Soal SKB 3 Menteri, Febby Dt Bangso, Ayo Mas Menteri Nadiem Bedialog dengan Ulama dan Datuk di Sumbar

oleh -531 views
oleh
531 views
Febby undang Mss Menteri Nadiem ke Sumbsr berdialog soal SKB3 Menteri, SOP sekolah di masa pandemi hingga tambah quota bidik misi. (foto: dok)

Bukittinggi,—Gonjang-ganjing SKB 3 Menteri di Sumbar riuh di kasanah berita baik media mainstream, apalagi ranah media sosial. Bahkan MUI Sumatera Barat dan para Pemangku adat di Ranah Minang pun bereaksi.

Ketua Gerakkan Masyarakat Minang Peduli Pendidikan (GMMPP) H. Febby Dt Bangso akrab disapa FDB bahakan lewat media meminta sangat hormat Mendikbud Nadiem Makarim datang ke Sumatera Barat (Sumbar).

“Ayo mas menteri Nadiem datang ke Sumbar dan berdialog dengan para pemangku adat dan ulama yang ada di Sumatera Barat (Sumbar),” ujar.Febby Jumat 12/2 di Bukittinggi.

Febby Dt Bangso juga Pimpinan FDB Institute lebih jauh menjelaskan bagaimana kebijakan nasional ini bisa juga memperhatikan ruh dan jiwa lokal wisdom.

“Berdialog kita, dialog kekeluargaan, orang Sumbar menghargai diskusi dan dialog sebagai etnis yang sangat paham esensi demokrasi,” ujar Febby.

Mas Menteri Nadiem Makarim, Sumbar selama ini dikenal dengan daerah berbasiskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Karena filosofi itu tentunya para ulama dan  datuk adat di Sumbar berharap mas menteri bisa mempertimbangkan kembali SKB 3 Menteri untuk wilayah Sumatera Barat.

“Ini untuk menghindari gadub baru di saat  ekonomi sulit di zaman pendemi covid 19,” ujar Febby.

Prinsip dialog di Sumbar adalah saling memdemgar dan menghargai perbedaan pandangan.

“Kalau Mas Menteri Nadiem punya waktu datang ke Sumbar untuk berdialog. Saling mendengar antara mas menteri yang akan menjelaskan alasan penerbitan SKB 3 Menteri dan tentu saja masukkan para pemangku adat dan ulama di Sumbar bisa menjadi pertimbangan bagi mas menteri,”ujar Febby.

Kata Febby dia setuju soal SKB 3 Menteri yaitu SKB bernegara. “Tapi mohon jugalah memperhatikan masalah lokal dengan ke arifannya, karena itu jauh lebih penting,” ujar Febby.

Selain itu Febby juga berharap ada upgrade SOP Kegiatan Belajar Mengajar di masa Pendemi Covid-19, ini lebih penting ketimbang SKB 3 Menteri.

“Karena tujuannya mulia, demi siswa dan para guru bisa aman, sehat dan orang tua juga tidak was was melepas sang buah hatinya belajar ke sekolah,” ujar Febby lagi.

Setiap sekolah yang memulai belajar tatap muka tentu di saat pandemi ini harus melengkapi fasilitas sesuai Protokol Kesehatan. Seperti fasilitas cuci tangan , pembatasan jarak, pengukuran suhu dan banyak fasilitas lainnya.

“Meski semua itu sepele, namun bersekolah di masa pandemi harus wajib diperhatikan dan bagaimana langkah antispasi dengan penyemprotan desinfektan serta tindakan apa jika ada siswa atau guru yg terpapar covid 19 saat kegiatan belajar. Ini mesti jelas dan terbuka SOP-nya,” ujar Dt Febby.

Termasuk harapan Febby penambahan quota bidik misi, sebab pandemi covid-19 tak hanya menyasar kesehatan tapi berdampak pada ekonomi rakyat dan krisis pendapatan masyarakat terjadi di semua sektor kehidupan.

“Quota bidik misi perlu ditambah mas menteri, terutama untuk mahasiswa yang orang tuanya terkena dampak covid-19 dan tentu juga para Rektor bisa memberikan keringanan. Jangan sampai mahasiswa tidak bisa mendapat KRS karena terkendala belum membayar UKT-nya,” ujar Febby Dt Bangso. (rilis: gmmpp)