Soal Kebhinekaan dan Toleransi, Sumbar Terdepan Menjaga dan Merawatnya

oleh -1,620 views
oleh
1,620 views
Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumbar Muhayatul Chaniago pastikan Sumbar selalu terdepan menjaga dan merawat kebhinekaan dan toleransi, disampaikan pada Seminar Nasional kerjasaam Pemuda Muhamadiyah dengan Kemendikbud RI Jumat 24/11 di Padang. (foto: isa)
Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumbar Muhayatul Chaniago pastikan Sumbar selalu terdepan menjaga dan merawat kebhinekaan dan toleransi, disampaikannya pada Seminar Nasional kerjasaam Pemuda Muhamadiyah dengan Kemendikbud RI Jumat 24/11 di Padang. (foto: isa)

Padang,—Kebhinnekaan dan toleransi itu ibarat masak rendang. Bermacam-macam bumbu dicampur sehingga rendang itu menjadi enak. Kalau satu macam bumbu saja tentu tidak akan enak.

Begitu juga dengan bangsa Indonesia, bermacam-macam suku, bahasa dan budaya, yang hidup dengan damai di antara perbedaan yang ada di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Demikian disampaikan Staf Khusus Mendikbud RI Nasrullah saat menjadi narasumber di seminar nasional yang bertajuk kebhinnekaan dan toleransi, Jumat 24/11 di Hotel Pangeran City, Padang.

Seminar yang dibuka oleh Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit digelar PW Pemuda Muhammadiyah Sumbar bekerjasama dengan Kemedikbud RI.

Menurut Nasrullah, keberagaman yang ada merupakan potensi besar bangsa Indonesia.

“Tinggal bagaimana merawat perbedaan itu dengan mengedepankan tolerasi antar sesama anak bangsa,” ujarnya.

Sementara Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumbar Muhayatul menyampaikan, merawat kebhinnekaan dan toleransi itu telah menjadi bagian dari garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah.

Untuk masyarakat Sumbar, sebut Muhayatul, rasa kebhinnekaan dan toleransinya sudah tidak diragukan lagi.

“Walaupun situasi (politik) kadang memanas, tapi tidak pernah kita dengar konflik SARA di Sumbar,” ungkap putera Pesisir Selatan itu.

Dalam urusan kebhinnekaan dan toleransi, kadang di berbagai daerah di belahan Indonesia lain memang agak memprihatinkan.

“Tetapi di Sumbar, seakan telah menjadi rujukan bagaimana hidup dalam keberagaman dengan damai,”ujarnya. (rilise).