bisa berbuat banyak untuk masyarakat. Jabatan wakil membuat RKN terbelenggu. Gagasan dan keinginannya untuk membangun kampung halaman terganjal aturan main dan sikap pihak tertentu yang seolah tidak memberi ruang untuknya bergerak.
"Alangkah menyedihkannya, ketika ada anak muda seperti RKN yang ingin berbuat untuk kampung halaman, malah dihalangi, tidak diberi ruang gerak, cuma demi ambisi politik orang tertentu. Sekarang tak boleh lagi demikian, Situjuah Bangkit membuka jalan agar RKN mendapatkan ruang pengabdian," tegas Datuak Naro Copai.
Kans RKN memenangkan kontestasi politik di Limapuluh Kota memang terbuka lebar. Dijelaskan Benni Okva, dalam sejumlah kajian dan survei politik, RKN memang primadona, dan terus berapa di top two. Kecenderungan RKN terus meningkat, sementara lawan politiknya yang lain ada yang merosot.
Editor : Adrian Tuswandi, SH