Soal Garin, Epyardi Dibela Garin Kampung Halaman Mahyeldi

oleh -1,846 views
oleh
1,846 views
Garin di Bukittinggi dan Agam sebut Epyardi tidak menyinggung Garin, Senin 1/4-2024 di Tilatang Kamang. (dok)

Agam,— Tokoh Kontroversial Ramadhan 1445 H/2024 pantas disematkan ke Bupati Solok Epyardi Asda, dia kontrovesial yang berani dan tidak lari oleh bully.

Terbaru itu ketika beredar video Epyardi Asda dalam tanda kutip menyerang Mahyeldi, yaitu “Garin Tidak Cocok Menjadi Pemimpin”.

Netizen dunia maya pun pro-kontra, tapi apa?, justru  Garin di Agam dan Bukittinggi membela Epyardi Asda.

Sejumlah Garin di Agam dan Bukittinggi termasuk garin di kampung halamannya Gubernur Sumbar Mahyeldi justru menilai peryataan Bupati Solok, Epyardi Asda, terhadap Gubernur Sumbar,Mahyeldi, tidak menghina profesi garin.

Menurut mereka, garin yang disebut Epyardi tidak cocok untuk menjadi pemimpin merupakan garin yang tidak berkualitas. Jadi, pernyataan Epyardi tersebut bukanlah untuk garin secara keseluruhan atau bukan untuk profesi garin.

“Kami garin-garin dari Agam dan Bukittinggi merasa terpanggil untuk ikut merespon perdebatan tentang statement Bupati Solok, Pak Epyardi Asda, yang menyinggung soal garin. Setelah kami dalami dan bertabayun, kami menyimpulkan bahwa tuduhan kepada Bapak Epyardi bahwa telah menghina profesi Garin tidaklah tepat,” ujar salah seorang Garin mewakili yang lain di Tilatang Kamang, Agam, Senin 1/4-2024.

Mereka (para garin, red) berpendapatvideo tersebut jelas Epyardi mengatakan bahwa garin yang dimaksud tidak cocok untuk menjadi pemimpin merupakan garin yang tidak berkualitas.

Para garin itu justru setuju dengan pernyataan Epyardi tersebut. Dari profesi mana pun seseorang, jika tidak berkualitas, tidak layak menjadi pemimpin.

Selain itu, mereka percaya bahwa tidak mungkin Epyardi menghina kalangan Islam, dalam hal ini garin. Sepengetahuan mereka, Epyardi tergolong tokoh yang ikhlas terhadap syiar Islam.

“Setahu kami, Bapak Epyardi memiliki pesantren yang dibangun dan dikelola dengan menggunakan uang pribadi. Itu bukti bahwa Epyardi merupakan orang yang sungguh-sungguh terhadap syiar Islam. Jika Bapak Epyardi menjadi Gubernur Sumbar 2024, kami berharap Epyardi menyejahterakan garin dan imam masjid se-Sumatera Barat,” tuturnya.

Di tempat yang sama, niniak mamak dan tokoh masyarakat Tilatang Kamang juga memberikan pandangan terhadap viral nya di media sosial pernyataan Epyardi terhadap garin dan Mahyeldi.

Edi Gusrianto, mantan Wali Nagari Kapau yang mewakili tokoh masyarakat dan niniak mamak tersebut mengatakan bahwa viral nya video tersebut disertai dengan kampanye hitam terhadap Epyardi, yang berencana untuk maju sebagai calon Gubernur Sumbar 2024.

Menurut Edi, dalam video itu Epyardi mempertanyakan latar belakang Mahyeldi, seperti tempat sekolahnya. Ia menilai bahwa Epyardi tidak menghina orang yang tamat sekolah agama.

“Saya tamatan IAIN Sjech Djamil Djambek Bukittinggi. Beliau (Epyardi) tidak menghina tamatan sekolah agama. Kalau orang menjadi guru, tentu tamatan sekolah agama, misalnya pesantren atau sekolah apa. Jadi, dia hanya mempertanyakan Buya Mahyeldi lulusan mana. Ini yang dia pertanyakan sebab dulunya diketahui bahwa Buya Mahyeldi menjadi garin di Padang,” ucap Edi.

Karena keriuhan yang ditimbulkan oleh viral nya video Epyardi di media sosial, Edi mengimbau masyarakat untuk bertabayun atau memverifikasi informasi yang beredar di media sosial.

Sebelumnya masyarakat Sumatera Barat dihebohkan oleh viral nya video Epyardi Asda yang beredar di _Instagram_, _TikTok_, dan _Facebook_.

Dalam video itu Epyardi mempertanyakan dari mana asal sekolah Mahyeldi yang diketahui pernah menjadi garin. Ia bertanya tentang hal itu karena tidak tahu.

Namun, video tersebut diviralkan dan digoreng oleh pihak-pihak yang tidak menyukai Epyardi dengan tuduhan bahwa Epyardi menghina profesi garin.

Hal itu tentu merupakan kampanye hitam terhadap Epyardi karena Epyardi tidak bermaksud seperti tuduhan itu. Menjelang pemilu seperti pemilu gubernur dan wakil gubernur, fitnah dan tuduhan terhadap bakal calon kepala daerah kerap terjadi.

Karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati mengonsumsi informasi agar tidak termakan kampanye hitam.(adr)